Kordinasi intensif dengan Pak Soesatyo melalui telpon menghantarkan kami kembali terhubung dengan UNOCHA. Mbak Titi kutelpon segera setelah mendengar kabar bahwa ada perempaun dari OCHA PBB yang berharap kita fokus pada pendidikan bencana. Mbak Titi adalah motor penggerak KPB (Konsorsium Pendidikan Bencana) yang rajin diikuti Lokely, Direktur KerLiP dalam menyusun strategi nasional pengurangan resiko bencana melalui pendidikan.
Bahkan LovelyKerLiP sudah sering mewakili KPD pada beberapa kegiatan.
Senang terhubung kembali dengan motor jaringan KerLiP. Obrolan ditelpon dengan Mbak Titi-lah yang membuat kami menyusunulang rencana tindak lanjut. Pembentukan Forum Relawan SIaga Bencana langsung menjadi agenda utama setelah pemetaan kebutuhan. Ova yang masih tinggal di Garut berkordinasi dengan Ibu Ita menyiapkan surat-surat yang diperlukan untuk kordinasi dengan Satkorlak kabupaten Garut. Saya menghubungi Ibu Ita, Ibu Elka dan pak Mlenikk melalui telpon. Sambutan yang begitu antusias dari pihak terkait ini menumbuhkan harapan akan munculnya kordinasi informal yang lebih baik di masa yang akan datang dan bermuara pada perbaikan kinerja pelayanan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana dan kesiagaan bemcana melalui pendidikan berbasis komunitas.
Ibu Ita sangat berharap mendapatkan piranti kajian awal yang dibawa Ova. Sejak kemarin bahan tersebut berusaha difax ke kantor beliau, namun hanya halaman 1 yang bisa diterima.
Kami menyiapkan seluruh perangkat yang diperlukan relawan dalam pemetaan kebutuhan di Cikelet dan Cibalong untuk diberikan kepada Ibu Ita dan Pak Dadang. Besar harapan hal ini akan mendorong penguatan kapasitas mereka dalam respons bencana dan menular kepada penduduk Garut lainnya. Berkas-berkas ini pulalah yang menghiasi dinding sekretariat pedulu gempa yang dikelola Ova sebagai Kordinator Rumah KerLiP.
Laporan perkembangan yang diterima dari UN OCHA pun turut melengkapi.
Diharapkan rekrutmen relawan pada tahap berikutnya sudah dilengkapi dengan perangkat perbaikan hasil FGD esok hari. Ade, relawan pertama yang datang saat sayadan Zamzam menyelesaikan panduan kerja relawan. Ova masih berkutat menyelesaikan kode perilaku relawan, surat dan daftar kebutuhan yang akan diajukan ke Satkorlak Jabar, Bapeda jabar, dan Pak Dadang. Pak Asep, psi sudah hadir sejak pukul 7 pagi untuk membina relawan dalam penanganan psikososial. Melihat keterbatasan dana dan relawan yang ada, kami meutuskan untuk fokus pada pemetaan kebutuhan. Dan Pak Ade pun pulang setelah menyerahkan berkas untuk pembekalan. Setelah Efi dan farhan datang kami meminta mereka membaca print out yang akan diperbanyak. Mereka diminta menandatangani Kode perilaku relawan.
Pagi itu Pak Tyo datang membawa kabar yang diperolehnya selama berkordinasi dengan pihak-pihak terkait di Satkorlak Jabar. Ada beberapa informasi penting yang kami peroleh dari kepiawaian Pak Tyo membangun relationship.
Pukul 11 Pak Tyo bergegas menuju pertemuan dengan BAPPEDA Jabar setelah nimbrung sedikit dalam pembekalan relawan. Banyak hal menarik kemudian.
Sayangnya sampai menjelang keberangkatan relawan Pak Dadang dan Pak makmun sulit dihubungi. AKhirnya para relawan memastikan hadir dalam peluncuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar