Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 14.30. Ova membuka acara dengan sedikit refleksi proses sebelumnya. Karena hari itu ada dua orang pendamping baru, yaitu, Astri dan Nauli, dua orang mahasiswi FISIP – UNPAD, maka Ova mempersilahkan keduanya untuk memperkenalkan diri kepada warga belajar. Kemudian, Ova sedikit menjelaskan metode Cara Asyik Cari Tahu (CACT).
Hari itu, agenda kegiatan di komunitas Bina Bhakti Persada, Sekepicung, Kabupaten Bandung adalah unjuk tutur (presentasi) tugas CACT yang telah dibuat warga belajar. Ova mempersilahkan satu-peserta warga belajar untuk membacakan hasil kerja mereka.
Unjuk tutur dimulai oleh Nurjanah yang membacakan tugasnya yang ia beri judul “Belajar Hidup Mandiri”. Nurjanah memaparkan beberapa pelajaran yang bisa ia ambil dari aktivitas CACT selama hampir dua minggu. Salah satunya adalah, ia dapat memahami diri sendiri, sehingga dapat membantunya untuk bisa lebih baik dalam berinteraksi dengan orang lain dan bisa bersikap profesional. Selain itu, Nurjanah mempelajari bagaimana mengatasi rasa malas dan kantuk yang sering ia alami. Untuk mengatasi malas dan kantuk, Nurjanah menyarankan kami untuk membasuh muka atau berwudlu, mengubah posisi duduk, berganti ruangan, dan minum kopi atau jus. Nurjanah mengambil informasinya ini dari sebuah situs internet, sayang ia lupa mencatat nama situsnya.
Terkait tentang kedirian, Nurjanah menyampaikan beberapa penjelasan tentang melatih introspeksi dengan selalu mengingat kesalahan diri sendiri; menumbuhkan kreativitas dengan selalu bersikap terbuka dan jangan bertahan pada status quo; dan menyikapi segala permasalahan hidup dengan senantiasa bersabar, tawakal dan menyadari bahwa manusia adalah makhluk lemah. Pengetahuan-pengetahuan tadi merupakan hasil wawancara Nurjanah dengan salah seorang gurunya yang bernama Ustadz Samuri. Nurjanah pun bertutur tentang semangat belajar. Menurutnya, belajar harus tepat waktu, karena waktu itu sangatlah terbatas.
Selanjutnya dengan agak malu-malu, Agus sedikit menyitir tentang mempelajari kehidupan dan bagaimana mengenal karakter orang lain. Agus yang sering dipanggil kawan-kawan ‘Itok’ membuat sebuah tulisan dan sebait pantun yang berisi ungkapan cinta.
Sementara itu, Elis mengungkapkan 3 hal yang telah ia pelajari, yaitu: bagaimana bersikap dengan orang lain, bagaimana mengendalikan kemarahan dan tips mengejar cita-cita. Pengendalian kemarahan menurut Elis, bisa dilakukan dengan membaca Istighfar, wudlu dan lain-lain. Adapun tentang tips meraih cita-cita, Elis memaparkannya agak panjang lebar. Dari hasil wawancaranya dengan Pak Lala, Elis mengungkapkan bahwa dalam mengejar cita-cita kita harus fokus dan senantiasa bekerja keras. Selanjutnya Elis menuturkan hasil bacaan dari buku yang berjudul Sobat (Semua Orang Bisa Hebat), karangan Hillon Iswanto Goa. Katanya, jangan pernah belajar dari pengalaman, karena ia akan menelikung kreativitas. Ungkapan Elis yang terakhir inilah yang mengundang kami untuk mendiskusikannya. Acapkali kita mendengar ungkapan, pengalaman adalah guru terbesar dalam hidup. Terakhir, Elis menyerahkan sebuah puisi yang ia tulis sendiri berjudul ‘Taubat’.
Sayang sekali setelah cerita Elis ini, teman-teman lain masih malu-malu untuk bercerita dan ada juga yang belum menyelesaikan tugas CACT. Aisyah, Hardi dan Ema hanya menyiratkan sedikit cerita bahwa mereka telah belajar untuk mengenal lebih jauh tentang diri mereka.
Sebelum Ova menutup seluruh kegiatan, Syahrul, salah seorang warga belajar mengajak kami mendiskusikan tentang untuk apa kita hidup di dunia. Meski tak cukup banyak mendapatkan respon dari warga belajar lainnya, tapi pertanyaan itu cukup membuat kami terhentak.
Akhirnya, Ova menutup seluruh kegiatan pembelajaran sambil memberikan refleksi seluruh kegiatan dan informasi tentang kegiatan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar