Lama tak jumpa dengan anak-anak di kampung Jawa.
Sejak Januari diserahkan ke Abi secara bertahap, lebih banyak diskusikan model bahan ajar yang tepat bagi anak-anak.
Hari ini, anak-anak kembali belajar. Hanya ada anak-anak kecil yang putus sekolah karena tidak mampu. Kelompok usia yang lebih besar sudah mulai bekerja kembali. Seperti biasanya mereka jadi ekerja kontrak untuk jangka waktub tertentu di beberapa counter terpilih. Ah, anak sekecil itu harus berjuang mendapatkan uang.
Beberapa anak yang sudah besar mengusulkan untuk belajar dengan modular.
Mungkin ini yang lebih tepat bagi mereka.
Hari Selasa 12 Agustus disepakati, ibu-bu yang tinggal di sekitar pendopo akan bergantian membantu anak-anak untuk kembali belajar.
Nampaknya anak-anak lebih antusias belajar di pendopo Pak Ustadz daripada ditempatkan di sekretariat RW. Rencananya di sekretariat RW hanya untuk kelompok usia > 11 tahun.
Pembelajaran dimulai dengan permainan khas kampung Jawa.
Anak-anak diajak untuk menjelajah RT 16. Anak-anak yang sudah bisa menulis diminta untuk menyebutkan rumah dan jumlah anggota keluarga yang tinggal di antara ruma Syahrir dan pendopo. Anak-anak yang belum bisa menulis, bermain pertambahan dari angka-angka hasil penjumlahan anggota setiap rumah. Kelompok yang sudah bisa menulis mulai mengisi Aku Tahu tentang tetangga dan kepala keluarga. mereka membuat definisi tentang kepala keluarga yakni seseorang, laki-laki atau perempuan, tua atau muda yang bekerja mencari nafkh untuk memberi makan, minum, pakaian, tempat tingggal dan pendidikan agar keluarga bisa hidup dengan layak. Hebat ya...
Dari definisi ini anak-anak menganalisa keluarga mereka sendiri. Ada 9 point penting yang mereka tuliskan. Masing-masing anak menyebutkan kepala keluarga mereka. Peran Ibu. Biaya makan dan beli pakaian baru. kebetulan sebentar lagi bulan puasa. mereka antusias karena biasanya mendapat pakaian baru saat lebaran. Irma (13 tahun putus sekolah kelas 3 SD) menyebutkan bapaknya mendaoatkan Rp 30.000-60.000 per hari. Ibunya belanja bahan makanan Rp 25.000 per hari. Uang jajannya Rp 3.000 per hari. Bapaknya menyediakan Rp 200.000 untuk pakaian lebaran Irma. Betapa bangganya Irma ketika menceritakan kelahiran adiknya yang terpaksa dicaesar. Bapaknya Irma mendapatkan pinjaman untuk operari caesar dan sudah hampir lunas. Ibunya juga sangat hebat, kata Irma. Senangnya punya kepala keluarga ujar Irma. Hal yang sama juga disampaikan Rina (12 tahun putus ekolah kelas 2 SD). Penghasilan bapaknya Rp 25.000, untuk belanja Rp 15.000. uang jajan Rina Rp 1.500, dia ikut arisan Rp 1.000/hari dan mendapatkan Rp 90.000 jika menang. Celana Jins lebaran dibelikan abangnya, blusnya dari pemberian tetangga. Rina tinggal di rumah sendiri yang dibangun oleh warga setempat di tanah bapaknya. Ada 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, teras, kamar mandi. Karena jumlah anggota keluarganya 7 orang, Rina biasa tidur di bale-bali. Dia juga bangga karena ibu sudah melahirkan dan mendidiknya pintar memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan memberi uang jajan. Duh bahagianya.
Adit dan Maulana belajar berhitung. Mereka dibantu Ria dan Isma yang duduk dikelas 3 madrasah.
Anak-anak yang lebih kecil, berlarian kesana kemari mengelilingi kakak-kakak mereka yang sedang asyik belajar. Pendopo Pak Ustadz belum selesai dibangun, tapi sudah terasa manfaatnya. Setiap sore anak-anak belajar mengaji, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Mudah-mudahan anak-anak kembali menikmati indahnya dunia belajar bersama keluarga dan komunitas. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar