NOTULENSI FORUM OK
RUMAH KerLiP – SAHABAT QUR`AN
Caringin, 22 Maret 2009
Acara ini dimulai pukul 10.00 WIB, bertempat di Mushola Nurul Huda, Gg. Lumbung II, di belakang pasar induk Caringin, Kota Bandung. Heri membuka acara dengan salam dan bacaan basmalah. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur`an oleh Saeful. Setelah itu, Heri mempersilahkan Ova untuk memandu acara sebagai pembicara utama. Seyogyanya yang akan menjadi pembicara utama adalah Mbak Lovely, sayang beliau harus mendampingi Bu Yanti Sriyulianti dalam beberapa aktivitas di Jakarta.
Ova mulai memandu acara dengan sedikit perkenalan. Ova mengajak semua peserta untuk membicarakan masalah paradigma. Ova membagikan selembar kertas kosong kepada setiap peserta. Ia meminta para peserta menuliskan nama mereka secara vertikal di kertas tersebut. Kemudian kertas itu digeser kepada peserta lain di samping kanan. Setelah setiap peserta memegang kertas rekan peserta di setiap samping kiri, mereka diminta untuk memberi tanggapan tentang setiap peserta yang namanya tertera di kertas.
Setelah itu, Ova meminta satu-persatu peserta yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga, untuk memberi pandangan tentang anak-anak mereka. Beragam pandangan peserta terhadap anak-anaknya, ada yang selalu mendidik anaknya untuk selalu rajin belajar, mengaji dan melaksanakan tugas-tugas lainnya. Seringkali orang tua merasa susah ketika anak-anaknya mulai rewel dan banyak permintaan. Biasanya orang tua akan merasa bahagia ketika anaknya baik, shaleh dan penurut. Orang tua sering kerepotan ketika anak-anaknya sulit diatur dan banyak jajan. Salah seorang ibu yang kebetulan berjauhan dengan anaknya yang tinggal di kampung, bertekad untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi anaknya. Seorang ibu lain sedikit berintrospeksi. Ia masih merasa belum menjadi orang tua yang baik, sehingga ia akan terus-menerus belajar untuk menjadi orang tua yang baik. Orang tua seringkali sulit mengendalikan emosi, karena kebanyakan orang tua tidak memahami anak-anaknya. Menurut sebagian ibu, anak acapkali lebih takut kepada bapkanya.
Terkait dengan bahasan paradigma, Ova mengungkapkan bahwa pandangan orang tua dan anak seringkali berbeda. Pandangan atau paradigma yang berbeda inilah yang seringkali mengakibatkan perselisihan antara orang tua dan anak. Orang tua sering menyesal ketika sadar bahwa mereka telah melakukan hal yang keliru terhadap anak-anaknya. Seperti juga orang tua atau orang dewasa, anak-anak pun ingin dimengerti dan mendapat perhatian.
Seorang ibu merasa sebagai orang tua harus sering introspeksi ketika berinteraksi dengan anak. Acapkali anak disuruh melakukan sesuatu, tetapi orang tua tidak memberi tauladan bagi anaknya.
Ova menyajikan beberapa tips sederhana bagaiman orang tua harus bersikap terhadap anak, yaitu :
- Dengarkan perkataan, pendapat atau cerita anak.
- Kenali perasaan anak.
- Beri nama perasaan itu
- Beri ruang bagi anak untuk mengenali perasaannya sendiri
Berdasar pengalaman mengajar, Heri berpendapat bahwa penyikapan terhadap anak itu tidak bisa disamakan (digeneralisir). Anak harus disikapi secara beragam.
Sebagai penutup, Ova menuturkan bahwa Paradigma itu seperti kacamata. Sehingga kita harus memilih kacamata yang sesuai dengan kebutuhan kita. Dan kita harus senantiasa mengembangkan paradigma yang positif.
Izoel.euy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar