kamis jadi rapat sama dirjen PUM kemdagri bu? kamis siang saya dapat panggilan dari KI Jabar untuk mediasi dengan walikota bandung terkait dokumen yang dimintakan kepada mereka. mudah2an pedoman bisa beres tanggal 7. pagi ini saya ke kanayakan, nanti sore daya ke kliningan untuk mendiskusikan langkah2 mediasi...
makasih untuk mega meun, narasinya bagus banget, aku sampai merinding bacanya, begitulah kalau orisinalitas pengalaman bila dituliskan, selalu terkagum bacanya.ibu yanti udah upload ke blog kerlip yaa. terimakasih telah memberi pembelajaran cara keluar dari kegalauan dan membagi kebanggaan yang mega alami kepada kita, aku sendiri bangga...beberapa pelajaran yang aku ambil:
- selalu meyakinkan diri bisa, menghilangkan prasangka dan kekhawatiran diri bahwa saya tidak bisa melakukannya
- selalu mengkomunikasikan kondisi diri kita kepada rekan kerja untuk memastikan bahwa kegiatan bisa tetap berjalan - kalau dari pengalaman mega, bagaimana mega mengkomunikasikan kepada penanggung jawab (kak Dede dan Bu Yanti), sehingga Dede bisa langsung cari pengganti...dan ketika mega akhirnya bisa, mega pun bisa kembali gabung...
- sesuatu yang dianggap sulit (misal mendampingi guru bk), kalau dikerjakan dengan sepenuh hati dan langsung dikerjakan, bisa membuahkan kebanggaan dan selalu takjub akan hasil yang dicapai...kesulitan akan kita ketahui tidak sulit, ketika kita lurus mengerjakannya...
- semangaaaat ^_^
gak kalah seru dengan mega, Tias, Niar dan Devita masih semangat menyelesaikan buku panduan umum PRA yang diminta KPPPA di kamar sebelah setelah 6 jam menembus derasnya hujan di sore hari, begitu juga Kak Dede yang berjibaku dengan printer dalam menyiapkan material yang akan dibagikan kepada peserta. kalian memang orang-orang pilihan yang senantiasa gigih untuk menyelesaikan tanggungjawabnya. kalau aku sama wa dadang, masih sempat menikmati kehangatan selimut dan empuknya bantal hotel, mereka masih tetap saja semangat, walaupun dede sempat membenamkan setengah tubuhnya dibawah selimut karena teman kencanya si epson T100 gak mau ngasih biru...akhh..akhirnya waktu udah jam 3, dan aku belum juga bisa burning DVD karena materinya sangat terbatas dan DVD eksternalnya gak mau main sama si Lenovo... ya sudah akhirnya aku ikut naik disamping dede...tapi begitulah, aku ini masih saja belum berubah, ga bisa mengalahkan malas dan lebih memilih menemani kantuk...tapi ini aku lakukan supaya besok bisa lebih fresh..hehe alibi sebenarnya ini, begitulah kalau ngomongin diri sendiri, walaupun aku seneng mengapresiasi orang lain, tapi masih agak sulit mengapresiasi diri sendiri, hehe, harus banyak belajar ari anak-anak ni...perlahan mataku dibukakan oleh anak-anak SMP 11 untuk tak takut bermimpi, setinggi tingginya mimpi...dan sekarang aku dibukakan oleh adik-adiku di STKS untuk semangat dan terus bekerja...makasih yaa, kalian guru-guruku yang hebat...
aah, mari aku lanjutkan sedikit ulasannya...pagi itu bu yanti sudah mewanti-wanti untuk menyelesaikan Pers release, dan aku bergegas membuka dokumen-dokumen seknas sebagai bahan untuk pers release, dan dalam 10 menit pers release itu beres untuk di review bu yanti. karena sebenernya hanya mindahin beberapa hal yang ada dalam sambutan yang aku buat buat sestama BNPB yang dudah di benerin bu yanti. gak lama kemudian bu nia dan bu yanti. bu nia langsung membantu memasukan brief sekolah aman ke dalam goody bag BNPB. bu yanti langsung mengambil alih si Lele. seperti biasa bu yanti mengkoreksi kata per kata dan kalimat perkalimat, sambil mengyebutkannya. bu yanti selalu meminta agreement kepada yang buat dokumen awal untuk perubahan kalimat dari dokumen yang sedang dikoreksinya tersebut. dan aku inisiatif saja mandi karena udah jam 7 pagi ternyata. singkatnya aku dan dede bergegas ke bawah tanpa sempat sarapan, karena masih harus print sambutan buat pak Sugeng dan bahan materi yang akan dipaparkan pak Sugeng...Mas Lilik sempat kmentar, wah ini yang nanti akan dibacain, banyak banget yaa, katanya sampai 4 lembar, saya bilang engga pak , ini tiga lembar isinya, karena memang ada banyak hal yang harus disampaikan...sambutan tersebut aku sesuaikan dengan gaya sambutan pemerintahan, tapi tidak mengurangi substansi berupa kronologis perjalanan sekolah aman, pencapaian yang dihasilkan, upaya-upaya sinergi multi pihak dalam mewujudkan sekolah aman dan apresiasi terhadap pihak2 tersebut, sekilas tentang pedoman yang akan disusun dalam workshop ini, dan terkahir diisi dengan harapan2 terhadap peserta yang ikut workshop supaya tujuan2 workshop bisa tercapai...
pak Isman dari BPPT orang yang pertama kali datang, disusul dengan pak ardito dari unesco dan pak Sugeng, Deputi pencegahan dan kesiapsiagaan BNPB. Pak Ardito dan Pak Sugeng langsung ditodong sama anak-anak untuk foto bersama, bu nia, pak ardito, arlian, diandra, pak sugeng, bu yanti dan kak dede. seperti juru kamera gak pernah kebagian foto yaaa...hehe, gpp gpp (bari gondok we anger :D)...sambil print mas lilik mengingatkan untuk konfirmasi kehadiran pak Wamendik dan wamen PU...saya bergegas menghubungi Mas Yunan, Asisten Wamendik, dan ternyata pak Wamendik gak bisa hadir, karena dipanggil pak menteri untuk ngadep ke Pak Agung laksono, menkokesra...mas yunan ngabari kalau dari wamendik akan diwakili staff ahli, yaitu pak Hhanief. aku minta nomor pak hanief dan lewat sms Mas yunan ngaih nomor pak hanief. langsung aku tlp, dan ternyata udah deket di thamrin...sementara kalau wamen PU sedang perjalanan dari bandara langsung ke hotel millenium...dan pas masuk, eh tenyata sudah ada pak sugeng, dari staf pak Dardak, dia memeatikan acara dan mengabarkan bapak sedang dalam perjalanan....
singkatnya, acara dibuka oleh pak Sugeng dengan membacakan naskah yang kami sediakan...ditengah pembukaan pak Dardak dateng dan berlanjut langsung ke sambutan pak Dardak...acara mengalir saja dengan sendirinya mengikuti selera pembicara dan aku, di belakang mengamati peserta workshop dan ada yang mengejutkan, Kak dede membawakan roti dan tart dari depan...ini zam buat kamu, belum sarapan kaaan...ooooo sooo sweeeet, haha....sebenernya aku cuma mau nyampein ini aja, pagi itu Kak Dede perhatian banget, jadi terharu...haha :p, tos ah, bilih aya nu kembung pangamungna..haha :p...
singkatnya acara berjalan dengan perubahan2 spontan karena para pejabat itu nyelonong aja langsung ke depan, maklum wamen sama dirjen kali yaa, tapi bukan karena itu sih, karena memang kursinya di depan ada 3 dan pak sugeng kasihan kali sendirian buka acara, makanya 2 orang temannya langsung kedepan, bagian dari solidaritas..hehe...sambutan terus jalan dan aku seneng Kang zabonx ngasih film yang diedit untuk ditayangkan...mengapresiasi itu, aku langsung ngubungin teh novi dari BNPB untuk menyisipkan film sekolah aman setelah pak Dardak, biar wamennya liat...tapi eh ternyata pak Made, dirjen PUm Kemdagri ingin cepat2 ngomongin peran kemdagri di era otonomi daerah untuk mendukung implementasi sekolah aman, kekecewaanku karena film sekolah amannya ditunda diputar kebayar denagan pernyataan2 pak Made yang mengharuskan dirinya menghadiri acara ini karena merasa perlu membawa sekolah aman ini ke dalam agenda pengembangan otonomi daerah...bahkan di sesi selanjutnya Pak Sfafrizal stafnya pak Made, kasubdit pencegahan dan kesiapsiagaan bencana, menekankan lagi perlunya sekolah aman masuk dalam evaluasi kinerja pemda....
wooow, lompatan yang bagus untuk advokasi sekolah aman...begitulah cara kita menyebarluaskan konsep dan dampak dari program yang kita usung...selalu jangkau piranti dan sistem yang sudah terbentuk, kasih manfaat bagi lembaga dan personal pengambil kebijakannya dan dengan sendirinya mereka sendiri yang meminta memasukan agenda advokasi kita menjadi program mereka...syukur alhamdulillah, sampai saat ini kerlip senantiasa merasa berkelimpahan ketika gagasan2 terkait model pemenuhan hak pendidikan anak yang kita usung diadop untuk disebarluaskan dalam jejaring yang merkea punya...dan alhamdulillahnya lagi, puji syukur pada Allah SWT, kita senantiasa diberi kelimpahan untuk menyebar luaskan kepada siapaun tanpa takut kehilangan "hak cipta"....apa yang kita anut tentang konsep menebar kebaikan pada semesta, senantiasa kita pakai dalam menjalankan program-program lembaga...menurut saya ini hal baik yang jadi dasar makin berkembangnya gagasan dan praktek baik yang kita miliki yang akan dengan sendirinya mengembangkan lembaga yang jadi motor penggerak sekaligus perahu yang kita dayung dalam lautan dakwah ini, dakwah untuk memurnikan ketauhidan kita sebagai hamba Allah, khalifah di muka bumi. senang sekali ketika tiba2 kita tahu bahwa apa yang kita gagas dijadikan acuan oleh orang lain dalam mengembangkan karyanya, tanpa harus menyampaikan itu adalah karya saya/kami, kebanggaan itu muncul dan menjadi motivasi dalam mengembangkan inovasi-inovasi program lainnya...secara pribadi saya menghaturkan beribu terimakasih untuk bu Yanti, sebagai kakak, sahabat, guru, murid sekaligus Ibu bagi kami, yang senantiasa menjadikan kami teman dialog dan memberi teladan kepada kami untuk terus bekerja seoptimal kemampuan kita....bekerjalah seoptimal kemampuan kita tanpa harus khawatir dengan hasil yang akan kita peroleh....syukur ini saya haturkan juga buat sahabat kerlip yang senantiasa semangat, tanpa pamrih dan mau bersama-sama belajar dan mengembangkan diri, lembaga, masyarakat dan bangsa..aku tak lagi takut untuk bermimpi, bahwa aku adalah bagian dari orang yang menjadikan dunia kita lebih indah, damai dan aman, bahwa aku bagian dari sejarah yang membuat peradaban dunia lebih aman, peradaban IDAMAN...bagi saya ini adalah lecutan untuk terus bertarung, bukan hanya bertahan dalam kebaikan ini tapi juga berkembang danmenjadi penyebar kebaikan...semoga ini jadi bagian dari tahaddust binni'mah atau dalam bahasa kerennya mengapresiasi apa yang selama ini berjalan baik dalam diri dan lingkungan kita....
wah, jadi melebar yaa dari seminar jadi ngomongin apresiasi, tak apalah, mari kita lanjut...acara dilanjutkan dengan konfrensi pers, walau gak banyak wartawan yang meliput, kegiatan ini jadi ajang bagi sahab kerlip, devita murni yang dengan antusias mengikuti konfrensi per ini...Devita yang kemudian tertarik menjadi seorang jurnalis saat secara langsung menanyakan perihal penerapan sekolah aman dalam rehabilitasi madrasah kepada para pejabat, eh pelayan publik ini...ngomong2 tentang pelayan publik, para staf di BNPB terlihat sudah waswas karena wamen sudah terlalu lama di depan, karen asetelah wamen PU menyampaikan sambutannya, pak Made lumayan panjang menjelaskan otonomi daerah kaitannya dengan penerapan sekolah aman, sitambah lagi, pak wamen ditahan sejenak untuk mendengarkan para wartawan dan peserta workshop...bagi kami ketidaknyamanan ini harus dibiaskan untuk membiasakan para pelayan publik di level apaun untuk lebih lama melayani daripada dilayani.salah satu target kami juga dalam gerakan keluarga peduli pendidikan ini adalah memposisikan para pejabat di pemerintahan ini sebagai pelayan publik, mendekonstruksi pandangan dan prilaku masy terhadap pelayan publik, atau dalam bahasa bu yanti mereka itu adalah public servant.
Hal ini bukanlah bentuk arogansi kita terhadap para pengambil kebijakan tersebut, tapi ini menjadi wujud nyata dalam menerjemahkan peran kita sebagai khalifah di muka bumi ini. ini adalah dasar gerakan kepedulian yang lain, dimana kita menghargai status kekhalifahan kita dengan menempatkan orang sebagai lain sebagai khalifah, wakil Allah di muka Bumi. seperti kita ketahui, Allah tak pernah tidur, tak pernah berhenti mencipta, dalam bahasa lain apa yang Allah kerjakan itu semuanya untuk makhluknya. nah, kalau kita bertindak sebagai wakil Allah di muka bumi, maka yang kita kerjakan juga harus senantiasa memberi manfaat bagi makhluk Allah, dalam bahasa yang lebih sederhana lagi adalah apa yang kita kerjakan adalah melayani makhluk bumi dan makhluk Allah lainnya. Nah kalau kita sepakat dengan term itu dan kita masukan term itu dalam kehidupan sosial, bermasyarakat dan bernegara...maka kondisi yang akan muncul adalah "status kita di muka bumi adalah saling melayani satu sama lain"...apalagi sebagai pelayan publik yang memperoleh penghasilan dari pajak, dari masyarakat, atau dalam terminologi zakat, pelayan publik itu berhak akan seperdelapan zakat yang mereka kelola....jadi ketika ada pelayan publik yang masih ngoyo ingin selalu dilayanai rakyatnya, tugas kita sebagai wagra negara dan hamba yang sadar akan ketauhidan kita sebagai khalifah adalah mengingatkan mereka dan mengajak mereka untuk senantiasa melayani....jadi jangan bagi adek-adekku di STKS, tugas mulia sekali sebagai peksos dan pelayan publik, karena hakikatnya kita adalah pelayan satu sama lainnya...ketika pelayanan2 itu berjalan harmoni, maka kesejahteraan, keadilan dan nilai asasi lainnya niscaya akan tercapai. dengan konsep yang saya fahami ini, maka saya senantiasa mengingatkan diri saya sendiri untuk menjadi pelayan bagi sesama dan lebih luas lagi menjadi pelayan bagi semesta.....
eh eh, kok kepanjangan yaa, kita lagi ngobrolin workshop pedoman penerapan sekolah aman dari bencana...udah sampai mana yaa..oh iya konfrensi pers dan kegundahan para staf eselon, 2, 3 dan 4 BNPB karena pak wamennya terlalu lama menghadiri acara mereka... saya termasuk orang yang masih bangga bersandingan dengan "orang2 gedean". istilah "orang2 gedean" aku dapet dari sms adekku di STKS, ".....bsok2 Ada acra ini lg aq ikt ya, jd co fasilitator jg gk pa2, aq pgen jd fasilitator org2 gdean"...hayooo siapa yang sms itu ngacung, hehe, maaf ya dek aku tulis disini. aku seneng banget dapet sms itu, mulia sekali nak ingin jadi fasilitator mereka2 yang para pengambil kebijakan, yang kemanfaatannya bisa dirasakan oleh orang banyak. Yuk bareng2 belajar, memfasilitasi para pelayan publik supaya melayani lebih baik kepada masyarakat dan bangsa...wooow, bukankah itu hebat...Yuuuk mariii, siapa yang mau ikut belajaaar :D...
nah, acaranya sendiri dilanjut dengan sesi kedua yang dimoderatori oleh bu nia, yang bicara sekarang adalah para penyusun draft pedoman dan pelaksana pedoman penerapan sekolah aman dari bencana ini. dimulai dengan pak Dedy dari PU yang menceritakan bagaimana bangunan aman terhadap gempa dan apa yang dilakukan PU ini. dilanjut dengan Pak Supryono dari sesditjen dikdas yang mengurusi kebencanaan dan rehab SD SMP. dilanjut bu Ida, kasubdit sarpras kemenag yang menjelaskan proses rehab madrasah di kemenag. konten ketiganya merupakan program pemerintah dalam menuntaskan rehabilitasi ruang kelas rusak berat pada tahun anggaran 2012. nah selanjutnya adalah bu yanti dan Bodro, dua orang ini adalah para pengusung draft pedoman yang dibahas dalam workshop ini. bu yanti menyoroti mengenai gera shiaga, yaitu gerakan aman sehat hijau inklusi bagi anak dan keluarga...bu yanti cuma membahas 2 slide, slide pertama tentang 4 prinsip hak anak yang harus jadi dasar dalam penerapan sekolah aman ini, slide ke dua menjelaskan flowchart beserta kebutuhan pembinaan teknis dan yang dilakukan oleh PU, PT, SMK, dan GSB. cukup singkat tapi fokus. bodro, panelis terakhir menjelaskan mengenai pelaporan elektronik yang bisa dipakai dalam penerapan sekolah aman dari bencana terutama untuk melihat kebutuhan, progres dan monev sekolah aman. waktu sudah menunjukan pukul 13.00 dan ada 2 pertanyaan diajukan kepada para panelis. pertama dari pak Medi terkait usulan keluaran pedoman ini, apakah sebagai pedoman atau panduan? siapa yang mengeluarkan dan sasaran penggunanya siapa. kedua dari pak Syafrizal terkait usulan sekolah aman dimasukan sebagai evaluasi kinerja pemda....terkait dengan siapa yang mengeluarkan pedoman ini, ada saling lempar antara BNPB dan kemdiknbud, Pak sugeng menyampaikan ini akan jadi permendiknas dan pak Supryono ini akan menjadi perka BNPB, karena urusan kebencanaan ada di BNPB tapi pak Dedi menengahi dengan mengusulkan kemdikbud yang mengeluarkan dan kemenag mungkin...
sekilas gambaran saya tentang pedoman ini, sekolah aman merupakan isu lintas sektor yang menghubungkan beberapa kementerian teknis untuk mengadaptasi kebijakan yang mereka buat dengan standar sekolah aman ini yang dimuat dalam pedoman ini...pedoman ini akan menjadi pedoman komplemen atau penguat dari mekanisme yang berjalan di K/L. makanya diperlukan adanya pemilahan tanggungjawab dan kewenangan atau yang biasa disebut tupoksi. Nah, bagaimana sekolah aman ini dapat diintegrasikan dalam tupoksi masing-masing K/L tersebut. Upaya yang dilakukan seknas sekolah aman sekarang ini adalah mendorong masing-masing K/L untuk mengeluarkan NSPK tentang sekolah aman. ini memerlukan energi yang cukup besar karena ibarat pedagang di sebuah kampung, seknas ini menjajakan sekolah aman ke kementerian2, tapi dengan bekal portofolio advokasi dan jejaring yang seknas miliki, jajanan tersebut gak harus dijajakan sendiri oleh kita, seknas menghubungkan antar kementerian untuk menjadikan seklah aman ini sebagai dagangan bareng, bikin pasar bareng, dan ini berhasil didorong oleh seknas, setidaknya ada beberapa kementerian yang sudah dihubungkan, yaitu Kemdikbud, kemenag, kemPU, BNPB, KPPPA, kemkes dan Kemdagri.... kedepannya seknas sekolah aman ini harus mendorong pasar yang bisa digarap bareng, bentuk kerja barengnya yang cocok untuk sekolah aman ini adalah SKB antar kementerian. tahapan ini tentunya butuh waktu yang panjang, tapi dengan progres yang dihasilkan seknas sekarang ini, sebenarnya tinggal memanggil saja peran masing-masing K/L yang sudah dijangkau seknas dan jejaringnya untuk duduk bersama merumuskan ulang SKB tersebut, mungkin judulnya revisi SKB UKS plus...nah, gayung bersambut, kemdikbud melalui sesditjen dikdas sedang melakukan revisi UKS, ini adalah momen yang pas untuk melakukan pengintegrasian sekolah aman ke dalam program dan mekasnisme K/L/D/I. jadi memang bridging yang dilakukan seknas untuk menghubungkan antar kementerian bisa ditindak lanjuti dengan upaya konkrit penyusunan revisi SKB 4 menteri...
wah panjang lagi ni, tadi kita lagi ngobrolin sekolah aman yaa, status pedoman ini sebenernya seperti apa. nah, setelah istirahat makan, aku cek out kamar temen2...dan pas mau naik lift papasan dengan pak hanief, staff ahli yang mewakili kemendikbud. saya sempat ngobrol sebentar dengan pak hanief, intinya kalau pedoman ini sudah jadi, tinggal diajukan saja ke kemdikbudm, nanti launchingnya di kembdikbud, Pak hanief minta saya menyampaikan ini ke Pak Sugeng...ok Pak hanief dengan senang hati akana kami sampaikan. bahkan kami rencanakan tanggal 7 revisi pedoman dari hasil workshop ini akan dibawa ke wamendik..kemudian tanggal delapannya akan dibawa ke dirjen PUM sebagai bahan masukan untuk penerapan sekolah aman ini di daerah dan diajukan juga sebagai salah satu komponen evaluasi kinerja Pemda...mudah2an jalannya dipermudah, demi kepentingan terbaik anak....
nah sesi selanjutnya adalah diskusi kelompok, bu yanti mencamtumkan tiga fasilitator, yaitu kang Oya, dede dan saya sendiri. sambil makan siang, dede dan kang oya menghampiri, kumaha ieu teh teknisna? saya bilang review dari dokumen saja, sesuai dengan yang tertera dalam jadwal, Oya untuk penulisan, dede untuk monev partisipasi dan aku kebaikan gerakan Shiaganya. dede sempet bingung mau ngapain dan sempet menyerahkan fasilitasi kepada bu yanti, tapi dengan gayanya yang khas dede tak bisa menolak untuk jadi fasilitator (hehe, keep fight de. chayoooo pati bisaa). mungkin ini untuk pertamakalinya bagi dede memfasilitasi di acara yang diadakan kerlip dengan kementerian, bener ga de...tapi hebat bagi dede, berani. dan aku ngusulin aku di monev saja, karena dede kan yang dampingi SMP 11 supaya benar2 dede bisa menuntun diskusi sebagaimana dia fasilitasi GSB di SMP 11. proses diskusi cuma sebentar, sekitar satu jam, tapi itu tantangan bagi fasilitator untuk mengarahkan obrolan ke jalan yang benar, apalagi dengan peserta yang baru menerima draft dan belum sempat membaca, ini adalah keuntungan juga sekaligus tantangan. keuntungannya karena kita bisa memberikan informasi dan progres sehingga jalan diskusinya mudah, tantangannya frame berfikirnya belum sama, ada banyak istilah yang dipahami berbeda...ini pembelajaran juga bagi kita untuk menyiapkan draft panduan diskusi, supaya waktu yang dimiliki lebih efektif...ok deh, ini PR buat kita semua, eh buat aku deng ..hehe :D
di kelompok aku lumayan lama untuk menyamakan persepsi tentang pedomannya sendiri, secara aku juga belum terlalu paham seluk beluknya, masih baca sekilas2, tapi karena proses penyusunan bukunya juga hasil diskusi, jadi sedikit banyak tahu....kalau dari kerangka monev...karena sekolah aman ini isu Antar K/L/D/I...Proses penerapan sekolah aman ini adalah bagaimana mengintegrasikan sekolah aman ke dalam mekanisme yang berjalan di K/L. inilah poin yang dimonitoring....maka kami menyusun tupoksi masing2 K/L/D/I dan melihat bagaimana integrasi sekolah aman ke dalam tupoksi mereka. proses integrasi inilah yang dimonitoring, juga proses hasil integrasi yang menjadi program masing2 K/L/D/I. sayang dari kemdikbud tidak ada yang hadir,. kami cuma Kerlip, BNPB dan Kemenag. tapi so far cukup memuaskan lah....
nah tiba saatnya presentasi masing2 kelompok...presentasi berurutan dari kelompok 1, 2, 3. kang oya menyampaikan bagaimana perubahan yang diusulkan oleh kelompok. yang saya tangkap perubahannya dalam judul dan tata letak bab. bab gerashiaga di usulkan untuk dijadikanlampiran pedoman. gerashiaga merupakan praktek baik, bagaimana upaya pengurangan resiko bencana dilakukan di sekolah. keumuman masih menganggap praktek baik cukup jadi lampiran saja. ini juga yang terjadi saat saya dan bu yanti menyusun pedoman kebijakan pendidikan ramah anak. praktek baik selalu dibilang terlalu teknis dan sangat subjektif mengangkat pelaku praktek baiknya....mungkin aini belum umum terjadi dalam pedoman yang disusun oleh kementerian tapi suatu saat ini jadi hal yang lumrah dan jadi rujukan. mengingat apa yang kita kerjakan terkait panduan ini adalah meramu berbagai praktek baik, merumuskan langkah generalnya, kemudian disusun kepingan puzle praktek baik dan konsep2 umum menjadi sebuah pedoman yang melibatkan lintas K/L...nah, dasar berpikir inilah yang ingin kita sampaikan kenapa praktek baik ini selalu kita masukan dalam batang tubuh pedomannya. masih ingat mikro makro bridging, yaa itulah gambaran ruang lingkup advokasi yang kita lakukan, begitu juga dalam sekolah aman, 3 lingkup tersebut selalu kita pakai....Mikro, Makro, Bridging...pendekatannya adalah aktivasi sumberdaya dan mendorong pemenuhan standar universal...karena standar2 universal yang dipakai, maka dengan mudah instansi yang berbeda tupoksi bisa duduk bareng meruskan sekolah aman...
ok, sekarang giliranku, aku sudah menulis beberapa catatan dalam word, tapi berhubung LCDnya sudah diberesin maka cukup cuap2 saja...seperti yang aku jelaskan sebelumnya, aku membahas monev partisipatif, hasil diksusi menunjukan kebutuhan adanya bab tersendiri tentang Monev, karena butuh tahu tujuan monevnya apa, hasil yang diharapkan dari monev ini seperti apa, kemudian, komponen yang di monevnya apa saja, pelaksana monev, proses monev, budgeting monev sampai pada instrumen monevnya sendiri...tambah satu lagi yang sebenernya gak ada dalam diskusi, cuma insight aja di pikiran saat presentasi, yaitu hasil monev ini akan digunakan untuk apa? saya hubungkan dengan usulan pak Syafrizal tentang pengintegrasian sekolah aman kedalam evaluasi kinerja spemda, juga evaluasi diri sekolah untuk level mikronya...
dan inilai yang ditunggu2, penyampaian hasil diskusi terakhir oleh kelompok 3 tentang gerashiaga...semua tepuk tangan saat Arlian dan diandra maju kedepan...dengan suaranya yang khas dan intonasi ajakan yang memukau, arlian membuat para peserta workshop berdecak kagum, jalinan kata yang keluar dari mulut arlian begitu runut, sistematis dan analistis, dan paparannya selalu induktif, sebab akibat dan kadang jalan pikir yang tidak kita duga, dalam bahasa saya arlian itu jauh diatas harapan...nah, sahabat kerlip, tak kalah dengan Arlian Puri, adalah ketua OSIS gaul dari SMP11 yaitu Diandra, anak yang ikut ekskul dance ini selalu energik ceria dan memawa suasana semarak. dengan cara berpikir sistemik, diandra menjelaskan jalin kelindan antar organisasi yang ada di Sekolah, Diandra menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh masing-masing organisasi tersebut dalam upaya pengurangan resiko bencan di sekolah...mereka berdua menjelaskan ada banyak cara menyampaikan pesan dan cara berlatih kesiapsiagaan yang asik, bisa dengan menyanyi, menggambar, latihan drama, dan lain-lain...ditangan mereka, pengurangan resiko bencana menjadi aktivitas yang mengasikan dan sperti kata Arlian, mereka menggabungkan diri dalam GSB, gerakan siswa bersatu dimana GSB terdiri dari pimpinan lima ekskul yang berbeda-beda. mereka secara rutin bersama2 belajar tentang cara penanggulangan bencana versi anak-anak. kenapa anak, kata Arlian, kalau guru itu sedikit, paling satu guru ngehandel satu kelas, tapi kalau anak-anak itu akan banyak dan lagi kalau sama anak-anak itu mudah dimengertinya, anak GSB itu jadi tutor sebaya bagi temannya. dan lagi karena anak GSb terdiri dari berbagai ekskul yang berbeda, ada dari PMR, Pramuka, KIR, PPLing, dan KKR. misalnya kalau terjadi gempa anak-anak GSB yang menjadi ketua PMR menggerakan teman-temannya untuk memberikan pertolongan pertam kalau ada yang luka, anak pramuka bisa menggerakan pasukannya untuk menunjukan jalur evakuasi ke tempat yang aman. ada juga PPLing yang menjaga suaya pasca gempa itu lingkungan tetap terjaga sdengan baik, nah kalau di KIR lebih banyak mengembangkan model kampany sebelum terjadi gempa, bagaimana simulasi yang asik, belajar penangguklangan bencana yang mengaskan. dan tahukah kalian, semua peserta tak henti berdecak kagum saat arlian dan diandra menyampaikan hasil diskusi kelompoknya...tepuk tangan riuh dan senyuman lebar para peserta menyertai langkah Arlian dan Diandra ke kursinya masing masing...
naaah, sampailah kita di penghujung acara, pembawa acara juga menyampaikan kekaguman kepada arlian dan diandra, pembawa acara mengajak kita untuk tetap semangat seperti mereka, walau kita sudah tua semangat harus tetap muda. pembawa acara meminta Pak Roby Kapus penilaian resiko untk menutup Acara. sambil berjalan melewati arlian dan diandra, pAk Roby dengan senyum bangga menepuk nepuk punggung arlian, sapaan kebanggaan seorang ayah, orang dewasa terhadap anak2 hebat ini. dalampembukaannya, Pak Robby menyampaikan baru pertama kali ini dia mengikuti acara penanggulangan bencana dimana anak menjadi fasilitaor dan sekaligus narasumber. kitapatut bangga dan bersyukur ternyata masa depan bangsa ini cerah dengan kehadiran-anak-anak hebat seperti kalin, pak Robby terus menyampaikan kekaguman dan menyampiakn bahwa anak diharapkan menjadi fasilitator dalam pelatihan pengurangan resiko bencana. hhhmmm, pasti banyak anak-anak seperti arlian dan diandra yang jauh diatas harapan memukau orang dewasa dengan ajakan-akan yang menyentuh, runutan bahasa yang sistematis dan tentunya kepolosan anak yang tanpa pamrih, tanpa banyak kepentingan. terimakasih nak sudah menjadi bagian dari generasi penerus bangsa yang membuat peradaban kita menjadilebih aman, memanjangkan harapan akan perubahan masa depan yang lebih baik....
keriuhan itu pun berlanjut dengan ramah tamah saat pembawa acara menutup dengan wassalamualaikum. semua peserta pulang debnan wajar ceria, melihat closing yang memukau dari anak2...pencapaian anak ini tidak terlepas dari sosok pendmping, guru sekaligus sahabat bagi anak2, itulah Bu Nia...tentang bu Nia sendiri, waaaaw...hebat pokoknya, (makasih bu NIaa semangatnyaa :)...nanti ya, ulasan tentang bu nia, hehe jadi katyak reportase gini yaa, gpp ah, namanya juga narasi...dan kami pun bercanda ria sepanjang sesaat sebelum berpisah..munculnya sosok idola, Kak bisma makin mempererat hubungan dan kedekatan kita...to all sahabat kerlip, makasih yaa atas kebersamaan selama ini..ayoo bergerak demi kepentingan anak, generasi penerus bangsa... yuuuk gera Shiaga Yuuuk.. ^_^
waduh, jadi narasi gini yaa, tadinya gak niat bikin narasi hanya meneruskan email panggilan dari Komisi Informasi Daerah jawa Barat perihal mediasi terkait keberatan yang aku ajukan kepada walikota (atasan kepala dinas pendidikan) karena tidak memberikan informasi yang aku minta ke mereka. mediasi adakn dilaksanakan kamis 8 maret 2012 jam 11.00 - 12.00. doakan yaa, hehe ^_^
segitu dulu yaa, sekarang mau ke kanayakan ni, beresin panduan umum pendidikan ramah anak dan proposal lengkap buat plan...
haturnuhuuuun, gera shiaga yuuuuk! ^_^
salam
Zamzam Muzaki SM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar