Lanjutan -1
Kami langsung mencari Pak Sutikno, guru SMKN 6 Bandung yang mengikuti kegiatan lokakarya kajian buku PDASES (Post Disaster Assesment System for Education Sector) yang kami susun bersama HFI untuk diterbitkan Kemdiknas dan UNESCO. Rupanya kantor beliau di bagian paling belakang. Beberapa ruang praktikum, portofolio anak dan guru serta keceriaan anak menikmati bekal sarapan pagi di pinggir kolam menambah kekaguman kami terhadap lansekap SMKN 6. Guru yang memandu kami ke kantor Pak Sutikno sudah tak kelihatan. Alhamdulillah ada bu guru jurusan gambar bangunan yang menemani kami sampai ke belakang. Anak-anak yang berpapasan dengan kami selalu mengulurkan tangan bersalaman dan mengucapkan salam. Sebuah kehormatan bagi kami bisa menikmati keramahan anak dan guru SMKN 6 Bandung.
Kami menghampiri anak-anak kelas tiga sedang berkumpul di lantai antara papan tulis dan meja-meja gambar di ruang kelas dekat kantor pak Sutikno. Aku mengeluarkan dokumen yang disiapkan untuk Biro Arsitek yang direkomendasikan sahabatku semalam. Satu per satu kutunjukkan kepada anak-anak dan menanyakan kesediaan mereka untuk membantu membuatkan gambar Sekolah Aman sesuai standar sarana prasarana sekolah dan panduan penerapan sekolah aman yang kami susun bersama Tim Teknis Sekolah Aman lainnya. Anak-anak menyambut antusias tawaran tersebut.
Tidak lama kemudian, kami pun menemui Pak Doni, guru mereka yang ternyata salah satu rekan Pak Sutikno yang hadir dalam kegiatan lokakarya PDASES di Hotel Cemara. Aku dan Zamzam saling melengkapi menjelaskan kegiatan pendampingan yang dilaksanakan di SMKN 6 Bandung. Tidak lama kemudian Dede dan Rijaludin datang bersama Kurnia dan temannya. Rupanya Kurnia sudah menyiapkan diri dengan teman-temannya untuk membuat maket sekolah aman dalam perspektif mereka.
Kami bersepakat untuk bertemu esok hari Kamis pukul 15.00 WIB untuk melaksanakan diskusi terfokus mengenai PRB yang tertunda hari ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar