Sudah dua kali pertemuan saya tidak turut mendampingi warga belajar di daerah Cibacang - Sekepicung. Baru hari ini saya bisa mendampingi bersama Ova dan Wika. Saya datang di rumah belajar Bina Bakti Persada lebih awal sekira jam 2 siang. Baru Ova, Elis, Wika dan warga belajar lainnya secara berturut-turut datang ke rumah belajar.
Ova membukan kegiatan dengan salam dan review kegiatan sebelumnya. Hari ini, Ova meminta para warga belajar untuk menceritakan kembali kegiatan pada hari rabu 27 Mei, dua hari yang lalu. Pada hari itu, Ova mengajak para warga belajar untuk ikut belajar bersama komunitas Sahabat Kota di kawasan Sekeloa – Dipati Ukur.
Sebelum setiap warga belajar menceritakan kembali kegiatan pada hari Rabu, Ova mempersilahkan Rosmawati, salah seorang warga belajar yang baru hari ini ikut pendampingan, untuk memperkenalkan diri kepada seluruh yang hadir di rumah belajar. Setelah itu, Ova meminta setiap orang untuk mengungkapkan perasaan yang dirasakan pada saat memulai proses pendampingan sekarang dengan satu kata. Dan secara bergantian kami mengungkapkan perasaan kami dengan satu kata.
Selanjutnya, setiap warga belajar mulai menuliskan kesan dan persepsi mereka tentang kegiatan belajar bersama komunitas Sahabat Kota pada hari Rabu 27 Mei kemarin lusa. Mereka cukup antusias meski tak banyak yang mereka tulis karena bingung mereka mau cerita apa. Tampaknya, mereka merasa senang dengan kegiatan hari rabu kemarin.
Setelah menunggu hampir setengah jam, barulah satu-persatu warga belajar menceritakan kegiatan kemarin. Agus atau sering dipanggil Itok, mulai bercerita di hadapan kami. Menurutnya, pada kegiatan kemarin, warga belajar diajak untuk turut belajar di kawasan sekeloa depan pom bensin Dipati Ukur. Di sana mereka diminta untuk membuat maket bangunan yang belum ada di kota Bandung. Ternyata, kata Itok, impian setiap orang itu berbeda-beda. Itok sendiri memimpikan dibangun candi di kota Bandung ini. Sebuah harapan yang unik, bukan?
Agus menunjuk Samsam untuk melanjutkan cerita. Samsam merasa senang dengan kegiatan kemarin karena ia dan teman-teman dapat berkenalan dengan orang-orang baru dari komunitas lain. Ia pun dapat sedikit belajar tentang arsitektur. Samsam dan teman-teman lainnya diminta untuk membuat sebuah maket bangunan secara berkelompok.
Giliran Nurjanah yang bercerita. Ia tidak banyak bercerita hanya mengungkapkan kesannya terhadap kegiatan kemarin. Ia merasa senang dengan kegiatan kemarin, karena ia mendapatkan pengetahuan baru dan kawan-kawan baru dari komunitas Sahabat Kota.
Nurjanah menunjuk Ulfa untuk melanjutkan cerita. Ulfa merasa senang dengan kegiatan kemarin karena ia mendapat ilmu tentang arsitektur. Lebih menyenangkan lagi katanya, ketika ia dan teman-teman sekolompoknya bersama-sama membuat maket sambil diselingi canda-tawa. Ketika maket hasil kerja kelompok itu dipresentasikan kepada teman-teman yang lain, hasilnya cukup bagus. Ulfa berharap, semoga maket buatan kelompoknya itu dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Elis melanjutkan cerita. Semula dalam kegitan kemarin itu, ia merasa mengantuk. Kegiatan mulai meriah ketika ia dan teman-teman belajar membuat maket sambil bermain. Elis pun dapat mengetahui bangunan atau tempat yang diidamkan teman-teman. Dan kita bisa membuat sesuatu dengan apa saja yang ada di sekitar kita.
Aep, Adi dan Asep secar bergantian dan saling menimpali sama lain dengan canda mengungkapkan kesan-kesan mereka terhadap kegiatan kemarin. Menurut mereka, kegiatan kemarin itu cukup menyenangkan meski agak membingungkan. Mereka dapat berkenalan dengan teman-teman baru dan bisa saling bekerjasama. Adi dan kelompoknya membuat maket sebuah taman, adapun Asep membuat kereta gantung yang berpusat di terminal Cicaheum.
Ova pun tak ketinggalan untuk bercerita. Ia sengaja mengajak warga belajar ke Dipati Ukur, karena ia ingin mempelajari hah-hal baru khususnya bidang arsitektur. Ternyata belajar arsitektur tidak serumit yang selama ini ia bayangkan. Menurut Ova, kita bisa belajar dengan segala hal yang ada di sekitar kita. Dalam kegiatan kemarin, kita bisa berinteraksi dengan teman-teman baru. Bersama kelompoknya, Ova membuat maket Dago Tea House dengan beberapa pengembangan. Masih menurut Ova, dengan suatu simulasi dan ruang kebebasan berkreasi yang sangat terbuka seperti pada kegiatan kemarin, ide, kreativitas dan inovasi kita dapat mengalir dengan deras.
Ova : saya ingin belajar, khususnya tentang arsitektur. Ternyata belajar arsitektur tidak serumit yang selama ini saya bayangkan. Kita bisa belajar dengan apa yang ada di sekitar kita. Kita bisa berinteraksi dengan teman-teman baru. Kita bermimpi mengembangkan Dago Tea House. Semua ide dan kreativitas kita bisa mengalir deras.
Terakhir, secara bergantian Nurhayati dan Aisyah mengungkapkan kesan-kesan mereka tentang kegiatan kemarin. Keduanya merasa senang dengan kegiatan kemarin, karena mereka dapat belajar bersama dengan segala hal yang ada di sekitar kita. Akan sangat menyenangkan bila hasil yang kita buat sesuai dengan rencana sebelumnya. Proses belajar yang unik karena kita bisa belajar arsitektur, khususnya membuat maket, dengan apa saja yang ada di sekitar kita.
Setelah semuanya bercerita, Ova menutup kegiatan dengan suatu refleksi. Di akhir kegiatan, Pak Lala mengumumkan tentang akan diadakannya latihan keterampilan elektronik di rumah belajar Bina Bakti Persada pada setiap hari Sabtu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar