Selasa, 08 November 2011

Pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu di Sekolah Di SMA/K Bhakti Nusantara

Kecamatan Arjasari - Kabupaten Bandung

Perihal : Pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu di Sekolah

Time : Minggu, 23 Oktober 2011 pukul 14.30wib-17.00wib

Person : Yanti Sriyulianti (Penanggung Jawab), Joko Setiawan (Admin Tim Arjasari), dan Laily Nurseha (Pendamping Tim Arjasari), Dede Sunarya

FASILITATOR (Bu Yanti KerLiP)

AKU TAHU (Diisi oleh anak-anak peserta):

· Pentingnya kesadaran kita akan bencana (Sri)

· Penjelasan tentang Penanggulangan Bencana (Desti)

· Pentingnya penanggulangan bencana (Revisa)

· Pentingnya melestarikan alam (Selvia)

· Pentingnya tentang penghijauan (Revisa)

· Pentingnya akan kebersihan (Nova)

· Keterangan tentang pentingnya lingkungan sekitar (Asep Supriatna)

· Ciri-ciri sekolah aman (Yogi)

· Pengurangan Risiko Bencana (Asep Somantri)

· Pemahaman mengenai sekolah aman (Pujo)

· Cara menanggulangi bencana dengan baik dan benar (Sukirman)

· Cara antisipasi bencana (Tedi)

· Bencana itu dapat dicegah (Wawan N)

Bencana è Kejadian mengancam, tidak diinginkan, merugikan. Sesuatu yang membuat takut, tiba-tiba. Mengancam manusia, lingkungan hidup, harta benda, rumah, mental sekolah. Tidak diinginkan.

Bahas sekolah aman è Penanggulangan sekolah-sekolah yang terkena dampak bencana

Peran penting komunitas/lingkungan è DPR, Kemendiknas, BNPB

Penjelasan tentang bencana

Pengetahuan dan Tindakan

AKU TAHU è

1. Penghijauan

- Bawa kaleng bekas diisi tanah gembur, biji cabe, tomat, dll

- Proposal à Penghijauan à Bibit

- Cari buku tentang pembibitan

- 1 pohon memenuhi oksigen untuk 2 orang

- Study banding ke SMPN 11 Bandung

2. CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

Gentong, ember bekas, dilubangi + paralon, pancuran

3. Styrofoam à Daun Pisang

4. Pemilahan sampah

Kaleng bekas, tong, ditandai (Organik alias makanan dan minuman, Kemasan atau tetrapack, botol)

5. WC

Untuk laki-laki dan perempuan terpisah, dibuat kesepakatan.

6. Galon minum

Bencana

Bencana dapat mengakibatkan hilangnya nyawa. Kelompok rentan dalam bencana antara lain:

· Anak-anak/balita

· Lansia/manula

· Ibu hamil/menyusui,

· Orang berkebutuhan khusus (cacat)

· Penderita HIV/AIDS, dll. Mereka semua membutuhkan perhatian khusus.

Kemampuan/Kapasitas

Risiko adalah Kerentanan dikali Ancaman kemudian dibagi dengan Kapasitas

Pengurangan Risiko Bencana

Strateginya adalah dengan meningkatkan kapasitas. Ada UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah mereka yang belum sampai usia 18 tahun termasuk yang masih berada dalam kandungan. Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) di tahun ‘90-an. Prinsip hak anak:

1. Non diskriminasi

2. Kepentingan terbaik anak

3. Hidup, tumbuh, dan berkembang

4. Didengar pendapatnya

Sekolah Aman

Terbagi atas tiga hal pokok:

1. Kesehatan – takut – 3 bulan

2. Keselamatan – 6 jam – SAR - PMR

3. Kemanan – Mitigasi – Struktur

Kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Aman. Kampanye dan Advokasi menerapkan Sekolah Aman.

Nyawa è Perut. Makan, minum, mandi, gosok gigi, sabun

Logistik è Air bersih, hygiene kit, family kit, rumah hunian, water, pakaian dalam, sanitation, dll

Skala Bencana

#01 Aset I: Nyawa

Diri, Keluarga, Pacar. Manusia menghabiskan 5,1 Milyar/bulan untuk: O2, N2, Hewan

#02 Aset II: Infrastruktur/rumah

Harta dan benda. Komunikasi, transportasi, puskesmas, jalan, jembatan

#03 Aset III: Finansial/keuangan

Pasar/mall, sawah, kebun, bank

#04 Aset IV: Lingkungan/ Sumber Daya Alam

$05 Aset V: Sosial Budaya

Sekolah dan tempat ibadah

#06 Aset VI: Kebijakan/peraturan

Kantor, Perpres, Aturan

Pelembagaan

Penghijauan : Mengumpulkan kaleng bekas/ Polybag dengan mewajibkan ada perwakilan dari setiap kelas

Koordinator: Sri, Asep Somantri dan Selvia mengumpulkan polybag

Langkah II: Membuat proposal bibit hijau

Koordinator: Tedi, Nova, dan Sukirman

Langkah III: Mengakses Buku Pembibitan

Koordinator: Wawan, Desti, dan Asep Supriatna

Study Banding by Pujo A dan Yogi

Pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu di Sekolah SMA/K Bhakti Nusantara

KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG

Judul Kegiatan : Pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu (GSB) di Sekolah

Waktu : Minggu, 23 Oktober 2011 pukul 14.30wib-17.00wib

Peserta : Siswa-siswi SMA/K Bhakti Nusantara

Tim KerLiP : Yanti Sriyulianti (Penanggung Jawab Program), Joko Setiawan (Admin Tim Arjasari), dan Laily Nurseha (Pendamping Tim Arjasari), Dede Sunarya

Kegiatan:

MOV016

Bu Yanti: Satu orang satu aja, pentingnya kesadaran tentang, ih hurufnya bagus. Boleh yang satu lagi di sini kok, dari, dari sana, aaa yang laki-laki di sini boleh. Ayo ayo ayo, yang laki-laki, terus. Ayo, cepet-cepetan, cepet-cepetan. Siapa cepet, yang selesai duluan. Jangan saling ngasih tahu, apa yang kalian ketahui dulu saja. Jangan ngasih tahu, apa yang diketahui oleh diri sendiri. Kamu tahu tentang apa Sayang? Jangan terlalu jauh, kasian temennya. Ayo temannya. Ayo ayo ayo, bantu-bantu. Aaa bantu temannya boleh.

MOV017

Bu Yanti: Temennya ayo bantu. Ada temennya supaya lebih cepet? Tahu apa? Ok. Temennya yang perempuan mau nulis apa?

MOV018

Bu Yanti: Ahaaaa, aku tahu. Kalo kamu? Aku tahu lowh asyiknya jalan sama kamu, asyik. He he he. Boleh kan? Iya donk. Ayo ayo ayo. Owh udah, siapa yang belum? Apa? Kalo ga dapat apa-apa ga papa, duduk, nanti aaa. Ga tau apa-apa kan? Ayo cepet. Ini nich, ga usah lihat yang lain. Sama juga ga papa. Ayo ayo ayo, tambahkan yang barisan di selahnya. Karena lebih banyak laki-laki jadi, yang laki-laki lebih banyak.

MOV019

Bu Yanti: Ada lagi? Ada tambahan? Cukup? Cukup? Kegiatan yang sudah dilakukan apa aja sich? Aaa, pertama apa dulu? Pergi dulu ya kemarin ya? Ngapain sich pergi kemarin?

Siswa (Asep I): Ya pembahasan tentang sekolah aman itu, terus rencana-rencana bencana-bencana di sekolah gitu.

Bu Yanti: Owh gitu ya. Jadi kegiatan pertama apa? Datang ke Jakarta ngapain itu?

Siswa (Asep I): Ya itu kan, ada penjelasan mengenai sekolah aman.

Bu Yanti: Bahas sekolah aman gitu ya. Sekolah aman. Sama apa tadi?

Siswa (Asep I): Aaa, penanggulangan sekolah-sekolah yang terkena bencana.

Bu Yanti: Aaa, penanggulangan . . .

MOV01A

Bu Yanti: Sekolah-sekolah yang terkena bencana. Dampak lah ya. Dampak bencana. Sri apa Sri? Yang Sri temukan?

MOV01B

Bu Yanti: Yang peran penting kementerian atau lembaga itu ya. Kemarin kemana aja sich?

Siswi (Sri): Ke Kantor DPR, Mendiknas, Kemdiknas, BNPB . . .

Bu Yanti: DPR, Kantor Kemdiknas, BPBP ya. Ada yang sudah tahu . . .

MOV01C

Bu Yanti: Ngapain waktu pertama kali itu?

Siswi: Tentang bencana . . .

MOV01D

Bu Yanti: Penjelasan, tentang bencana, eh salah . . . Aaa, ok, sebentar. Aaa, ada yang tahu bencana itu apa? Bencana? Satu-satu, satu-satu, angkat tangan?

Siswa: Bencana itu adalah kejadian yang mengancam

Bu Yanti: Kejadian yang mengancam, terus apa lagi? Dan tidak diinginkan. Bencana, kejadian yang mengancam, tidak diinginkan, terus, merugikan. Tidak diinginkan, merugikan, apalagi? Merugikan siapa? People. Merugikan, terus apa lagi?

MOV01E

Bu Yanti: Yang ketemu Bu Lily selain Sri siapa? Siapa, Novi? Nova?

Siswi (Nova): Iya.

Bu Yanti: Aaa, waktu ketemu dengan Bu Lily, kan penjelasan tentang bencana, apa katanya tentang bencana itu?

Siswi (Nova): Suatu . . .

MOV01F

Bu Yanti: Yang terjadi yang membuat kita apa?

Siswa-Siswi: Takut, trauma . . .

Bu Yanti: Takut, trauma, terus apa lagi, seram? Seeeraaaammmmm . . . he he he he. Terus apa lagi. Siapa yang mau bantuin nulisin, siapa?

MOV020

Bu Yanti: Takut, seram, trauma, terus apa lagi? Merusak, datangnya tiba-tiba, merusak alam, mengancam manusia, iya tadi itu mengancam manusia belum ditulis ya? Apalagi mengancam manusia, selain manusia? Hewan, lingkungan hidup, apalagi? Cepet-cepet, rumah, terus apa lagi? Harta benda, peristiwa yang mengerikan. Howww banyak sekali ya. Jadi tahu nya banyak sekali kan? Alhamdulillah. Sudah ya? Kita tahu sekarang ya? Kalo ditanya bencana itu apa sich? Suatu kejadian yang datangnya tiba-tiba, tidak diinginkan, mengancam kehidupan siapa tadi? Manusia, hewan, lingkungan alam, lingkungan hidup. Merusak apa tadi? Rumah, harta benda, mental kita . . .

MOV021

Bu Yanti: Tempat ibadah. Terus kalo kita transaksi jual beli itu dimana?

Anak-anak: Pasaaarrr . . . .

Bu Yanti: Di mall kali. Terbiasa di mall, masak di pasar. Pasar juga bisa rusak ya? Nah, kalian, sekarang siapa yang tidak punya HP? Semuanya punya ya? Ketika ada bencana, yang paling sulit itu biasanya terisolir. Ya, kita tahu di sekeliling kita banyak yang bergelimpangan tapi kita tidak bisa menghubungi siapa-siapa kan? Itu juga aset buat kita ga kalo gitu? Iya. Selain fasilitas HP apa lagi? Berikutnya? HP, media komunikasi tadi. Terus kalo kita naik gunung misalnya, padahal rumah kita di kota gitu. Ternyata jalurnya terputus, itu aset apa yang, fasilitas apa yang tertutup? Transport. Transportasi sama infrastrukturnya ya. Jalan, jembatan, soalnya ada kejadian di tempat dampingan kita di Cihea, itu meskipun deket ke Ciranjang, tapi karena terpisah oleh sungai, terus tiba-tiba jembatannya ambruk, itu sampai, berapa ya, tiga puluh hari tidak bisa ini, dan mereka harus cari makanan seadanya, di sekeliling itu gitu. Sehingga dibuatlah program untuk kedaulatan pangan, agar kalo terisolir mereka masih bisa hidup. Ya, yang paling mengerikan kalau terjadi bencana itu apa sich?

Anak-anak: Banjir . . .

Bu Yanti: Aaa, tapi yang paling terasa dampaknya bagi kita itu kalo kehilangan apa?

Anak-anak: Kehilangan keluarga. . . .

Bu Yanti: Keluarga itu apanya yang hilang?

Anak-anak: Anak, cucu, nyawa . . .

Bu Yanti: Biasanya, skala bencana itu, biasanya ini ya belum tentu benar. Biasanya disebut bencana itu berat, ringan, karena ini, masalah nyawa dulu, karena ini tak tergantikan.

MOV022

Bu Yanti: Seperti yang telah disampaikan kemarin. Karena ibu dari Farmasi, jadi ibu seneng membandingkan apa-apa itu dengan obat, dengan sesuatu yang ibu pelajari sendiri ya. Setiap hari, kita itu ternyata minum, bukan minum, menghirup udara terdiri dari minimal apa, yang bersih? Oksigen, mengikat air degan nitrogen, kemudian untuk tanaman kan nitrogen ya. Maksudnya tanaman yang kemudian menghasilkan oksigen untuk kita kan? Itu ternyata ketika dibandingkan dengan kalo kita beli per liter itu berapa sich per liter itu? Sehari itu berapa liter setiap orang menghirup udara oksigen dan nitrogen. Nanti jangan bilang kalian miskin ya, kalo dirupiahkan, setiap orang itu menghabiskan sebesar 5,1 Milyar per bulan. Ini hanya untuk beli oksigen dan nitrogen. Ga ada yang miskin kan? Tuhan sudah memberi bekal itu, malu kalau kita kemudian disia-siakan ya. Ok. Ini baru menghitung oksigen dan nitrogen, sekarang kita hitung tadi aset-aset vital.

MOV023

Bu Yanti: Ini skala bencana kan? Aset paling vital, aset utama adalah nyawa ya. Nyawa kita, diri kita sendiri. Keluarga tadi kan, terus siapa lagi? Pacar. Tuwh kan, pacar dulu atuh masak menyelematkan orang lain. Nyawa, tadi selain nyawa apa tadi? Apa tadi selain manusia, ini kan manusia, hewan. Aaa ini ada yang pernah menyimak berita di Merapi, apa kerugin terbesar di Merapi? Sapi ya. Sekarang pasti mahal banget, waktu kurban yang lalu juga mahal banget karena sapi itu dan hewan ternak yang lainnya ya. Dan banyak yang menjadi gila ya pemiliknya, yang kehilangan sapi.

MOV024

Bu Yanti: Ini kan harta benda ya. Kehilangan rumah, tapi masih punya uang. Nah, kan masih bisa ke apartemen ya he he. Ini yang ketiga, apa lagi? Nanti kita lihat. Ini masalah keuangan, ya finansial. Keuangan di sini bukan hanya dalam bentuk uang, tapi tempat transaksi ekonomi di mana? Aah ini kan ada guru IPS jadi enak belajarnya, pasar, jangan bilang pasar, mall mall mall. Apalagi? Tempat transaksi keuangan? Di belakang kita ini, tempat kita belajar ini, apa? Sawah ya.

MOV025

Bu Yanti: OK sekarang yang keempat tadi, masalah infrastruktur ya, fasilitas-fasilitas, aaa yang mendukung ya. Tadi ada apa aja? HP dan sebagainya itu apa? Komunikasi ya. Terus, transportasi, terus itu juga, menyedot biaya besar, kantor-kantor dinas, puskesmas ya. Ada yang tinggal di tempat yang terkena gempa ga? Sekolah juga ya. Ini yang kelima, sosial budayanya. Sosial budaya yang sering kelihatan, sekolah, agama juga masuk budaya ya, tempat-tempat ibadah ya, bukan hanya masjid, apa aja tempat ibadah?

MOV026

Bu Yanti: Sosial budaya. Nanti dicari ya, aset-aset vital yang lain. Ada yang tak kalah penting, aaa yang sering dilupakan orang. Masalah kebijakannya, bukan masalah bijak sana bijak sini ya. Kebijakannya, bijak situ dech he he. Ini aturannya, kalo ga ada aturan . . .

MOV027

Bu Yanti: Ketiga negara memberikan block grant, memberikan bantuan, itu biasanya harus ada penyedia jasa gitu ya. Nah jasa ini, harusnya guru ekonomi yang bicara ya, guru IPS lah he he. Ada transaksi, nah untuk menyediakan barang dan jasa itu ada aturannya. Nah, sekarang ini lagi diperjuangkan, kayaknya udah selesai dech, aaa kalo saat bencana kemudian harus ikut perpres berapa itu ya, bu perpres berapa pengadaan barang dan jasa itu? Dulu 80 sekarang 54. Kalo perpres nya itu mensyaratkan semua barang dan jasa itu harus pakai tender. Bayangkan, semua barang dan jasa itu harus pake tender, padahal abis bencana kan kita masih trauma, tadi ya. Mentalnya tadi masih apa Nak? Mentalnya masih apa? Kalo ada bencana mental kita biasanya gimana? Terganggu, iya, Ibu juga terganggu kalo kalian bicara sendiri he he. Ya, ini mentalnya, spiritual kita terganggu bagaimana kita bisa main tender-tenderan ya. Nah ini, peraturan ini juga perlu diadvokasi oleh kita, agar ketika terjadi bencana bantuan itu cepet sampai. Kan yang paling penting, yang paling utama ketika terjadi bencana ialah memulihkan kehidupan dulu, aset paling vital sesuai dengan identitasnya ya. Nyawa di sini terkait dengan masalah kesehatannya, keselamatannya, sama keamannya. Ini kita lagi bicara sekolah aman lowh.

MOV028

Bu Yanti: Kalau terjadi bencana itu secara mental, langsung takut tadi ya? Takut, terus, trauma, trauma itu kalo tiga bulan. Setelah tiga bulan kalo misalnya masih merasa takut, dengar kata gempa aja sudah takut, itu berarti trauma, harus diapa, perbaiki mentalnya. Terus kalo keselamatan ini kan, pernah . . .

MOV029

Bu Yanti: Hotel kan, itu kan sampai berhari-hari mencari orangnya. Karena ini, kalau di luar negeri, ada standar keselamatan, paling lambar enam jam setelah kejadian itu semua makhluk hidup yang katanya manusia ya, kecuali cicak lah ya he he he. Semua makhluk hidup terutama manusia, itu harus bisa diselamatkan. Kenapa? Itu cari tahu penyebabnya ya? Cari masalah oksigennya, tapi ada kejadian yang masih bisa bertahan hingga 3 kali 24 jam itu mukjizat. Karena kalo dia kekurangan udara, air dan sebagainya itu juga keselamatan hidupnya juga dipertaruhkan. Nah ini masalah keselamatan ini orang SAR Misalnya ya. Di sini ada PMR? Ada pembimbing OSIS tadi kan ya, tadi mana? Owh keluar. Ada SAR ada PMR, PMI lah ya. Tapi ini belum tentu secanggih SAR ya. Pramuka ada pramuka? Ga ada? Itu Asep pake seragam pramuka ya. Owh ga ada ekskul, dipelajari sendiri ya masalah tali temalinya. Nah masalah keamanan, ini lebih kepada mitigasi. Ada yang tahu mitigasi itu apa? Cari tahu ya. Cari tahu tentang mitigasi, masalah keamanan, ini yang kalian lakukan. Lihat secara strukturnya gimana, iya kan, secara struktur, hotel Ambacang itu katanya kuat banget, tapi ada gempa sekali aja sudah langsung ambreg ya. Nah, ini mumpung lagi membangun, untuk membantu penyelenggara sekolah yang kalian masuki, tempat kalian belajar, kalian kan sudah mulai mengkaji itu ya, yang panduan penilaian itu ya. Coba diterapkan, ya. Diterapkan apa masukannya, misalnya, tentang pencahayaan ya. Tentang ventilasi kan sudah cukup ya. Ini ya, masalah kesehatan, keselamatan, dan keamanan inilah yang sedang dikampanyekan melalui Kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Aman, ini bahasa inggris tapi ya. One Million Safer School and Hospital Campaign. Jadi ini Sejuta Sekolah . . .

MOV02A

Bu Yanti: Di kampanye ini, ini yang membuat ibu bisa hadir di sini. Jadi dalam rangka mendorong kampanye dan advokasi sekolah aman, ibu mengajak para pendamping KerLiP dan anak-anak untuk belajar bersama, bagaimana menerapkan sekolah aman? Sekolah aman dalam arti ini tadi. Tiga ya, tiga. Masalah kesehatannya, nanti ini kan kalo sudah makan itu suka ngantuk. Kita jalan yyukkk, biar . . .

MOV02B

Bu Yanti: Ayo ayo mari kita keluar. Dibawa gambarnya ga? Ayo kita lihat ya. Waaahh ini cuman. . .

MOV02C

Bu Yanti: Kita dari, ini, aksesibilitas, ini. Seluruh fasilitas, WC. WC nya dapat dijangkau semua orang ga? Kalo dia pake kursi roda, dia bisa ga lewat sini? Lihat, jadi salah satu yang bisa kita beri ada pensil ga ya? Tadi ibu bawa tapi lupa kemana. Ini mulai dengan melihat ini nich, ini kalau dia low vision misalnya, tahu low vision, yang jarak pandangnya pendek. Ini bisa, kayak ibu lah, seredeg. Tau seredeg? Ini bisa jatuh kan, jatuh nanti banyak sekali yang dirugikan.

MOV02D

Bu Yanti: Ini nya apa agar ini, ininya terbantu.

Anak-anak (Asep I): Bu kalau di sini ada papan,,

Bu Yanti: Nah, berarti ada papan ya itu bisa nich. Jadi untuk orang-orang yang tunanetra dan sebagainya, aksesibilitas, ini dikasih papan. Aaahh, mahal ga pakai papan ini? Ada kan? Itu ada itu bangku he he he.

Anak-anak (Asep I): Bangku rusak ada Bu. Ya maksudnya bangku yang sudah rusak. Digunakan lagi.

Bu Yanti: Ya, yang rusak dipakai lagi. Itu namanya daur ulang ya. Ini ke sini, terus ini juga sama ya, sama. Nah sekarang dari sisi ininya, hijaunya. Ini lihat, ini kan bisa jatuh nich ke sini. Dipakai untuk apa, penghijauan. Kita buat untuk pembibitan ya. Murah kok, dari apa ya. Kalian makan jeruk, bijinya ditanam he he he. Kalian masak, cabenya di. Ga papa. Dimulai kan. Jangan berpikir harus selalu beli kan. Nah kayak gitu ya, di situ. Terus, WC nya. Ada tempat cuci tangan ga? Belum ya. Nah cuci tangan itu tidak harus pakai westafel tapi tidak bisa dipakai. Banyak itu di sekolah-sekolah negeri banyak westafel tapi tidak bisa ngocor. Yang paling sederhana yang paling mudah itu pakai apa sich? Kran, atau pakai ember. Ember yang bolong gitu dikasih kran gitu ya. Atau apa sich kalo, bukan kran, apa sich? Kan kalo dikampung-kampung itu suka gitu ya. Geningan pakai kayu, gentong ya. Nah, pancuran, eta. Paralon tilas, terus apa ya.

Anak-anak (Asep I): Kebetulan di sini ada sungai, terus ada selokan, selokan itu . . .

Bu Yanti: Owh bagus itu ya, jadi cucuran airnya bisa untuk nyiram tanamannya gitu. Di sini ada beberapa ember gitu kan. Jadi kayak gitu. Terus ada kebun toga ga? Apotek hidup ga? Belum juga ya. Ini bisa aja yang ditanam hal-hal yang, eh jangan lupa lowh cabe memang enak dimakan, dan itu memperbaiki nafsu makan, obat juga itu he he.

MOV02E

Bu Yanti: Kalian bisa atur ga? Bisa atur aaa. . .

MOV02F

Bu Yanti: Yang itu guru. Nah bisa dibuat kesepatan ya di sini. Siapa ketua OSIS di sini? Nah dengan ketua OSIS nya ya. Dirapatkan misalnya mana terus dikasih tanda, biar enak. Gambarnya jangan gambar wanita, pria, jangan gitu. Tapi pake gambar kek, dilukis gitu, pake sanggul kek atau apa gitu. Dari kertas-kertas bekas gitu kan. Terus ini, penggunaan, ini apa sich namanya? Boleh ga sich, ada yang tahu ga asbes standar bahan bakunya? Kemarin sempet disampaikan sama Kak Oya? Pak Oya. Asbes ini. Dari tadi baunya ga enak ya, menambah nafsu makan. Ini bahaya karena aaa iya, ininya jelas kalo mudah pecah, meskipun ga kayak gelas. Ini serpihannya itu mudah terhisap oleh kita dan itu cepat sekali dan menimbulkan kanker. Gitu ya kita lanjut.

MOV30

Bu Yanti: Kapan akan dilakukan? Jangan insyaAllah. Buat rencana aksi langsung ya. Pertemuan berikutnya sudah bawa bekas botol minuman, bekas apa gitu, isi tanah di sini kan banyak gitu.

Anak-anak (Asep I): Berarti cuman tempatnya doank, ga sama tumbuhannya?

Bu Yanti: Kalo ada tumbuhannya lebih bagus, dibawa aja. Ini lihat, ini itu perlu diperhatikan ya. Haah, itu tempat sampah, ya tempat sampah. Kalian sudah mulai belajar pengolahan sampah organik kan? Pengenalan, kita ini ya, ga perlu selalu harus pakai tong sampah yang macem-macem. Kita ini aja, bekas kaleng minyak atau apa gitu ya, dikasih dicat atau dikasih tanda kalo ini sampah plastik, ini sampah kertas yang bisa dipakai lagi misalnya, ini sampah bekas makanan, minuman. Untuk tahu lebih banyak tentang itu bisa langsung nanya ke Om Dede. Ini bisa disimpan, ini kayak gini nich, di halaman 33 lihat ya. Ada WC atau jamban yang berfungsi dan terawat dengan baik. Berarti ada yang memeriksa, perawatan ya, nanti siapa diantara kalian yang bertugas perawatan. Iya betul, seksi perawatan, kesehatan, keselamatan dan kemanan.

MOV31

Bu Yanti: Security, Safety and Healthy ya. Satu banding 40 untuk laki-laki dan satu banding 20 untuk perempuan. Artinya, kalo ada tujuh berarti empat untuk perempuan. Eh perempuannya lebih banyak atau lebih sedikit nich? Coba nanti dihitung, semua anak perempuan di sini jumlahnya berapa, laki-lakinya berapa, WC nya ada berapa, cukup ga? Kalau belum cukup berarti harus ditambah lagi. Nah sekarang ini ya, ini lihat ada ruang seperti ini kan bagus ya untuk dipakai untuk tumbuhan. Ya, misalnya buat tanaman hias digantung. Eh tapi itu nanti merusak dindingnya, lebih baik ini aja, pake papan, bikin dari bangku mesi cigedug. Ini, terus ini apa? Sama lah kebersihannya nanti ya, ini mah udah bagus da. Ini liat pintunya, eh yang itu keluar, ini kok ke dalem ya? Owh berarti ini bisa minta kayak yang di sana, yang itu iya udah keluar.

MOV32

Bu Yanti: Urusan plafonnya, kelistrikannya, nah ini keluar. Ini keluar tapi terkunci, ini juga keluar. Ini udah cukup kan? Cukup cukup, ini masalah ini nya nich, nah ini. Ini gimana nich biar ini ga bahaya?

MOV33

Bu Yanti: Tanaman yang lebih hijau ya.

Anak-anak (Asep I): Buat taman gitu Bu.

Bu Yanti: Owh iya, buat taman ini bagus banget. Taman itu toga, gitu ya. Ada tanaman obatnya, terus, apa, tanaman apa lagi? Taman safari he he he. Cukup ya, kita lihat udah bagus di sini kan? Yuuk kita kesana yuuk, banyak sekali tuwh ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan. Ini ya, dimanfaatkan untuk penghijauan. Katanya. . .

MOV34

Bu Yanti: Pokoknya gitu aja. Jadi 2 orang satu tanaman ya. Yuuk kita merawat dan karena oksigennya bisa untuk dua orang. YUk kita lanjutkan yuk. Itu apa sich itu? Semur atau . . .

MOV35

Bu Yanti: Halaman 25. Ada ga? Coba lihat halaman 24 dan 25 nah ini, ini kan diisi oleh kalian, tapi direvisi . . .

MOV36

Bu Yanti: Ga usah dipaksain. Sama halaman 34 sampai selesai. Sampai halaman empat puluh berapa ya. 44. Halaman 34, eh bukan 34, 36. Nah, ini ya.

MOV37

Bu Yanti: Yang bisa dimanfaatkan .Ya . . .

Guru: Ya pertama-tama saya ucapkan terima kasih, mau balik dulu Bu . . .

Anak-anak: Pak, hati-hati di jalan. Ha ha ha ha

Bu Yanti: Eh, anak-anak. . .

MOV38

Bu Yanti: Temen-temen punya banyak sampah di sini ya. Kayak gini aja, sedikit misalnya, buat tulisan Senin, lebih berwarna. Kalian punya majalah yang agak lokalan di rumahnya? Itu bisa digunting, ini nich buat kalian di rumah ya. Kalo kalian mau bangun rumah. Kalo ini mah buat sekolah, buat apa sich.

MOV39

Bu Yanti: Ini nanti aaa untuk kalian juga belajar melihat belajar lebih peduli ketika sekolahnya akan dibangun ya. Sayang kan kalo dibangun tapi ternyata yang baru pintunya bagus keluar, tapi yang . . .

MOV03A

Bu Yanti: Eh tahu ga? Dari 1400 Trilyun, uang negara kita setiap tahunnya sekitar 800 Trilyun itu untuk gaji PNS lowh. Dihabisin oleh mereka. Terus kita biarkan mereka membuat kebijakan yang membuat kita malah lebih sengsara kan. Nah jadi ini, jangan biarkan mereka korupsi. Untung aku bukan PNS gitu ya.

Anak-anak (Sukirman): Abdi ingin jadi PNS ah. Ha ha ha ha

Bu Yanti: Tapi perbaiki ya sistemnya ya, jangan jadi PNS yang ikutan korupsi. Ini ya, jadi suatu bencana terjadi ketika kemudian mengancam apa aja ini? Jiwa, harta benda kita terutama rumah ya. Terus keuangan kita, aset, banknya juga, itu kan uangnya sendiri ya. Terus infrastruktur kita ya, ini di insfrastruktur kita ada jangan lupa ada jalannya, jembatan, termasuk kan. Terus sosial budayanya sekolah, owh ini kantor, juga nich. Terus kebijakan, aturannya, jangan sampai kita hanya melihat satu. Nah selama ini ketika bencana terjadi biasanya yang langsung diganti itu.

MOV03B

Bu Yanti: Yang apa seperti gempa di Jogja ya, dapet tiga ribu eh. Tiga ribu apa lima ribu ya, lupa. Kurang lebih segini lah ya. Untuk apa, agar kita tetap sehat. Ini budak wae sapuluh ribu nyak. He he he. Aaa ada tinjauan sehat. Sehatnya dari sisi, makan dulu, nah jadi logistik nich. Ini kalo kita bicara nyawa, untuk bisa menyelamatkan nyawa apa aja sich yang paling penting? Paling utama? Ya diri kita, untuk perut yach he he he. Soalnya sudah pada pegang perut ha ha ha ha. Perut perlu apa? Makan yach. Makan, minum, mandi, pakai sabun. Ini urusan perut kan, gosok gigi juga.

MOV03C

Bu Yanti: Apalagi? Air bersih terus, alat-alat kesehatan. Hygine kit lah ya. Tahu hygine kit? Isinya sikat gigi, odol, sabun, apa lagi? Eh kalo perempuan softtex, itu masuk di hygine kit. Nah kalo perempuan di tempat pengungsian, kemudian tidak memiliki alat-alat seperti itu, ketika haid itu repot kan. Ia ga membawa perlengkapan sebagai hygine kit. Terus untuk keperluan makan dan minum, perlu family kit nya. Family kit nya untuk alat makan, alat minum, alat masak, iya kan, nah kayak gitu-gitu. Kompor kalo dulu, tapi sekarang udah ga ada kompor minyak tanah kan? Nah urusan perut. Urusan tempat tinggal apa? Rumah ya, ini rumah biasanya ada hunian sementara di sini. Nah ini biasanya tersedia di dapur logistik. Nah makanya kalo terjadi bencana, perlu ada seksi khusus untuk ngurus logistik. Tujuan nya ini, selalu begini ya, urusan logistik, perlu makan dan minum, tapi tidak terjamin kesehatannya, wah, bisa gawat. Kena infeksi semua kan, repot juga. Iya, ada tempat pengungsian bagus banget gitu, eh kursinya ga ada. Bingung juga kan? Makanya ada banyak pihak yang menyediakan aaa istilahnya itu dalam bahasa inggrisnya wash. Wash ini, Water, Sanitation, belajar bahasa inggris ga kalian? Ini gurunya sudah pada mengundurkan diri kan? Ada para guru, ini ada sanitasi tadi ada WC, ada perbandingannya kan, perempuan satu banding 20 dan laki-laki satu banding 40. Kalo tadi yang tentang gosok gigi.

MOV03D

Bu Yanti: Alat kesehatan reproduksi perempuan. Tadi ya, pasti makanya untuk perempuan khusus ada pakaian dalam, karena dia harus terjaga kesehatan reproduksinya. Nah ini ya, nanti, siapa sich yang nyawa siapa yang paling rentan. Nah, yang paling mudah. Sekarang mari kita lihat ketika ada bencana itu kan yang paling miris kalau.

MOV03E

Bu Yanti: Paling sulit untuk mempertahankan diri apa? Wanita, Ibu hamil, lansia atau manula ya. Bumil dan yang menyusui ya. Ada lagi, orang biasa, orang dewasa yang ia, berkebutuhan khusus. Terus yang punya penyakit khusus juga ada lowh. Penyakit apa yang sering dijauhi oleh orang lain? Yang paling sering didenger. HIV/AIDS. Ini biasanya, jangankan penduduk yang terdata gitu ya. Kemudian jika dia air liurnya tercampur dengan orang lain, itu bisa menjadi bahaya. Nah, jadi perlu untuk tetap terdata. Nah ini kelompok-kelompok yang perlu mendapatan perhatian khusus, ini kelompok yang rentan, nah kita mulai bicara kerentanan. Ada kelompok-kelompok yang benar-benar apa ya rentan untuk menjadi penyalahguna, tapi ada juga yang tahan.

MOV03F

Bu Yanti: Nah, makin tinggi bencananya. Dampak kerusakan dari eh salah. Biasanya bencana itu kerusakan dan kehilangannya, ini ya istilahnya. Damage Lost Assessment. Jadi, kerusakan dan kehilangan. Ini makin tinggi bencananya, biasanya memang karena ini kelompok yang paling apa tadi? Banyak sekali kelompok rentan di situ. Jadi kalo yang kelompok rentan itu banyak, meskipun bencana itu tidak terlalu besar skalanya, tapi bisa menimbulkan bencana yang lebih tinggi lagi ya. Terus tapi kalo misalnya dia memang punya kapasitas? Kapasitas untuk menyelematkan diri, kapasitas untuk menangani bencana, bencananya beresiko lebih tinggi atau engga? Lebih rendah ya. Karena lebih rendah, dia disimpan di bawah. Jadi kalau dia punya kapasitas, nah ini ya, biasanya ini yang disebut dengan risiko bencana.

MOV040

Bu Yanti: Kelompok itu memiliki kerentanan secara ini ya, untuk menghadapi bencana, tapi bangunan misalnya, kalian yang buat penilian kerentanan kan. Itu katanya bukan gempanya yang menimbulkan bahaya, tapi bangunannya ya. Yang tidak mampu menahan goyangan gempa. Ini ya, nah sekarang gimana dengan ancaman? Misalnya gini, di tempat itu ancamannya tinggi dan risiko bencananya tinggi atau rendah? Tinggi, jadi terletak di atas ya. Jadi suatu bencana itu akan makin tinggi kalo dia ancamannya juga banyak, skala kerusakan yang pernah terjadi juga tinggi gitu ya. Kemungkinan risiko bencanya juga tinggi. Tapi, kalau di situ misalnya aturannya bagus, iya kan, dia punya kapasitas, punya akses kebijakan yang bagus. Terus insfrastrukturnya juga dibangun dengan kokoh. Ga kayak tol yang mengakibatkan Syaiful Jamil itu ya. Sekolah-sekolahnya juga bagus, prasarana kebun sawah juga terletak di wilayah yang memang jauh dari ancaman. Rumah-rumahnya juga dibangun tahan gempa, iya kan. Orang-orang juga punya pengetahuan dan bisa bertindak cepat untuk menanggulangi bencana. Tetapi itu kekuatan ya namanya, kapasitas. Nah kita sekarang sebenarnya aktivitas kalian dari sejak Sri dan Asep pergi sampai sekarang, benar kata Asep tadi kan ada tulisannya, belajar tentang pengurangan risiko bencana. Ya, ketika kita bicara tentang PRB ada dua hal penting yang bisa meningkatkan bencana, ada satu hal yang mengurangi risiko bencana ya. Masalah ancaman, tadi kan datangnya tiba-tiba, kita ga pernah mengumumkan itu, kan sering begitu ya. Untuk ancaman ini bencana apa saja yang ancamannya ga bisa kita hindari. Gempa, bencana alam, gunung meletus, banjir, longsor. Nah bisa kita bedakan sekarang ya.

MOV041

Bu Yanti: Nah itu dia, pinter, jadi ketika kita bicara risiko bencana tolong ingat ya, ingat tiga hal ini. Semakin tinggi ancamannya, makin tingg risiko bencananya. Nah kebetulan, kita itu tinggal kalian. Nah, di Kabupaten Bandung itu dengan ancaman yang banyak, dan termasuk yang tertinggi di dunia. Longsor, gempa, dan kalo banjir mah sudah biasa. Tapi yang paling tinggi adalah longsor di Garut ya. Baik Bandung kan juga ada hubungannya ya. Nah ini setelah kita bicara ini, sekarang kira-kira apa yang bisa kita siasati di sini untuk bisa melakukan pengurangan risiko bencana? Ancaman tadi kalo dia bencana alam bisa disiasati atau tidak? Disiasati itu maksudnya, ah kita bisa kurangi dech gempanya supaya lebih kecil. Kalo kerentanan anak-anak, ya sudahlah tidak usah ada anak-anak saja. Ga bisa. Kalo kapasitas, misalnya dibuat pinter aja dech misalnya, bisa kan. Rumahnya diperbaiki aja dech, sekolahnya, yang tadinya seperti itu dibuat baru, jadi bisa ya. Jadi dari ketiga hal tersebut yang dapat kita siasati adalah pada kapasitasnya. Kapasitas ya, ini yang kita lakukan sekarang dalam upaya PRB meskipun kalian masih anak-anak lihat tadi kalian sendiri yang bilang bahwa anak-anak itu rentan, tapi anak-anak yang memiliki kemampuan untuk mengenal bencana. Kalian sudah tahu kan bencana itu apa tadi, bencana itu apa? Nanti dikasih kue lowh. Eh bener.

Anak-anak (Sri): Kejadian yang tidak diinginkan, dapat mengancam, mengancam jiwa, makhluk hidup, manusia atau lingkungan.

Bu Yanti: Ayo masih ada lagi, coba kita lihat ini ada berapa kue? Satu dua tiga empat. Ayo masih ada tiga lagi, temannya dapat membantu. Beneran.

Anak-anak (Asep I): Iya Bu, jadi peristiwa . . .

MOV042

Anak-anak (Asep I): Fasilitas kesehatan, dari segi sosial budayanya, insfrastrukturnya juga, terus finansialnya, keuangan, terus kebijakan melalui pemerintah.

MOV043

Bu Yanti: Jadi setelah keluar dari sini kalian tahu lebih banyak lagi dari yang tadi ya. Yang tadi kita catat, tapi yang ini lebih detil lagi ya. Kita catat, tadi Asep katanya tahu tentang pengurangan risiko bencana, ada yang nambah ga pengetahuannya sekarang? Ya risiko bencana itu apa tahu sekarang? Yang ditimbulkan oleh bencana. Risiko bencana adalah tadi ya yang bencananya tahu, sekarang tentang risiko bencana adalah, risiko bencana apa hayo? Ancaman, biasanya sich begitu, Ancaman dikali kerentanan kemudian dibagi kapasitas. Tapi nanti kalian bisa rumuskan sendiri ya. Bencana itu suatu kejadian yang tidak diinginkan, mengganggu, merusak atau merugikan kita, termasuk menghilangkan nyawa. Dia berbanding lurus dengan ancaman bencana di daerah tersebut, tapi juga bisa meningkat jika kerentanannya juga tinggi, tapi dia akan berkurang kalau kapasitasnya terjamin. Kapasitas sini kapasitas apa saja? Manusia ya, rumah dan SDA, owh iya, satu lagi nich yang ini jadi kita tambahkan. Jadi bingung ya, masuk mana. Harusnya ini masuk insfrastruktur, kita masukkan Lingkungan Hidup. Siapa tadi namanya? Meskipun juragan beras, tapi kita kasih ya. Ya sumber daya alamnya, dari tadi kok baru inget, terlalu banyak bicara jadi lupa ga ada yang ngingetin juga jadi lupa. Jadi ada lima aset, satu masalah nyawa, dua masalah infrastruktur ya, mulai dari rumahnya, jembatannya, puskesmasnya, komunikasinya, transportasinya, terus finansial masalah pasar, mallnya, kebun, pokoknya.

MOV044

Bu Yanti: Lingkungan hidup, sumber daya alam, ya tadi hutannya. Bener ya, bisa longsor kalo ditebang, sungai juga. Ada berita di TV, sekarang debit air Citarum itu menurun drastis, kemungkinan bendungan jatiluhur tidak bisa berfungsi itu akibat apa? Akibat debit air turun, kekeringan, selain itu jika bendungan tidak bisa beroperasi jadi, kita matikan lampunya ya, kita irit atau hemat listrik. Karena ini urusan airnya masih harus dibenerkan. Jadi cara kita untuk mengurangi risiko bencana kita sepakat untuk mengintervensi apa? Kapasitas ya, jadi strategi untuk mengurangi risiko bencana adalah untuk meningkatkan kapasitas. Ini baru kata kuncinya ya untuk meningkatkan kapasitas. Saat ini . . .

MOV045

Bu Yanti: Usia anak, ada yang tahu definisi anak itu sampai usia berapa? Kalian tahu ga undang-undang perlindungan anak? Ada yang pernah baca UU Perlindungan Anak? Ada UU yang diterbitkan tahun 2002 nomor 23 tentang perlindungan anak, itu juga masih harus kita revisi tapi aaa . . .

MOV046

Bu Yanti: Mengesahkan kovenan Hak Anak. Jadi sedunia itu adalah Konvensi tentang Hak Anak. Dari situ didefinisikan Anak sebagai manusia, manusia donk, dengan segala haknya ya. Mulai dari kandungan sampai usia 18 tahun, termasuk yang di dalam kandungan. Prinsip hak anak, ada yang tahu ada berapa? Itu sama dengan prinsip hak azasi manusia. Pertama dia ga mau dibeda-bedain kan, mau dibedakan dengan yang lain. Kenapa harus ada rangking satu, rangking dua, protes donk he he he. Non diskriminasi ya, tidak boleh dibedakan. Ingat nasi aja ya. Terus yang kedua, kepentingan terbaik anak, kasih sayang, penuh tanggung jawab. Ketiga, Hak Hidup ya, jangan lupa, tumbuh kembangnya. Tuwh Kak Joko itu dia pegiat Hak Anak dari apa, C-3, Tri-C. Hak anak tumbuhkembangnya ya. Yang keempat, kalian mau didengar kan, jadi hak dengar. Nah, ini ya. Ga usah banyak-banyak lah, di dalam UU No 23 tahun 2002 itu diatur ada 31 hak anak, tapi intinya ini ya.

MOV047

Bu Yanti: Nah ketika anak ini akan ditingkatkan kapasitasnya, dia akan harus, seluruh proses itu harus berdasarkan prinsip-prinsip ini ya. Siapapun anak itu, dia harus mendapatkan pengetahuan, baik itu tentang kebencanaan. Kalian sudah membuat itu, sejak terjadi bencana di sini. Ini pengetahuan dan tindakan. Jadi pertama yang bisa ditingkatkan adalah kapasitas tadi aku tahu itu kan. Ada sekitar sepuluhan lah ya. Ah nanti kita lihat, bukan nanti, sekarang, aku tahunya nambah ga? Nambah kan.

MOV048

Bu Yanti: Karena kalo cuman mendengarkan itu ga nyampai ya. Bawa pulpen? Lain kali bawa alat tulis ya. Ok, ini apa, nanti kita mulai dari apa yang diketahui. Aku tahunya pasti, harus nambah donk. Bukan kamu tahu kalian tahu, tapi aku tahu. Kalian sudah tahu kondisi di sekeliling. Perlu penghijauan. Satu. Itu ya, pentingnya penghijauan. Yang kedua, tentang WC,. Yang ketiga tentang makanan? Betul tentang makanan, makanan sehat dilarang ditempatkan pada sterofoam. Ini mengandung stilen. Kalo plastik juga sama, yang bisa larut dalam minyak kan.

MOV049

Bu Yanti: Aku tahu tindakan yang harus aku lakukan, tadi tindakannya apa aja? Satu untuk penghijauan, kapan ini dilaksanakan? Minggu depan ya. Apa yang bisa dilakukan untuk penghijauan, satu bawa kaleng bekas, tapi dilubangi bawah-bawahnya ya. Terus diisi tanah, tanah lembut, cabe, tomat, kacang, buncis, bisa kan, toge. Penghijauan berikutnya, kalian belajar buat proposal ya, untuk penghijauan. Nanti bibitnya kita bisa carikan, tapi dipelihara sampai setinggi lantai kalian. Li, per lima puluh detik dimatikan.

MOV04A

Bu Yanti: Ini pembibitan, jadi tempat-tempat ini, tempat-tempat yang di sudut dan sebagainya ini bisa dipakai untuk pembibitan ya. Nah, bagaimana caranya, kalian cari tahu ya tentang pembibitan. Mulai dulu dengan cari referensinya, kalian suka ke internet ga? Cari buku ya, cari buku tentang pembibitan. Atau ga usah susah-susah, tanya aja sama tukang kebun, gitu kan. Ya, apa yang bisa dilakukan. Terus kalo mau, ikut jalan-jalan ke SMP 11 ya? Belajar tentang bagaimana cara menghijaukan sekolahnya ya. Nanti aaa Bu Lily sama Om Dede ini, janjian. Ini jadi studi banding ya. Studi banding ke SMP 11, deket kok. Ini berarti cari buku dan narasumber, sama gurunya di sini juga ga papa. Terus yang berikutnya tentang CTPS, tadi ya yang Cuci Tangan Pakai Sabun. Nah apa yang bisa dilakukan, pakai apa tadi, pancuran ya. Pakai gentong, ada yang punya gentong ga? Gentong bekas atau ember. Dilubangi, ditambah paralon ya, terus pakai pancurannya gitu kan. Sederhana saja. Jadi kalo kalian mau istirahat, cuci tangan dulu, Kemudian ini dulu ya. Yang lainnya itu, berarti menggunakan apa? Sterofoam diganti pakai apa? Daun. Daunnya, daun aja ya diamparkan, daun pisang. Owh bagus daun pisang. Nanti ini terus pemilahan sampahnya gimananya donk? Sesuatu banget gitu ya.

MOV04B

Bu Yanti: Ini bisa dapet kaleng bekas, tong bekas, gitu. Tong terus apa sich, ya pokoknya yang bekas-bekas lah ya. Trus ini ditandai, biar menarik. Owh termasuk tadi, jangan lupa WC nya. Pisahkan laki-laki dan perempuan ya. Kalian buat kesepakatan, tadi siapa ketua RT eh ketua OSIS maksudnya. Itu ya nanti dibuat kesepakatan ya. Ksepakatan, ini yang bisa kalian lakukan nich dala waktu dekat untuk mengurangi risiko bencana apa. Nanti kalo, kalo nyawa juga bisa terancam kalau misalkan diare, bisa dikurangi dengan cuci tangan pakai sabun. Terus pisahkan WC laki-laki dan perempuan agar self privacy masing-masing dijaga. Setelah itu lingkungannya biar oksigennya tadi ya satu pohon untuk dua orang.

MOV04C

Bu Yanti: Agar kalian juga bersih selama makan, juga agar kalian dapat asupan oksigen. Nanti itu, hindari sterofoam ya. Pakai daun pisang aja, banyak kan daun pisang. Nah, sampahnya dipilah. Ini dipilah kan, ada yang organik, bekas makmin, ada kemasan kayak tetrapet, bekas minum bekas apa gitu, botol. Owh iya. Untuk minum ini kan sebenarnya sich ini bisa digunakan untuk minum lagi, tapi daripada nambah sampah, kalian punya botol minum ga? Nah, tiap kelas, urunan untuk buat galon, eh beli galon.

MOV04D

Bu Yanti: Bisa bekerja antara senin sampai kamis, ya. Nanti pilih diantara hari itu untuk berkumpul per kelompoknya. Nah hari Jum’at ketemu lagi dengan para pendamping sudah presentasi gitu apa yang perlu dibantu.

MOV04E

Bu Yanti: Berarti ini kerjasama dengan yang membawa polybag tadi. Tuwh kan jadi jangan cuman ngumpulin polybag saja.

Teh Lily: Kalo proposal itu untuk pembibitan, bukan untuk kegiatan sekolah kan?

Bu Yanti: Untuk jangka panjang gitu kan, jadi biarkan ini kan tadi katanya mau dihijaukan semua, satu pohon untuk berapa? Dua orang. Kalo orangnya ada seratus berarti butuh pohon 50 kan. Kalo dibebankan ke kelas semua kan ga mungkin.

Teh Lily: Nanti sudah dapat informasi, langsung beraksi. Jadi, ini dipending dulu, terus cari buku, nanti.

Bu Yanti: Kirim saja ke Dinas Perhutani mereka seneng lowh. Jadi nanti yang nyusun proposal berbagi peran, jadi siapa nanti yang pergi ke dinas ngasih proposalnya, seneng mereka kalo ada anak-anak sekolah yang mau aktif. Nanti berlimpah, kalian kan terus siapa lagi. Yang lainnya mau ketemu hari apa? Jum’at katanya, Bu Lily, Jum’at katanya. Jum’at itu kumpul buat acara atau untuk kampanye? Jadi sebelum itu kalian kerja kelompok sendiri ya, ketemu kepala sekolah, bikin suratnya dan lain-lain, belajar untuk mendiri ya. Kan ada ketua OSIS, nanti ketua OSIS yang akan ngasih surat rekomendasi ya. Bahwa Sri, siapa, siapa, siapa untuk mendapatkan delegasi melaksanakan tugas ini. Jadi, ini sudah jam lima pas, silahkan Lily. . . .

MOV04F

Bu Yanti: Itu tinggal kampanye kan? Tinggal praktik kan? Terus siangnya tinggal kampanye ke teman-temannya gitu ya. Ok siip. Ditulis ya pematangan rencananya. OK makasih ya anak-anak ya.

This is the end of the Videos ^^

Page Rank Check,
HTML Web Counter