Sebuah curahan setidaknya melukiskan apa yang aku rasakan, perlahan tapi nyata. Berawal dari dunia maya kini aku ada di dalamnya. Kata asing yang membayangiku waktu itu ialah KERLIP. What is that ? Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan,dalam kiprahnya KERLIP berusaha untuk mendorong pemenuhan hak atas pendidikan dan perlindungan hak anak bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung. Tahukah kalian? KerLiP juga mengembangkan model pendidikan Lingkungan Hidup dan Bencana. Hal ini merupakan tindakan dalam menyikapi kondisi ekploitasi lingkungan hidup yang semakin masif dan bencana yang menelan korban begitu banyak di seluruh Indonesia serta peran penting pendidikan dalam peningkatan kemampuan masyarakat terutama perempuan dan anak dalam upaya pengurangan risiko bencana. It’s amazing bukan? Ada 3 prinsip kerlip yang aku jadiakn acuan untuk mengenal lebih dalam akan KERLIP ini, ketiganya ialah demi kepentingan terbaik anak, tumbuh kembang bersama dan partispasi. Sekilas membahas ulasan Mahatir Muhammad bahwa ‘anak kunci kemajuan negara’ Kenapa coba anak bisa dikatakan kunci kemajuan negara, benar katanya betapa tidak? Kemajuan negara terletak di tangan kita(sebagai anak bangsa) maju tidaknya bangsa berawal dari kita. Kita sebagai orang yang bisa dikatakan dewasa seharusnya memiliki kesadaran sebagai pelindung dari anak-anak bangsa. (intermezzo)
Kembali ke semula, Masih banyak yang aku dapatkan dari Kerlip, baik dari kesungguhan menulis, bahkan kasih dari sebuah keluarga itu sendiri. Menulis, adalah hal yang paling membuat perhatianku tertuju di situ, menulis dapat memberikan kenyamanan karena dengan menulis aku menemukan dunia yang tidak orang lain punya. Bakat menulis sebenarnya sudah lama aku milki, namun karena tidak terfasilitasi jadi tidak dapat berkembang dengan optimal. Namun hadirnya Ibu Yanti yang senantiasa memotivasi kami untuk menulis narasi, aku jadi lebih semangat lagi, dan bisa di bilang tidak ada kata malas dalam menulis . (bo’ong ga ya?) Bismillah sudah di niati dalam hati, apapun yang kutuliskan berharap menjadi inspirasi bagi kebanyakan orang. Ya meskipun biasa dan sederhana tapi setidaknya menjadi sesuatu yang luar biasa buat akunya. Ibu Yanti semakin memberikan dorongan kepadaku untuk senantiasa berkontrisbusi dalam hal tulis menulis, ya bukan hal yang susah ujarnya mengarahkan saya menjadi seorang jurnalis :D Dan Kasih yang kudapatkan ialah kasih seorang Ibu, beliau Ibu Yanti yang menjadi Ibu keduaku kini, karena beiaulah alasan mengapa aku betah di rumahnya. Hehehe jangan heran, berbulan-bulan sudah aku harus berpisah dengan ibu, dan bagiku Ibu Yanti juga Ibuku, itu sumber kekuatanku mengapa aku mampu jauh dari ibuku.
Bukan hanya Ibu, yang menjadi bagian keluargaku. Aku bersyukur bisa mengenal kaka-kaka hebat, yang juga menjadi tiang penyanggaku kini untuk berdiri. Sudah lama aku mendambakan hadirnya seorang kaka, dan di Rumah kerlip ini aku menemukan kaka. Mereka ialah Ka Zamzam, dan Ka Dede. Unik aku nobatkan untuk mereka. Wah belum lengkap rasanya keluargaku, yuk sebutin deh satu persatu : ‘Ibu Enung, Ibu Nning, Pak Yadi, Teh Dewi, Ka Iyas, Ka Opik,Ka Regi, eits ada mas joko juga * banyaklah. Keluarga ini semakin lengkap dengan gerakan mahasiswa bersatu, mereka ini adalah cambuk buatku untuk maju, eh yuk sebutin nama-namanya :’Ka Ulil, Ka Athir, Ka Afri, Ka Andis(Tiga sekawan), Ka Restu, mereka ini kaka-kaka super(super aneh) hehe, ada juga (korem)komunitas rembang yang paling bisa(bisa di ajak kerja sama ^^ ada Ayu, Riri, Ria, Intan, Yeni dkk, Hmm Ada juga nih yang rempong punya . haha Ajimbo sama Ratu . Wah banget deh jumlahnya. Ada yang lupa tidak ya? Waduh ada dua personil yang belum kesebut namanya . Ega (Mega) dan Iar (Niar) dua sosok ini akhir2 ini dekat denganku. Katanya sih We are AB3
Seharian ini aku kehilangan konsentrasi, kuliah serasa main-main. Pusing, ah paling lelah sudah. Tapi aku mencoba memaksimalkan mata kuliah seusai menyelesaikan tulisan ini, gatal memang ini tangan... Bayangkan! Dua kali gagal menuliskan cerita , emang salah sih, jadi tiap ada laptop nganggur di rumah Ibu pasti aku manfaatin buat nulis, tapi sayangnya, tulisan itu belum sempat di dikirim . hehe Tulisanku sayang tulisanku malang *lebai *lebih baik
Ibu yanti yang ku sayangi, tidak dapat aku ungkapkan apa yang kini aku rasakan sekarang , semoga sebuah perwujudan dari apa yang ibu inginkan pada kami yang senantiasa tulus dalam pengabdian menjadi kenyataan. Mimpi sederhana yang aku bawa dalam misi relawan ini ibu, yaitu terwujudnya cita-cita saya yang biasa yaitu menjadi tenaga pengajar profesional. Meskipun aku juga bermimpi menjadi pemimpin di negeri ini Ibu, tapi alangkah sangat berharganya umurku nanti bila dapat menjadikan putra putri terbaik di negeri ini menjadi pemimpin yang berkualitas tinggi. Cukup tidak melakukan aksi korupsi saja bu?maka aku akan sangat senang dan ikut tersenyum bangga sebagai gurunya. Bimbing aku Bu supaya bisa mewujudkan impian ini. Dan aku akan sangat beruntung jika memang dalam naungan Kerlip ini aku dapat membawa perubahan untuk indoesia yang lebih baik. **Semata-mata untukmu Indonesia
Hidup itu adalah Pilihan, dan setiap pilihan pasti mengandung resiko. Bismillah aku mencoba membangun komitmen itu, keseriusan dan totalitas ini semata-mata wujud sebagai perubahan , perubahan untuk diriku sendiri. Karena perubahan itu dimulai dari hal yang kecil.Hidup itu memerlukan pengorbanan, pengorbanan itu memerlukan perjuangan, perjuangan itu memerlukan ketabahan, dan tabahan itu untuk meraih kemenangan. Semakin matang Usia Semakin berharga waktu buat kita dan aku menyadarinya. Thanks all
To be continoud :D
Devita Murni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar