Gerakan Sosial Kritis Berbasis Keluarga yang berupaya mendorong pemenuhan hak hidup bermartabat terutama hak atas pendidikan dan perlindungan anak
Rabu, 09 September 2009
2. Laporan Perkembangan tanggal 7-9 September 2009
Kordinasi intensif dengan Pak Soesatyo melalui telpon menghantarkan kami kembali terhubung dengan UNOCHA. Mbak Titi kutelpon segera setelah mendengar kabar bahwa ada perempaun dari OCHA PBB yang berharap kita fokus pada pendidikan bencana. Mbak Titi adalah motor penggerak KPB (Konsorsium Pendidikan Bencana) yang rajin diikuti Lokely, Direktur KerLiP dalam menyusun strategi nasional pengurangan resiko bencana melalui pendidikan.
Bahkan LovelyKerLiP sudah sering mewakili KPB pada beberapa kegiatan. Senang terhubung kembali dengan motor jaringan KPB, mbak Titi. Obrolan ditelpon dengan Mbak Titi-lah yang membuat kami menyusun ulang rencana tindak lanjut. Pembentukan Forum Relawan SIaga Bencana langsung menjadi agenda utama setelah pemetaan kebutuhan. Ova yang masih tinggal di Garut berkordinasi dengan Ibu Ita menyiapkan surat-surat yang diperlukan untuk kordinasi dengan Satkorlak kabupaten Garut. Saya menghubungi Ibu Ita, Ibu Elka dan pak Mlenikk melalui telpon. Sambutan yang begitu antusias dari pihak terkait ini menumbuhkan harapan akan munculnya kordinasi informal yang lebih baik di masa yang akan datang dan bermuara pada perbaikan kinerja pelayanan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana dan kesiagaan bencana melalui pendidikan berbasis komunitas.
Ibu Ita sangat berharap mendapatkan piranti kajian awal yang dibawa Ova. Sejak kemarin bahan tersebut berusaha difax ke kantor beliau, namun hanya halaman 1 yang bisa diterima.
Kami menyiapkan seluruh perangkat yang diperlukan relawan dalam pemetaan kebutuhan di Cikelet dan Cibalong untuk diberikan kepada Ibu Ita dan Pak Dadang. Besar harapan hal ini akan mendorong penguatan kapasitas mereka dalam respons bencana dan menular kepada penduduk Garut lainnya. Berkas-berkas ini pulalah yang menghiasi dinding sekretariat pedulu gempa yang dikelola Ova sebagai Kordinator Rumah KerLiP. Laporan perkembangan yang diterima dari UN OCHA pun turut melengkapi.
Diharapkan rekrutmen relawan pada tahap berikutnya sudah dilengkapi dengan perangkat perbaikan hasil FGD esok hari. Ade, relawan pertama yang datang saat sayadan Zamzam menyelesaikan panduan kerja relawan. Ova masih berkutat menyelesaikan kode perilaku relawan, surat dan daftar kebutuhan yang akan diajukan ke Satkorlak Jabar, Bapeda jabar, dan Pak Dadang. Pak Asep, psi sudah hadir sejak pukul 7 pagi untuk membina relawan dalam penanganan psikososial. Melihat keterbatasan dana dan relawan yang ada, kami meutuskan untuk fokus pada pemetaan kebutuhan. Dan Pak Ade pun pulang setelah menyerahkan berkas untuk pembekalan. Setelah Efi dan farhan datang kami meminta mereka membaca print out yang akan diperbanyak. Mereka diminta menandatangani Kode perilaku relawan.
Pak Tyo datang membawa kabar yang diperolehnya selama berkordinasi dengan pihak-pihak terkait di Satkorlak Jabar. Ada beberapa informasi penting yang kami peroleh dari kepiawaian Pak Tyo membangun relationship. Pukul 11 Pak Tyo bergegas menuju pertemuan dengan BAPPEDA Jabar setelah nimbrung sedikit dalam pembekalan relawan. Banyak hal menarik kemudian. Sayangnya sampai menjelang keberangkatan relawan Pak Dadang dan Pak Makmun sulit dihubungi. Akhirnya para relawan memastikan meneruskan perjalanan ke Cikelet dengan menggunakan bis dari terminal Garut ke Cikelet.
Usep siap menerima mereka pukul 20.30.
Pak Soesatyo menyampaikan hasil kordinasi bersama SATKORLAK Jawa Barat dan UN|OCHA pada tanggal 9 September 2009. Disampaikan bahwa seluruh data harus diverifikasi pihak-pihak terkait di SATKORLAK sesuai dengan tingkat wilayah bantuan kemanusiaan diberikan. Rencananya kordinasi dengan SATKORLAK Jawa Barat akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 September 2009 pukul 15.00 di STKS.
Pada hari Jum’at siang tanggal 11 September 2009, Pak Mlenik, ASDA III Pemkab Garut menyarankan untuk kordinasi di kantor beliau untuk persiapan rintisan pembentukan Forum Relawan Siaga Bencana Garut. Beliau menyarankan untuk mengalihkan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 11 September dan mengusulkan tempat kegiatan di Pendopo Kabupaten Garut. Mudah-mudahan kordinasi dengan para pihak dalam upaya menguatkan kapasitas lokal dalam respons bencana dapat meningkatkan efektivitas bantuan kemanusiaan terutama kepada penduduk yang terkena bencana di Garut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar