KerLiP production sudah siap berangkat pukul 4 pagi tadi, namun print out bahan peliputan perlu waktu. Alhamdulillah pukul 5.30 berangkat menuju SDN Pinggir Sari 1 Kabupaten Bandung. Irwan, producer KerLiP Production memutuskan untuk melewati jalan terusan Buah Batu. Beberapa kali kami perlu menanyakan jalur yang benar kepada penduduk setempat karena lupa jalan. Aku langsung menemui ketiga anak perempuan cantik yang sedang bermain didekat bangunan sekolah yang hampir rampung direhabilitasi. Pak Sukanda, mandor yang akan kami temui sedang belanja bahan bangunan tambahan ke toko material. Anak-anak mempertemukan kami dengan Bu Ade, guru yang tengah mendampingi anak-anak kelas 1 belajar di ruangan yang masih layak pakai. Bu Ade menyambut antusias rencana peliputan praktik baik mandor dan tukang yang direkrut oleh Tim rehabilitasi bangunan sekolah tersebut.
Sutradara KerLiP Production mulai menata rencana peliputan agar film yang dihasilkan dapat menggambarkan upaya penerapan sekolah aman dari gempa yang dilaksanakan oleh Pak Sukanda dan anak buahnya. Bu Ade memperkenalkan Pak Asep, wakil ketua Komite Sekolah yang juga ketua MUI di kecamatan Arjasari. Kami berdua jadi asyik membahas banyak hal terkait kesehatan reproduksi anak-anak perempuan, pentingnya tempat cuci tangan, wc laki-laki perempuan, sumber air yang memadai agar SDN Pinggir Sari benar-benar menerapkan sekolah aman dari gempa termasuk dari aspen jaminan kesehatan selama warga sekolah termasuk anak terjamin setiap saat.
Andi, kameramen KerLiP production terlihat asyik beraksi meliput anak-anak yang sedang bermain di sekitar bangunan sekolah yang sedang direhabilitasi.
Tak lama kemudian Pak Asep memperkenalkan kami dengan Pak Wawan, ketua tim pelaksana rehabilitasi dengan dana APBN tersebut. Waktunya anak-anak istirahat, KerLiP Production tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk melibatkan anak dalam peliputan penerapan skeolah aman dari gempa di sekolah mereka. Menarik menyaksikan aksi spontan anak-anak dalam arahan laku dari sang sutradara yang sangat kreatif, Otoy. Ketiga tim KerLiP production ini bergabung belum lama dengan kami di Perkumpulan KerLiP. Mereka tertarik untuk membantu gerakan keluarga peduli pendidikan dnegan mengemas bahan sosialisasi program agar mudah diterima oleh masyarakat Indonesia termasuk anak berkebutuhan khusus. Alhamdulillah sebelum ini, mereka berhasil membuat film sekolah aman dalam versi penyelarasan gagasan dan harapan antara warga sekolah di SDN Sirnajaya 2 yang terkena dampak gempa Tasik 2009 dan praktik-praktik baik sekolah sehat, hijau dan aman di SMPN 11 Bandung.
Senang sekali ketika ada perwakilan masyarakat yang sudah berpengalaman lebih dari 30 tahun didalam penerapan bangunan tahan gempa di berbagai wilayah bencana di Indonesia. Pak Ade Chandra, namanya. Beliau bersedia untuk membantu melakukan pemeriksaan penerapan sekolah aman dari gempa dalam rehabilitasi bangunan SDN Pinggir Sari. Tanpa ragu Pak Ade meminta kami menghadirkan tukang, Tim pelaksana, penanggung jawab, dan guru untuk ikut dalam pemeriksaan tersebut. Langkah Pak Ade ini direkam dengan cermat oleh tim KerLiP production. Menurut pak Ade, Tim rehabilitasi SDN Pinggir Sari sudah bekerja sesuai dengan standar bangunan tahan gempa. Hanya saja dalam hal sila-sila masih diperlukan perbaikan agar benar-benar mengikat dari sudut ketengah sampai keempat sudut tersebut terhubung.
Pak Ade menggambarkan dengan jelas dibalik draft final pedoman penerapan Sekolah.Madrasah Aman dari bencana yang kami bawa. Tim Rehabilitasi SDN Pinggir Sari berupaya menjelaskan bahwa usulan perbaikan dari Pak Ade ini akan dipertimbangkan dengan membaca kembali desain bangunan yang mereka terima dari Dinas Ke-PU-an Kabupaten Bandung.
Setelah memeriksa kelas, kami meminta Pak Wawan untuk menjelaskan standar ukuran besi 10 dengan cincin 8 dan jarak antar cincin 15-20 untuk perkuatan struktur bangunan. Anak-anak kelas 6 bersiap untuk belajar bersama Pak Wawan. Alhamdulillah, Pak Sukanda tepat tiba waktunya. Aku memandu penjelasan Pak Sukanda mengenai besi tersebut kepada anak-anak dengan pertanyaan terkait apa, mengapa, bagaimana. Dan Pak Sukanda mengikuti arahan sang sutradara untuk menunjukkan langsung dengan besi struktur yang diletakkan bersandar pada tiang yang sedang dibangun. anak-anak menyimak penjelasan Pak Sukanda. Seluruhnya direkam oleh Andi dnegan seksama. Irwan menyiapkan microfon khusus. Tim KerLiP production kemudian meliput kegiatan bermain dengan tiang-tiang kayu "esteger" atau tempat berpijak tukang saat memasang ring balok. Ada 3 anak perempuan dan 2 anak laki-laki yang bersedia bermain sambil diliput oleh Tim KerLiP production. Adik-adik kelas mereka terlihat berkerumun dibalik jendela yang belum berkaca.
Sebelum istirahat makan, kami meminta Pak Wawan, anak-anak dan Bu Ade untuk peliputan persiapan belajar di SDN Pinggir Sari. Rupanya ada anak kelas 4 dan 5 yang mendapat giliran masuk kelas siang hari karena kekurangan jumlah ruang untuk belajar.
Kami sepakat untuk meliput kegiatan belajar 55 anak di kelas 4 dan 30 anak, di kelas 5 yang belajar di siang hari.
Sambil menunggu giliran peliputan, aku mengajak anak-anak kelas 5 untuk menyanyikan lagu evakuasi gempa atas ijin Bu Euis, guru mereka. anak-anak senang sekali bernyanyi. Teza dan Santi mendapat giliran pertama untuk memimpin teman-teman sekelasnya menyanyikan lagu tersebut dan mempraktekkannya langsung. Setelah mencoba 3 kali, anak-anak terlihat mulai antri berlari keluar kelas diakhir lagu.Aku menceritakan praktek baik yang dijelaskan Pak Sukanda, mandor bangunan, kepada anak-anak kelas 6. kapur tulis menjadi model untuk mengukur keliling dan diameter benda berbentuk silinder batang seperti besi. Anak-anak terlihat menikmati proses belajar langsung yang kami lakukan bersama. Menarik menyimak jawaban anak-anak kelas 5 terkait penggunaan besi untuk perkuatan struktur bangunan. Mereka dengan fasih menyebut sabuk pengaman ikatan besi diantara kayu dan ring balok di atas dinding. Kebetulan pikirku. Akhirnya aku ajak anak-anak untuk mengajak teman-teman di sekolah mereka belajar menyelamatkan diri dari gempa dengan bernyanyi bersama. Lalu menggunakan warna lampu lalu lintas untuk menandai zona aman, hati-hati dan tidak boleh dilewati untuk menetapkan jalur evakuasi ke lapangan terbuka, tempat kumpul yang aman dari gempa.
Rupanya Tim KerLiP production tertarik untuk meliput kegiatan belajar bersama anak-anak tersebut. Teza, Santi dan 2 anak lainnya berdiri didepan memimpin lagu evakusi gempa. Secara bergantian mereka direkam oleh Andi, Otoy, Irwan dengan bantuan Ubay. Alhamdulillah. Tiba saatnya tim KerLiP production merekam beberapa gambar pelengkap untuk film penerapan sekolah aman dari gempa di SDN Pinggir Sari.
Bu Ade sudah menyiapkan kelapa muda dirumah bu Ima guru kelas 5, persis diatas bangunan yang sedang direhab. Sudah tersedia berbagai kripik singkong di meja tamu. Sambil menunggu Irwan dkk bergabung, aku menikmati alat refleksi yang disediakan bu Ima. Alhamdulillah. Rupanya bu Ima guru binangkit. Beliau juga membuka kantin sehat untuk anak-anak di dapur rumahnya dan terapi ion untuk kaki dengan biaya sukarela didepan rumah. Tidak hanya itu, Bu Ima juga menyediakan tempatnya sebagai kelas sementara bagi anak-anak kelas 5 yang masuk pagi serta ruang tamu untuk penyimpanan loker dan lemari sekolah. Tak lupa kusampaikan GERA SHIAGA kepada keduanya dan rencana kami untuk menindaklanjuti kegiatan hari ini dengan roadshow GERA SHIAGA pada peresmian bangunan sekolah tersebut.
Alhamdulillah, keduanya menyambut baik gagasan tersebut
Setelah menikmati hidangan yang disediakan, aku dan Tim kerLiP production kembali pulang ke Bandung.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun, jelang sore persisnya pukul 15.30 aku menerima kabar tentang gempa di Aceh dengan skala 8,9 SR. Segera aku kontak Adelila dari TDRMS dan Unsyiah. Masyarakat Aceh kembali dilanda bencana. Adelila dan kawan-kawannya sedang mengungsi ke lantai 2 masjid kampus saat sirine peringatan dini tsunami dibunyikan. Kuhubungi berbagai mitra KerLiP di BNPB, BPBD Aceh, BPBD Sumbar, BPBD Lampung, BPBD Bengkulu, Masyarakat Nias, Aceh, padang, dan Lampung Barat. Semuanya dalam posisi siaga. Mas Hakim dari BMP yang juga anggota RAPI berjanji untuk update info. Begitu juga Erie rekan dari ASEAN secretariat. Pak Arie dari BNPB menjelaskan beberapa hal penting terkait kondisi pasca gempa.
Setiba di rumah langsung menyimak berita di metro TV dan TV One secara bergantian sambil meminta Zamzam berkordinasi dengan Tim SAR terlatih dari FKPA, rekan KerLiP untuk kaji cepat situasi pasca bencana. Akupun berkordinasi melalui telpon, email, facebook, tweeter dengan mitra-mitra setempat. Dani dari FKPA sudah menyiapkan 2 orang terlatih untuk berkordinasi dengan Zamzam menyiapkan tanggap darurat jika diperlukan.
Alhamdulillah, saat narasi ini ditulis update info dari Bapak Herry Sugiharto cukup menggembirakan. potensi tsunami rupanya lebih kecil menurut ahli dari ITB.
Segera kutuntaskan draft presentasi Juknis Sekolah ramah Anak untuk dikirim ke Asdep Pemenuhan Hak Pendidikan Anak. Pukul 1 dinihari aku harus berangkat ke bandara untuk menemani KPP-PA presentasikan draft juknis dan ujicoba di maluku Utara sampai tanggal 14 April yad. Bahan terkait GERA SHIAGA sudah tersedia di meja. Iwang menyiapkan semuanya dengan baik. Masih berharap Rika dan Nining membantu menuntaskan perkiraan kebutuhan anggaran untuk melaksanakan kegiatan kampanye dan advokasi Penerapan Sekolah Aman dari bencana yang dilaksanakan KerLiP dalam wadah Seknas Sekolah Aman bersama K/L/D/I terkait. Semoga
Oh ya tadi ada kabar menggembirakan dari Zamzam mengenai progress persiapan peluncuran penerapan sekolah aman dari bencana yang akan diintegrasikan kedalam peringatan Hardiknas 2 Mei yad.
Sayang sekali, aku kembali tidak dapat memenuhi jadwal pertemuan dengan Wamendik esok hari karena sudah terjadwal ke Maluku Utara.
Sayang sekali, aku kembali tidak dapat memenuhi jadwal pertemuan dengan Wamendik esok hari karena sudah terjadwal ke Maluku Utara.
Saatnya beres-beres untuk pergi ke Ternate.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar