Gerakan Sosial Kritis Berbasis Keluarga yang berupaya mendorong pemenuhan hak hidup bermartabat terutama hak atas pendidikan dan perlindungan anak
Senin, 29 Juni 2009
Sekepicung, 24 Juni 2009
Beberapa hari yang lalu, Bu Dewi isteri Pak Lala, pemilik rumah tempat kami melakukan pendampingan di daerah Sekepicung ini, menelepon saya untuk memberitahukan kepada para warga belajar bahwa kegiatan pembelajaran hari ini akan dilaksanakan di sebuah rumah milik Ibu Kusuma, salah seorang dosen senior ITB, yang berada di kawasan Ciburial. Saya pun langsung mewartakannya kepada beberapa orang warga belajar kabar tersebut. Sekarang sampai hampir setengah jam lewat dari pukul 14.00 WIB, saya masih menunggu semua warga belajar berkumpul. Baru menjelang Ashar, 9 orang warga belajar hadir di rumah belajar Bina Bakti Persada. Selanjutnya, kami berangkat menuju rumah Bu Kusuma, ditemani Pak Lala, Bu Dewi dan Bu Elis.
Sampailah kami di sebuah rumah yang cukup besar dikelilingi rindangnya pepohonan. Bu Kusuma, pemilik rumah itu menyambut kami dan mempersilahkan kami menggunakan salah satu sisi dari rumahnya untuk kami gunakan sebagai tempat kegiatan hari ini.
Saya memulai kegiatan dengan salam dan review kegiatan sebelumnya. Kemudian, warga belajar dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3 orang. Saya membagikan selembar kertas yang berisi beberapa hal yang harus dijawab dengan beberapa kemungkinan, yaitu, bisa berubah sedikit, bisa berubah banyak, bisa berubah semua atau tidak bisa berubah sama sekali. Contohnya agama, apakah warga belajar menilainya dapat berubah sedikit, dapat berubah banyak, dapat berubah semua atau tidak dapat berubah sama sekali.
Pada tahap awal, setiap warga belajar diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan itu masing-masing. Baru setelah itu mereka memberi jawaban kelompok dan membandingkannya dengan jawaban masing-masing.
Sekira 30 menit kemudian, masing-masing warga belajar telah membubuhkan jawabannya di kertas kosong. Tak lupa mereka pun memberi jawaban perkelompok. Dari 20 hal yang ditanyakan, ternyata paling banyak jawaban yang diberikan adalah ’tidak dapat berubah sama sekali’, baru setelah itu ’dapat berubah sedikit’ dan seterusnya.
Dari diskusi yang kami kembangkan dari jawaban-jawaban tadi, ternyata muncul kesimpulan bahwa, perubahan akan selalu terjadi baik sedikit atau banyak dalam segala hal dalam kehidupan ini. Kecuali pada hal-hal yang bersifat kodrati, seperti jenis kelamin, warga belajar menilainya tidak dapat berubah. Tentu saja perubahan itu sebisa mungkin harus menuju ke arah yang lebih baik.
Setelah memberikan refleksi dari proses pembelajaran yang telah dilalui, saya menutup kegiatan. Kemudian kami pun asyik berbincang-bincang sambil menikmati suguhan makanan dan minuman dari tuan rumah. Jazaakillah, Bu!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar