Beberapa kertas bekas hasil pemilahan sampah digunakan sebagai sumber inspirasi kegiatan berkomunitas tadi pagi.
Kertas HVS ukuran A4 ini dibagikan kepada setiap anak. Awalnya hanya ada Zakky (13), Fitry (17), Icha (7), Wita (10), Ami (8), Sarah (4). Permainan kertas yang dikenalkan Apa Utomo Dananjaya pada hari kedua Workshop Para Penggagas Pendidikan Multikultur kujadikan LIBRA hari ini (Lembar Inspirasi Bagi Ragam Anak). "Ibu, ini kan sampah organik!" seru Icha. "Apa itu sampah organik?"tanyaku pada Icha. Icha menggelengkan kepalanya. "Aa, apa itu organik?" Icha bertanya pada Zakky. "Iya, apa sih organik itu?" Sarah menambahkan. Mata Wita, Ami, Icha dan Sarah tertuju pada Zakky. "Organik adalah sesuatu yang hidup atau berasal dari makhluk hidup" sahut Zakky perlahan sambil berbaring diatas kasurnya. Pagi ini kami bangun kesiangan. Anak-anak lainnya masih sorogan di Masjid Ar Rahim. "Apa itu makhluk hidup anak-anak?" tanyaku pada keempat anak kecil. "Hewan, manusia!"sahut Icha. "Pertumbuhan!" seru Wita. "Tanaman," Ami menjawab. "Ayo kita berdiri!" seruku. "Siapa yang menggunakan celana panjang yang kekecilan atau sudah pendek?"tanyaku. "Aku!" jawab Ami yang menggunakan baju tidur dengan celana pendek selututnya. "Itu celana pendek baru atau sudah lama?"tanyaku kemudian. "Sudah lupa Bude," sahut Ami perlahan. "Wah celana Wita kependekan!" seru Sarah tertahan. "Apa itu kependekan?" tanyaku lagi. "Dulu kan celana ini sampai menutupi mata kaki tapi sekarang sudah naik ke betis,"kata Wita. "Jadi lebih pendek atau lebih panjang?" tanyaku lagi. "Apanya?" tanya Fitry. "Menurut Icha apanya ya?" tanyaku kepada Allisa. "Kakinya atau celananya sih?" Icha balik bertanya. "Icha mau ambil celana yang sudah kependekan dulu ya Bu," seru Icha sambil menarik tangan Sarah untuk menemaninya ke kamar. Dia datang dengan celana jin favoritnya. "Tuh kan, sekarang kaki Icha sudah panjang, makanya celana yang dulu cukup sekarang jadi kependekan!" kata Icha sambil menempelkan celana panjangnya di pinggang. "Itu artinya kaki Icha mengalami pertumbuhan," kata Zakky. "Ami, coba pegang rambutmu, apakah rambut Ami mengalami pertumbuhan?" tanyaku kepada Ami. "Iya bude, rambut Ami jadi tambah panjang sekarang,"sahut Ami. "Bagaimana dengan alis, mata, hidung, mulut, leher, kepala, badan, kaki, apakah semuanya mengalami pertumbuhan?"tanyaku lagi. Kulihat anak-anak mengamati dirinya masing-masing. "Kalau mata selama dalam kandungan tumbuh pasti sekarang juga masih mengalami pertumbuhan!" seru Fitry. "Oh ya, kalau kotoran kita sampah organik atau bukan ya?" tanyaku lagi. "Apa itu kotoran kita?" tanya Sarah. "Apa ya?"tanyaku lagi sambil menatap mata Sarah. "kencing, keringat, daki,...wah kotoran kita banyak jenisnya ya,"sahut Zakky."Kalau nafas yang kita hembuskan kotoran bukan ya?"tanya Fitry. "Kita coba yuk!" seruku.
"Assalamu'alaikum," terdengar suara Iyen dibalik pintu kamar. "Nah, kebetulan Iyen (15) dan Siti (13) sudah datang, ayo pegang kertas bekasnya!"kutunjukkan kertas bekasku dan anak-anak pun mengikutiku. "Kita lipat dua seperti ini, apakah lubang kertas yang terbentuk ini akan menyempit atau mengembang?" tanyaku lagi. "Menyempit" kata Wita. "Menyempit," bisik Ami. "Mengembang,"kata Icha. "Menyempit!" seru Sarah. "Mengembang,"kata Zakky. "Menyempit,"kata Fitry. "Menyempit," kata Iyen dan Siti serempak. Ayo tarik nafas dan hembuskan sekeras-kerasnya ke arah lubang kertas ini. "Menyempit! Tuh kan menyempit!" Sarah berteriak keras. "Apa ya yang dikeluarkan dari mulut kita?" tanyaku. "Nafas", kata Iyen, "Coba telapak tangannya dekatkan ke mulut kita dan hembuskan segera!"seruku sambil melakukannya. "Udara," kata Icha. "Gas," kata Fitry. "Apa itu nafas, udara, gas?" Ada yang berminat untuk cari tahu?"tanyaku. "Ayo kita bermain dengan kertas ini baru cari tahu ya!"seruku.
"Coba angkat kertas ini dan lihat apa persamaan diantara kertas masing-masing?"tanyaku lagi. "Warnanya sama-sama putih, bentuknya sama-sama persegi panjang, ukurannya sama besar,"sahut anak-anak serempak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar