Minggu, 30 Agustus 2009

Semangat Belajar

Pagi ini, Zakky mulai membaca dokumen-dokumen yang kukumpulkan saat pendampingan Go Green School di Jakarta. Semangat untuk mewujudkan budaya hidup hijau di Rumah KerLiP Bandung kembali menggelegak seketika setelah pertemuanku dengan teman lama. Dia sedang merintis usaha baru di bidang pengolahan limbah hotel di Kota Bandung setelah 20 tahun membangun usaha rental mobil. SUdah ada 7 pegawai yang bekerja di perusahaannya. Kami bertemu tanpa sengaja di depan pom bensin dan sama-sama antusias dengan program Budaya Hidup Hijau. Rencana detil program bersama ini akan dibahas nanti malam. Bagi Zakky ini menjadi penguatan CACT Lubang Resapan Biopori yang dilaksanakan setelah pemilahan sampah bulan Juli lalu. Zakky terlihat antusias dengan pembuatan mindmapping go green school dan dilanjutkan dengan penyusunan proposal kegiatan Go Green mandiri. Senangnya!

Bagaimana dengan semangat belajar yang lainnya?
"Mandi dulu yuk!" ajakku kepada Icha dan Ami. "Nanti Bu! sedang asyik-asyiknya main perpustakaan," seru Icha dari teras. Icha, Sarah dan Ami terlihat mengambil beberapa buku dari lemari perpustakaan. "Ayo, buku ini dijual dengan harga lima ribu, yang lainnya sepuluh ribu!" terdengar suara Icha menjelaskan kepada Sarah. Buku komik, KKPK, majalah, dan beberepa tumpukan buku berdasarkan kategori buku yang mereka tentukan sendiri terhampar diatas karpet. "Zakky buat power pointnya sampai jam 11 ya!" seruku mengingatkan Zakky yang sedang asyik membaca buku Go Green School yang dicatak oleh KEHATI. Icha dan Ami terlihat membereskan buku-buku dan bergegas mandi. "Bu, bantu Dede mengerjakan latihan matematika sehabis mandi ya!" seru Icha dari kamar mandi. Tidak lama kemudian Icha dan Ami terlihat bergegas dengan handuk menutupi badannya. "Ini bagian pribadiku!" seru Icha sambil menunjukkan pantatnya kepada Ami. Icha masih mengingat asyiknya belajar tentang bagian pribadi dari tubuh perempuan dan laki-laki yang kemarin dibacanya bersama Ami, Wita, dan Sarah. Rasa ingin tahu mereka sangat luarbiasa, meskipun terdengar berbisik-bisik menjelaskan bagian-bagian pribadi yang ditunjukkan buku tersebut.
Icha terlihat menggunakan mukena ketika keluar dari kamar. "Aku mau shalat sunat dulu ya!" serunya kepada Ami. Sudah beberapa minggu ini Icha senang sekali melakukan shalat. Entah apa yang penting shalat meskipun diluar waktu shalat wajib. Ami mulai membaca buku pilihannya. "Bude, nanti Ami nulis apa ya?" tanya Ami kepadaku. "Kira-kira Ami mau menuliskan apa ya?" aku balik bertanya. "Mau nulis senangnya baca buku ini," jawab Ami sambil melanjutkan bacaannya. Setelah shalat Icha membawa buku tulis dan LKS matematikanya dan mulai meneruskan pekerjaan kemarin disampingku. "Ah, ini susah! Gimana sih maksudnya Bu?" tanya Icha sambil menunjukkan bagian penjumlahan dan pengurangan sambil meminjam. Satu per satu kutuntun dia untuk memahami kembali nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan. "Ini Bude!" Ami datang menghampiriku. "Coba dibaca tulisannya,"Kupegang buku tulis Ami. "Aku senang baca buku ini, aku senag..eh kurang n ya!" seru Ami sambil menunjuk tulisannya sendiri. "Ayo lanjutkan dengan menuliskan judul buku dan pengarangnya ya!" lanjutku. "Kita baca diluar yuk!" Ajak Icha sambil membawa buku tentang Nabi Musa. Tidak lama kemudian Ami menunjukkan tulisannya. "Masih senang menulis? Ayo tulis bagian yang paling disukai Ami dari buku yang tadi dibaca!" seruku lagi sambil melanjutkan pekerjaanku menguji validitas alat penelitan mahasiswi UPI. "Bingung ah!" terdengar suara Ami. "Ami suka gambar yang mana dari buku ini? Halaman mana yang Amni sukai? Nah itu ditulis di buku Ami," terdengar suara Icha menjelaskan sambil tetap menulis di bukunya sendiri. Rupanya Icha melanjutkan latihan matematikanya dengan membuat resume buku seperti Ami. "Ini Bu, sudah cukup?" tanya Icha sambil menunjukkan tulisannya. "Hm...sudah bagus, mungkin dilengkapi dengan nama pengararang dan penerbitnya bisa lebih bagus lagi," jawabku setelah melihat tulisannya. "Wah, udah adzan, aku shalat dulu ah!" seru Icha lagi sambil bergegas mengambil air wudlu. Terlihat Sarah duduk didekat Ami yang membaca buku pilihan Icha dengan antusias. "Baca yang keras ya Mi biar Sarah bisa mendengarkan cerita dari buku tersebut. Selesai membaca AMi pun bergegas mengambil air wudlu dan shalat zhuhur di depan Icha. Sarah mendekatiku sambil membaca gambar dalam buku cerita tersebut. Aku menemaninya sejenak sambil iseng mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan gambar yang terlihat di halaman yang sedang dibaca Sarah. "Ayo lanjutkan membaca gambarnya dengan Teh Icha!" seruku kepada Sarah.

Sesekali Iyen menyela dengan menanyakan kegiatan belajarnya. Dia mulai dengan Standar Kompetensi Lulusan yang sudah dibuat mindmappnya. "Coba kita lihat satu per satu!" seruku kepadanya. "Kita mulai dari rukun Islam ya Bu,"kata Iyen. "Kita pakai CACT yuk!" ajakku kepada Iyen. Judulnya Rukun Islam. Iyen mengisi Aku Tahu dengan 5 Rukun Islam. Kubimbing dia mengisi kolom Ingin Tahu dengan menanyakan hal-hal yang ingin diketahui lebih dalam dari setiap Rukun Islam. Fikih SUnnah menjadi pilihan referensinya dan direncanakan akan diselesaikan sampai tanggal 3 September. Zakky dan aku membantunya mencari referensi tambahan terkait dengan makna Syahadat dan Shalat Sunat. Saat ini Iyen sedang membuat mindmapp untuk memahami makna Syahadatain dari Al-Qur'an terjemahan, Iman Semesta dan Sejarah Lengkap Nabi Muhammad. Rencananya akan dilanjutkan dengan memahami istilah dan rincian shalat sunat dari Fiqih Sunnah.
Sementara itu Rizky mampir sebentar untuk membawa buku mindmap Tony Buzan dan SKL SD/MI dan berjanji akan membacanya di rumah setelah disusul Eja dari tempatnya bermain. Zakky sempat menawarkan untuk membantu Rizky memahami mindmapping, tapi Rizky memilih untuk pulang.

Anak-anak yang hebat, semangat belajar mereka selalu menginspirasiku untuk terus belajar dan bekerja demi kepentingan terbaik anak. Semoga!

Rabu, 26 Agustus 2009

Rasa Ingin Tahu

Memelihara kemerdekaan anak dalam berpengetahuan makin mengasyikkan. Setiap kali bertemu dengan Ova dan Zamzam diskusi tentang konsep dan implementasi Cara Asyik Cari Tahu selalu muncul dari berbagai perspektif. Informasi tentang menjaga bandul selalu bergerak yang pernah kubaca dari pemikiran John Dewey dari berbagai sumber menjadi pisau analisa kegiatan-kegiatan Rumah KerLiP kali ini. "Luar biasa anak-anak kita ya!" seruku membuka obrolan menjelang buka puasa. "Hari ini Iyen menunjukkan mindmappingnya yang sangat detil tentang beberapa kompetensi lulusan SMA yang mulai dibuatnya. Uraian tentang ajaran agama menunjukkan pengetahuan Iyen tentang Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak. Meskipun sudah terinci tanpa melihat buku, Iyen masih merasa ada sesuatu yang perlu dipelajari kembali agar kompeten dalam hal menjalankan ajaran agamanya. Nanti kita lihat betapa menariknya Iyen menguraikan tentang perkembangan usia remaja. Dia menguraikan dengan detil perubahan fisik perempuan dan laki-laki di usia remaja dan tentang perasaan saat jatuh cinta. Ada beberapa hal lainnya yang menjadi percabangan topik ini. Sungguh menakjubkan melihat perkembangan cara berpikir Iyen sekarang!" jelasku pada Ova. "Alhamdulillah. Menarik jika melihat bagaimana perkembangan yang ditunjukkan anak-anak dari Sekepicung sekarang. Mereka mulai membuat mindmapp dari SKL masing-masing setelah Zakky presentasi dua minggu yang lalu. Ada beberapa anak yang kreatif mengembangkan kompetensi yang perlu digali dari mimpi yang ingin mereka wujudkan. Ada yang ingin memiliki galeri komik sendiri. Dia menguraikannya sampai ke tahapan rencana yang sedang dan akan dilakukakannya. Yang lainnya karena ingin menulis buku, secara rutin sudah mulai mengasah kemampuan menulis dan sastra. Anak yang senang menggambar sangat tertarik dengan kemampuan Fitry untuk membuat manga. Dia juga mulai mencari informasi tentang pelatihan-pelatihan terkait. Menurut ibu seberapa penting kita menjaga rutinitas untuk membangun kebiasaan efektif masing-masing anak?" Ova mengakhiri penjelasannya dengan bertanya. "Efektivitas itu diukur dari tujuan yang ingin dicapai untuk masing-masing anak. Jika anak sudah berani untuk menyatakan mimpinya apalagi sampai merancang tahapan untuk mewujudkan mimpinya, bagi saya sih itu sudah menunjukkan kompetensi yang luar biasa. Pada umumnya anak-anak kita masih sulit melepaskan diri dari keinginan untuk berijazah. Tarik menarik kepentingan ini juga ibu alami. Kompromi yang ibu lakukan misalnya dengan menyediakan waktu khusus setiap hari untuk mewujudkan mimpi tanpa harus meninggalkan kesempatan untuk menemani anak-anak belajar sesuai dengan keinginannya. Hari ini Icha dan Ami lebih senang menyebut dirinya belajar dengan mengerjakan LKS yang dibeli beberapa hari yang lalu. Sebenarnya keduanya sangat antusias dengan kegiatan bermain sambil menempel karya-karya mereka di karton hitam. Sayangnya diperlukan waktu yang cukup banyak untuk menemani mereka bermain. Rizky sudah mulai bolak-balik meminta ibu memulai menemani dia belajar. Seperti Zakky dan Iyen. pembuatan mindmap SKL SD menjadi titik awal Rizky yang bermimpi untuk bisa mendapatkan ijazah SD paling lambat tahun depan. Beberapa kali Iyen bolak-balik memastikan kegiatan rutin di komunitas belajar mandiri ini dilaksanakan. Ibu sengaja menundanya dengan harapan kegiatan ini bermakna sampai ke tujuan hidup Iyen dan yang lainnya,"jelasku lagi.
"Wah, bagaimana jika dihubungkan dengan kematangan dalam berkomunitas? Bukankah kita sudah menetapkan tujuan dan tahapan untuk mencapai tujuan tersebut?" tanya Ova lagi. "Tujuan siapa? Hampir seluruhnya kita tetapkan sebelum komunitas ini dibuka. Coba kita lihat perkembangan anak-anak sampai saat ini. Kita perlu memastikan bahwa mereka benar-benar merasa memiliki tujuan bersama tersebut. Jika mereka merasa tidak terlibat, itu artinya kita gagal mendorong partisipasi anak dalam merintis komunitas ini,"jelasku lagi kepada Ova.
"Bu, ini hari apa ya?" Icha menyela dengan pertanyaannya. "Hari apa ya? Biasanya aa les di EEP hari apa Nak?" tanyaku lagi. "Kalau tidak Senin ya Rabu dong!" jawab Icha sambil tetap menulis beberapa soal matematika dan menjawabnya sendiri. "Ini hari Senin!" seru Icha tiba-tiba. "Benarkah? Sehari sebelum hari Senin hari apa ya Mi?" Ami yang sedang asyik menggambar mendongakkan kepalanya. "Ngga tahu!" seru Ami sambil terus menggambar. "Minggu!" seru Icha menjawab pertanyaanku. "Biasanya kalau hari Minggu Icha main dengan siapa ya?" tanyaku lagi. "Bapak. Tapi kemarin ngga ada Bapak kan?" Icha balik bertanya. "Wah, kalau gitu ini hari apa ya?" tanyaku lagi. "Hari Rabu, Bude!" seru Wita sambil berjalan menuju ke dapur. "Menurut Icha bagaimana?" tanyaku lagi kepada Icha. "Senin atau Rabu ya?" jawab Icha bimbang. "Ini hari keberapa Icha puasa?" tanya Zamzam kepada Icha. "Hari kelima," jawab Icha. "Kita mulai berpuasa hari apa ya?" tanyaku lagi. "Ngga tahu ah!" Icha menjawab dengan tak acuh. "Gimana ya mendorong rasa ingin tahu anak-anak tentang hari?" tanyaku sambil memandang Ova."Wah, harus tahu kebiasaan Icha Bu!" jawab Ova.
Pembicaraan pun kembali beralih ke CACT yang sedang diteliti Ova dan Zamzam untuk skripsi mereka. Aku masih penasaran dengan hal ini, tapi belum menemukan cara yang tepat untuk memastikan pentingnya mengetahui hari-hari kepada anak-anak. Gimana ya?

Kamis, 13 Agustus 2009

Kegiatan Harian Komunitas Rumah KerLiP Bandung

Komunitas Rumah KerLiP di Bandung untuk anak-anak putus sekolah
dampingan Kordinator Rumah KerLiP di Sekepicung sudah berjalan efektif
sejak Juli 2009. Awalnya hanya membuka Perpustakaan keluarga untuk
anak-anak di Dago Elos tapi kemudian disambut antusias dengan
menggabungkan kegiatan di Masjid Ar Rohim bagi keluarga Muslim.


Rencananya inisiasi anak-anak ini akan kami kukuhkan dalam bentuk
Hidup ber- Akhir Pekan bersama Komunitas dan dimulai dengan membuka
Pesantren Ecowisata bagi keluarga-keluarga lintas agama selama 10 hari
di Bulan Puasa. Kami sangat berharap keluarga-keluarga peduli
pendidikan di Bandung dari berbagai agama berkenan melakukan open
house selama sepuluh hari tersebut untuk menerima kunjungan "live in"
harian yang akan disusun dan disepakati bersama anak-anak.

Harapan kami, anak-anak sejak dini terbiasa hidup damai dalam
keberagaman sambil melatih kewirausahaan dalam suasana kekeluargaan.
Rincian kegiatan yang biasa dilakukan Komunitas Rumah KerLiP Bandung
sebagai berikut :
04.00 - 06.00 tahajjud, shalat subuh, sorogan hafalan Qur'an bagi
keluarga muslim
Khusus bagi anak-anak yang belajar secara mandiri atau masuk sekolah
siang dilanjutkan dengan :
06.00 - 08.00 jalan pagi keliling Taman Budaya, ikut Senam Jantung
Sehat, bersepeda
08.00 -10.00 Relaksasi (Rencanakan, Laksanakan, Sampaikan, Diskusikan,
Narasikan dan Evaluasi) kegiatan harianindividu dan komunitas
10.00 - 12.00 CACT(Cara Asyik Cari Tahu)
12.00 - 13.00 Shalat Dzuhur berjamaah bagi yang muslim, makan, dan
merapikan tempat berkomunitas
13.00 - 14.00 Berkreasi menggunakan komputer : menulis, menggambar,
mendengarkan lagu, dll
14.00 - 15.30 English time : presentasi CACT in English, conversation,
writting,
15.30 - 16.00 Shalat Ashar berjamah bagi yang muslim,
16.00 - 17.30 Kegiatan pilihan : Bimbingan Ujian bagi yang
bersiap-siap ikut UNPK, mengerjakan PR bagi anak-anak sekolah,
karaokean, latihan gitar, latihan gerak, tari dan lagu, membaca,
membuat display karya individu dan komunitas harian, rapat kordinasi
komunitas, mandi
17.30 - 20.00 Kegiatan keagamaan
20.00 - 21.00 Gerak, Tari dan Lagu pilihan anak-anak
21.00 - 04.00 Tidur

Kegiatan AKhir Pekan
Seperti kegiatan harian hanya saja dilengkapi dengan urunan untuk
memasak bersama Bu Rusi dan Pak Dedi, makan malam bersama beralaskan
daun pisang dengan nasi liwet, nonton film-film pilihan, apresiasi
seni dan budaya Jawa Barat di Taman Budaya, bermalam bersama dibawa
langit penuh bintang sambil tak lupa menggali inspirasi untuk kegiatan
esok hari dan minggu depan.Let's go green juga dilaksanakan pada akhir
pekan dimulai dengan memilah sampah keluarga dan komunitas, daur ulang
kertas bekas, membuat taman dari kayu dan botol-botol bekas
Aqua.Dilengkapi CACT dan laporan narasi kegiatan mingguan.

Kegiatan jalan pagi setiap hari Minggu lebih jauh kearah GASIBU dan
direncanakan akan melibatkan ibu-ibu di Dago Elos jalan pagi ke
Punclut, Curug Dago, Dago Pakar, Maribaya dan lain-lain.
Bagi yang berminat ikut Pesantren Ecowisata atau berkenan melakukan
open house dipersilakan menghubungi Ova di rumahkerlip@gmail.com,
atau datang langsung ke Dago ELos V no 423 Bandung 40135 belakang Pom
Bensin seberang Hotel Wirton. Tlp : 022-2505116 atau hubungi ZakkyKerLiP via sms di
081220555069.

Biaya kegiatan dirancang dan disepakati berdasarkan uang saku harian
anak-anak dan keluarga.
Contoh yang sudah berjalan, setiap akhir pekan ada 25 anak yang urunan
Rp 3.500/anak untuk memasak dan makan malam bersama. Tersedia warung
makan Bu Rusi dan Bu Imas di depan rumah untuk buka puasa dan sahur
bagi yang muslim. Bagi anak-anak yang memiliki agama dan kepercayaan
lainnya dipersilakan untuk memesan katering ke Ibu Rusi. Biasanya Rp
15.000 untuk dua kali makan.

Selengkapnya tentang Pesantren Ecowisata dan Hidup ber-Akhir Pekan
bersama Komunitas Rumah KerLiP Bandung bisa dibaca di blog ini.

Salam hangat untuk ananda dan keluarga
YantiKerLiP

Anak-Anak yang Hebat II

Alhamdulillah...Rizki jadi imam bagi 7 anak usia dini perepmpuan dan 4 anak laki-laki.
Tak ada yang menyuruh. Mereka melakukannya begitu mendengar adzan di masjid zhuhur tadi.
Anak-anak yang hebat ya! Mandiri dalam melakukan kebaikan.
Hari ini Nita terlihat lemas, dia kurang sehat. Nampaknya kecapean melatih dan berlatih bersama teman-temannya dalam beberapa hari ini. Duh..semangatnya! Kadang-kadang kita perlu mengajak mereka mengatur jadwal agar tidak kelelahan ya.

Hari ini anak-anak menunjukkan kehebatannya masing-masing. Yudi dengan rencana parade bandnya, terus mencari tempat peminjaman drum yang memadai. Nita konsisten dengan latihan kabaretnya. Ami, Icha dan dua temannya sejak pagi berlatih gerak dalam lagu. Agak rikuh dengan pilihan lagu mereka, tapi melihat mereka begitu antusias, rikuh pun hilang.
Bahkan terpikirkan untuk mengajak mereka diskusi tentang beberapa kalimat dalam lagu pilihan masing-masing.

Zakky seharian mengendarai sepedanya. Katanya, ban sepeda sempat bocor dan dibawa ke Jatayu untuk diperbaiki. Wah! Jatayu kan jauh sekali ya?
Zakky memang senang berkeliling kota Bandung sendirian. Kemarin dia dipuji Ibu Evi lho! Mandiri dan percaya diri menjelaskan banyak hal kepada Ibu Evi dan keluarganya. Hebat kan?

Secara alami anak-anak hebat ini sudah mulai menunjukkan kompetensinya masing-masing. Aku dan Ova berencana untuk memfasilitasi mereka dengan menemani anak-anak merintis kegiatan Sekolah Minggu di komunitas untuk semua anak Kota Bandung. Ayo bantu anak-anak hebat ini! Jadi ingat KARISMA dan PAS ya....

Rabu, 12 Agustus 2009

Berkah Silaturrahmi 3








"Ah ibu mah! ngga pernah lihat kita latihan kabaret!" sahut Nita dari ruang TV. Suara musik memenuhi seluruh ruang di kamarku. 1,2,3 titik, 1,2,3 titik. Berulang-ulang kudengar Nita menuntun gerakan teman-temannya mengikuti lagu. Sudah beberapa hari ini, Icha, Ami dan dua teman lainnya berlatih gerak diringi lagu sebagai pembuka kabaret hasil kreasi Nita, Siti, Gita dan Wina. "Teh, ada tamu, dua ibu-ibu!" seru adikku. "Sebentar, sedang posting foto nih!" jawabku. Rupanya Ibu Popon datang bersama Ibu Kholishoh dan putranya, Fadhlan. Kubawa laptop putih ke ruang baca dan kutunjukkan beberapa narasi kegiatan anak-anak di Rumah KerLiP. "Alhamdulillah, anak-anak luar biasa ya!" kata Bu Kholishoh. "Beberapa kali saya juga mengajak Ustadz Igo dan yang lainnya untuk bergabung jalan pagi dengan Rumah KerLiP," imbuh Bu Popon. "Kayaknya ibu-ibu akan tertarik untuk jalan pagi setiap akhir pekan ke Punclut atau yang lainnya," kata Ibu Popon lagi. "Yuk kita lihat bagaimana Fitry memfasilitasi teman-temannya dalam conversation class setiap Rabu dan Jum'at siang!" ajakku. "Iyen kemana ya!" Bu Popon menanyakan putri sulungnya. "Iyen hebat lho, Bu! Dia memimpin teman-temannya menyiapkan lomba, latihan, dan kordinasi dengan pengurus RT untuk peringatan HUT RI 2009 ini," jelasku kepada Bu Popon. "Oh ya, saya juga masuk conversation class di EEP setiap Sabtu untuk menyiapkan diri jika Fitry masuk kuliah, anak-anak tetap terfasilitasi untuk mengasah keterampilan berbahasa Inggris," tambahku. "Yang menarik hal ini turut mendorong semangat anak-anak untuk mengisi kegiatan bermain dan silaturrahmi mereka dengan kreativitas dan inisiasi-inisiasi kegiatan yang bermanfaat lainnya," aku berkata sambil membacakan dua narasi dalam blog ini. "Boleh ikut belajar komputer disini!" tanya Ibu Kholishoh. "Saya juga mau ikutan ah!" Ibu Popon tidak ketinggalan. "Va, temani ibu-ibu belajar menggunakan komputer ya!" seruku ketika melihat Ova melintasi ruang baca. "Iyen, Nita dan Siti pasti bisa membantu ibu-ibu belajar komputer. Sebentar saya sambungkan dulu kabelnya!" seru Ova sambil menyiapkan kedua komputer di ruang baca kami.

Tidak lama kemudian Ibu Evi dari Cibiru datang bersama suami dan kedua anaknya. Beberapa kali Bu Evi berencana datang untuk mengetahui pelaksanaan Rumah KerLiP di Dago ELos. Rencannya mereka akan membuka Rumah KerLiP di Cibiru. Zakky dan Fitry bergantian menjelaskan tentang kegiatan homeschooling yang mereka laksanakan sejak tahun 2006. Anak-anak dari Sekepicung terlihat asyik mempelajari bahan-bahan untuk Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan. Di ruang TV, Nita dan Wina berduet menyanyikan beberapa lagu Sunda. Keramaian ini baru berhenti pada pukul 20.30. Anak-anak melakukannya dengan riang gembira sambil rapat kordinasi, sholat ke masjid, mendengarkan shalawat dan kegiatan-kegiatan bermain lainnya. Sungguh menyenangkan bersilaturrahmi dengan anak-anak hebat yang kreatif!

Selasa, 11 Agustus 2009

Berkah Silaturrahmi 2

"Ayo dong! Om Zamzam dan Om Ova sudah menunggu di masjid!" berkali-kali terdengar ajakan seorang anak kepada temannya untuk segera ke masjid. Ada beberapa hal yang perlu dikonfirmasikan bersama anak-anak terkait dengan berbagai isu yang dikhawatirkan menjauhkan silaturrahmi Rumah KerLiP dengan DKM Ar Rohim. Para sukarelawan KerLiP sudah sepakat untuk mengedepankan portofolio anak-anak sebagai bukti kegiatan bermain mereka di Rumah KerLiP untuk menjaga silaturrahmi yang sudah terjalin. Sayangnya anak-anak sudah terlalu lelah menunggu, sehingga hanya Zamzam dan Ova yang melakukan konfirmasi di Masjid Ar Rohim.

Obrolan seputar implementasi konsep Pendidikan Anak Merdeka di Rumah KerLiP ini tak pernah berhenti dilakukan. Ini penting untuk menjaga pengarusutamaan hak anak dalam pendidikan berbasis keluarga dan komunitas yang dikemas Rumah KerLiP di Dago Elos tetap sejalan dengan Kovenan Hak ANak yang sudah diratifikasi dalam UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2002 khususnya Pasal 6 bahwa Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua dan Pasal 11 bahwa Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.

Masih perlu waktu untuk memahami dan berupaya menjalankan perlindungan anak seperti yang dijamin oleh UU tersebut. Mudah-mudahan berkah silaturrahmi Rumah KerLiP dengan DKM Ar Rohim bermuara pada komitmen untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak terhadap hal-hal yang disebutkan dalam Pasal 13 bahwa

(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:

a. diskriminasi;

b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;

c. penelantaran;

d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;

e. ketidakadilan; dan

f. perlakuan salah lainnya.

(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.

Tentunya dengan tujuan yang sejalan dengan bunyi Pasal 3 bahwa Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Semoga!

Berkah Silaturrahmi 1













"Bagaimana memulai belajar Bahasa Inggris yang efektif?" tanya adikku, kepada temanku. "Senang...ya...aku senang sekali belajar bahasa Inggris sejak duduk di bangku SMA!" seru temanku dengan mata berbinar-binar. "Waktu 3 tahun belajar di bangku kuliah tidak cukup untuk memastikan seseorang lancar berbahasa Inggris. Say Hi, How are you, What's your name, menjadi pembuka silaturrahmi dengan berbagai orang. Aku tak segan menyapa orang asing yang kutemui di tempat jogging atau di pinggir jalan. Dan yang luar biasa ini membawa berkah dalam perjalananku mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Sebagai anak di rantau aku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga ketika menunjukkan kesenanganku dalam berbahasa Inggris. Bahkan sampai membawaku berkelana ke Laos, Kamboja dan Vietnam. Teman yang kutemui di jalan menjadi seperti ayah angkat bagiku. Dia membawaku berkelana keluar negeri, hadir dalam wisudaku, juga menengokku saat aku sakit.Benar-benar berkah dari silaturrahmi seperti yang dijanjikan Tuhan!" jelas temanku.

Malam ini kami janjian bertemu di Ngopi Doeloe cafe untuk membicarakan rencana program kursus Bahasa Inggris di sekolah-sekolah. Aura yang terpancar dari tubuhnya ketika menceritakan semua kesenangannya dalam belajar dan mengajar Bahasa Inggris membuatku yakin bahwa masa depan ada ditangannya. Ini kesempatan emas bagi KerLiP untuk bermitra dan menyosialisasikan program khasnya ke sekolah-sekolah di Bandung Raya. Tentu saja seiring dengan kehendakku untuk mulai keliling bersilaturrahmi ke para pemilik sekolah-sekolah tersebut. Mudah-mudahan berkah silaturrahmi ini membuka pintu rizki bagi semua pihak. Amin.

Ingatanku kembali pada saat keluarga DKM Ar Rohim menemuiku di Rumah KerLiP. Awalnya karena khawatir dengan kebiasaan baru anak-anak Dago Elos bermain disini. Ternyata kita teman lama dan kemudian rencana kerjasama pun digulirkan. Acara Sima'an Qur'an saat peluncuran Pesantren KerLiP 9 Juli 2009 menjadi awal kebersamaan kami. Alhamdulillah, Rumah KerLiP selalu diramaikan anak-anak yang bermain dalam lingkungan yang kondusif dimana apresiasi terhadap inisiasi sekecil apapun diberi ruang seleluasa mungkin.

Setiap pagi, siang dan malam anak-anak berkumpul dan bermain bersama. Berbagai kegiatan bermain buah dari kreativitas anak-anak tanpa henti mengalir. Kegiatan bermain, memasak, bermalam dan jalan pagi setiap akhir pekan, jalan pagi dan senam jantung sehat di Taman Budaya, keliling bersepeda di Taman Budaya, apresiasi Seni Budaya Jawa Barat di Taman Budaya, Relaksasi (Rencanakan Laksanakan, Sampaikan, Diskusikan dan Evaluasi) diri, lingkungan dan budaya komunitas, CACT (Cara Asyik Cari Tahu) yang diawali dengan menggali inspirasi dari LIBRA (lembar Inspirasi Bagi ragam Anak) yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan bermain bersama menjadi keseharian anak-anak.
CACT Iyen tentang elektrolisa Air terinspirasi dari Air Oxy dan alat yang dibawa Endah. Perubahan Fisika dan Kimia yang dilakukan Zakky hasil obrolan akhir pekan saat mengeliling lilin dan potongan kertas bekas untuk bahan daur ulang. Sampah organik dan An organik yang dikaji Iyen terinspirasi dari kegiatan membereskan sisa-sisa kegiatan Sima'an Qur'an. Lubang Resapan Biopori dan pembuatan kompos menjadi CACT Zakky dan Yudi. Display karya Icha, Ami dan Sarah menjadi portofolio anak-anak KerLiP yang bermain dengan kata-kata yang dirangkai dari kegiatan jalan pagi ke Taman Budaya.

Itu baru sebagian kecil dari kegiatan bermain yang mereka lakukan bersama. Coba kita simak betapa seriusnya mereka merencanakan lomba-lomba untuk peringatan HUT RI 2009. Hampir setiap hari Nita melatih kawan-kawannya menari dan karaokean bersama. Kegiatan inipun membuat Siti, Iyen, Gita, Nita, Zakky, Yudi dan Kanda lebih mengenal pengoperasian Microsoft Words, Microsoft Excel dan Power Point. Anak-anak mulai fokus mengorganisasikan diri untuk menyiapkan hajatan mereka dengan penuh semangat. Sejak kemarin formulir pendataan peserta lomba-lomba hasil kesepakatan dengan Pengurus RT sudah mulai terisi penuh. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah bersilaturrahmi dengan anak-anak lainnya untuk menyiapkan kegiatan tersebut.

Berkah dari silaturrahmi yang intensif dilaksanakan anak-anak dalam ruang terbuka yang disediakan KerLiP membuat mereka belajar berkomunitas. Berbagai isu yang berkembang tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk berkarya.

Kamis, 06 Agustus 2009

Menggalang dana untuk komunitas belajar mandiri 2







Dua kali kukelilingi Taman Budaya sambil melihat-lihat rombongan Senam Jantung Sehat di pelataran parkirnya. Ah, kemana ya ibu-ibu yang rajin senam pagi setiap Jum'at? desahku dalam hati. Pagi ini aku sudah mulai menceramahi Zakky yang menahan kantuk pulang beritikaf di masjid. "Ayo, kita sudah sepakat untuk menawarkan kue ini kepada rombongan jantung sehat!" seruku. "Samper Nita, Iyen dan Siti! mereka sudah berjanji menemui Ibu Mien di Taman Budaya" lanjutku lagi kepada Zakky. Langkah gontai Zakky mengusik kesabaranku. "Bersemangat dong, Nak!" sahutku. "Ayo, ini kan hasil kesepakatan kita. Bukankah kita ingin menggalang dana komunitas belajar mandiri?" sergahku lagi. Zakky masih terlihat malas-malasan. Duh anak ini! Sulit sekali menahan diri untuk tidak menceramahinya setiap hari. Kebiasaan buruk yang ingin sekali kuhapuskan karena jelas tidak sesuai dengan prinsip kepentingan terbaik anak yang kuanut.

Bergegas kukeluarkan sepeda. Kulihat Zakky sedang berdiri di depan rumah Nita. Aku melanjutkan rutinitasku pagi ini. Terengah-engah kudaki jalan menaik menuju Taman Budaya. Kuhirup udara segar Bandung Utara dalam-dalam. Alhamdulillah.

Kembali ke rumah dalam keadaan segar sudah ditunggu Siti di ruang TV. "Bu, hari ini kan janji bertemu dengan Ibu Mien," jelas Siti saat melihatku masuk. "Bole buka komputer dulu sambil menunggu Nita datang?" tanya Siti. "Kita baca dulu cerita Ibu tentang Siti dan kawan-kawan yuk!" seruku. Kami pun bergegas membuka blog rumahkerlip. Perlahan dibacanya satu per satu. "AKu mau belajar komputer tiap hari, Bu," Siti berkata sambil menatap wajahku. "Bagaimana dengan pelajaran komputer di sekolahmu?" tanyaku. "Di Sekolah ada 20 komputer tapi kelas Siti belum sempat menggunakannnya karena sering bentrok dengan pelajaran BP," jelas Siti. "Ayo siapkan waktu 15 menit per hari untuk belajar komputer!" seruku sambil melanjutkan ketikanku. Siti pindah ke depan komputer di ruang baca. Tidak lama kemudian Nita datang. "Ayo Siti! Kita ke rumah Ibu Mien!," seru Nita. "Bu, kayaknya tasnya harus double dech!" seru Siti. Kucarikan tas baru dari gudang.
"Wah, asapnya koq hitam sekali ya!" seru Nita sambil mengendarai sepeda. Terlihat asap hitam membumbung tinggi di belakang pom bensin. "Dulu pernah meledak lho!" seru Siti. "Iya Bu, hampir kena rumah tetangga yang bersebelahan dengan pom bensin!" seru Nita menambahkan. Mereka berdua membawa tas biru berisikan kue-kue dan formulir pemesanan menuju jalan Bukit Dago Utara. "Biar Aa lihat ke pom bensin, Bu!" seru Zakky sambil bergegas menuju pom bensin. Terlihat nenek dan tetangga lainnya memperhatikan asap hitam yang makin meninggi dan pekat. Om Dedi diikuti anak-anak menyusul Zakky ke pom bensin.

"Ternyata asap hitam itu dari selang bekas yang dibakar," Zakky berkata sambil menghampiriku. "Asapnya kan mengandung racun Dioxin ya Bu!" serunya. "Apa itu Dioxin?" tanyaku. "Racun hasil pembakaran plastik seperti boneka-boneka Barbie," jelas Zakky. "Wah, kayaknya menarik nih untuk CACT kita kali ini. Bagaimana dengan CACT Lubang Resapan Biopori, perubahan fisika dan kimia, juga minmapping SKL mu, Nak?" tanyaku lagi. "Iya Bu, mau diselesaikan dulu sebelum teman-teman datang untuk belajar percakapan Bahasa Inggris hari ini,"jawab Zakky. Kulihat Zakky menyapu rumah perlahan.

Anak-anak yang hebat.
Kemarin mereka terlihat bosan mendengarkan sambutan-sambutan dari para petinggi di Kota Bandung. Ova dan aku akhirnya mengajak mereka mampir di GIM (Gedung Indonesia Menggugat untuk melihat Voice of Bandung, radio internet satu-satunya di kota Bandung. "GIM itu apa sih?' kudengar Fitry bertanya kepada Zakky. "Ayo, ada yang bisa menjawab!" seruku sambil berjalan mendampingi anak-anak. Iyen, Nita, Tyas, Endah, Siti, Icha, Ami, Sarah, Fitry, Zakky, dan aku berpose sejenak untuk diabadikan Ova menggunakan HP Fitry. "Ayo kita lihat langsung kesana!" seruku mengajak anak-anak ke GIM.
Sebelum masuk, kami kembali berpose didepan batu prasasti peresmian GIM. Icha terlihat antusias mengisi buku tamu peluncuran 200 tahun fotografi untuk Bandung. Ya...hari ini akan dibuka pameran fotografi di GIM. Fitry membacakan tulisan yang digantung di dinding. Tulisan ini dilengkapi foro-foto ketika Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno diadili karena sikap tegas PNI untuk memperjuangkan Hak-hak bangsa Indonesia merdeka di tanah airnya sendiri. Kami pun asyik membaca dokumen-dokumen di dinding Gedung Indonesia Menggugat satu-per satu. Zakky, Tyas, Endah, SIti dan Nita terlihat berpose di ruang sidang. Beberapa anak kemudian mengikuti Ova ke ruang Voice of Bandung. Yang lainnya memasuki ruang pertemuan yang sudah dil;engkapi atribut untuk peluncuran 200 tahun forografi untuk Bandung. Kami pun pulang setelah bermain dan berpose bersama di ruang tersebut. Sayang sekali rencana untuk memasarkan kue batal dilaksanakan karena anak-anak terlihat jenuh dengan acara seremonial di Plaza Balaikota Bandung. Selain anak-anak, kami juga ditemani Ibu Lina, istri Pak Timbul yang menyusul datang bersama Rayhan. Ada beberapa hal yang mengganjal yang nampaknya perlu dibahas dengan para relawan KerLiP terkait dengan beberapa kejadian pada hari itu.

Menggalang dana untuk komunitas belajar mandiri

Sejak tanggal 5 Agustus, anak-anak sibuk dengan berbagai kegiatan bersama keluarga dan komunitas di Dago Elos. Kegiatan Nisfu Sya'ban (pertengahan Bulan Sya'ban) diisi dengan berbagai lomba dan i'tikaf di Masjid selama dua malam berturut-turut. Malam pertama diisi dengan membaca 3 kali Surat Yasin dipimpin Ustadz Hafidz Qur'an setelah shalat magrib dan shalat Sunnah. Malam itu, masjid penuh dengan anak-anak dan keluarga yang berhasil mereka ajak untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ini dilombakan juga lho! Pemenangnya ditentukan oleh jumlah orang baru yang berhasil mereka ajak ke masjid di malam hari. "Hey, Siti mah baik ya, mau ke masjid koq!" suara Tyas terdengar ketika dia dan Endah berhasil meyakinkan SIti untuk 'kembali' ke Masjid. Sudah beberapa minggu ini Siti dan Nita mogok ke masjid karena merasa kurang nyaman dengan komentar tentang pakaian sehari-hari yang dikenakannya. Kebinekaan dalam berpakaian pasti akan menjadi topik diskusi yang menarik bersama keluarga dan komunitas. Darimana mulainya nanti kita bicarakan dengan anak-anak ya.

Aku bergegas mengajak Fitry untuk pergi ke masjid dengan membawa sekeler kue Boterjanhagel untuk 'potluck'. Ini adalah kue contoh terkahir yang disiapkan bersama anak-anak untuk menggalang dana persiapan peringatan HUT RI dan Pesantren Ekowisata.
Menarik menyaksikan hasil karya Fitry seharian membuat kue salju dan kaastengels. Bagi pemula ini sungguh luar biasa. Diperlukan ketekunan dan kesabaran untuk membuat kue-kue mungil tersebut. Dan Fitry berhasil melakukannya. Sendirian lagi! Wah..kita patut mengacungkan dua jempol untuknya. Apalagi hasil karyanya ini dipersembahkan untuk membuka kemungkinan penggalangan dana komunitas melalui penjualan kue.
Bagi teman-teman atau keluarga di kota Bandung yang berminat membeli kue-kue untuk lebaran silakan menghubungi Fitry di 022-2505116 atau sms ke 0818754722.
Kue-kue yang dipesan diambil sendiri ke sekretariat KerLiP di Dago ELos V no 423 Bandung (seberang Hotel Witron) setiap hari Sabtu dan Minggu.

Oh ya, Nita bersama teman-temannya menjadi inspirator kegiatan urunan untuk bermain dan belajar memasak, mengapresiasi seni dan budaya Jawa Barat di Taman Budaya, bermalam minggu bersama beratapkan langit bertabur bintang, dan jalan pagi ke tempat yang diminati. Kegiatan akhir pekan bersama Komunitas Belajar Mandiri di Pesantren KerLiP juga bisa diikuti oleh anak-anak dari dan yang berakhir pekan di Bandung.
Live in bersama komunitas belajar ini dikemas Ova dalam bentuk Pesantren Ekowisata. Brosur mungil dibuat dan dibagikan selama kegiatan puncak peringatan Hari Anak Nasional di Balaikota Bandung pada tanggal 6 Agustus.

Kegiatan rutin panitia peringatan HUT RI yang diinisiasi Gita dan pembuatan display untuk pameran bersama komunitas Semak, Samoja, Bahtera tetap dilaksanakan sambil beritikaf di masjid pada tanggal 5 Agustus malam. Aku sendiri menghabiskan malam di rumah bersama Icha. Anak-anak dan ibu-ibu mereka bersama-sama mengikuti Lomba Murottal. Pagi harinya, kami bersiap-siap pergi ke Balaikota.

Adalah Siti yang paling bersemangat menyiapkan surat dan daftar kebutuhan lomba ada HUT RI tanggal 17 Agustus nanti. Dia berusaha untuk menyelesaikan daftar kebutuhan dan sumbangan dalam format Microsoft Excel dibantu oleh Iyen dan Zamzam. Sebelum masuk sekolah siang hari tanggal 5 AGustus, Siti sudah mendapatkan tandatangan dan cap dari Pak RT. Dukungan pertama sudah diperolehnya. "Bu, sudah ada yang memesan kue untuk hari Jum'at!" seru Nita menghampiriku di dapur. Saat itu aku sedang menuntaskan pembuatan kue Boterjanhagel. "Siti berhasil meyakinkan Bu Mien untuk membeli kue kita lho!" Nita melanjutkan. Ah, Siti memang hebat. Bahkan sebelum berangkat sekolah pun menyempatkan untuk menggalang dana bersama Nita dan Iyen.

"Bu, Pak RT sudah menyiapkan surat edaran untuk penggalangan dana masyarakat!" Gita berkata sambi menunjukkan surat-surat dari Pak RT, kakeknya. "Katanya RT kita tidak akan melaksanakan lomba tapi meminta KerLiP untuk mengambil inisiatif," lanjut Gita. Duh anak ini! Gita bersemangat sekali untuk menyiapkan lomba-lomba yang disepakati bersama teman-temannya. Siang hari itu, Yudi juga berkali-kali memastikan untuk berkordinasi dengan Gita menyiapkan panggung dan band The Accord untuk memeriahkan peringatan HUT RI nanti.
Siang itu Zakky masuk les di EEP. Dia tidak mengikuti rangkaian kegiatan tanggal 5 AGustus.

"Pak RW siap ditemui jam 5 sore, Bu!" seru SIti masih dengan seragam SMP melekat di badannya. "Aduh dimana ya surat dan daftar yang sudah ditandatangani Pak RT tadi pagi?" tanya Siti sambil membuka tumpukan kertas diatas meja. Iyen, Gita, Nita, Endah, Tyas, membantu Siti mencari kertas-kertas yang diperlukannya.
"Ini dia!" Iyen berseru sambil menunjukkan kertas dari dalam buku WWP yang dibaca anak-anak tadi pagi. "Kalau rajin merapikan pasti ketemu deh," lanjutnya. "Oh, iya! Tadi aku lihat kertas itu diselipkan kedalam buku!" imbuh Gita. Siti pun bergegas ke rumah Pak RW diantar oleh anak-anak lainnya.

Malam itu aku masuk dalam jama'ah Nisfu Sya'ban di Masjid Ar Rohim. Hanya sampai menjelang Isya karena perutku terasa melilit kesakitan. Icha, Wita, dan Ami mengikutiku pulang ke rumah sambil tak lupa meminta Fitry untuk menyimpan delapan buah kue Boterjanhagel untuk mereka. Fitry kembali ke masjid untuk beritikaf setelah mengantarkan kue untuk adik-adiknya. Dini hari dia membangunkanku untuk tahajjud dan shalat Subuh berjamaah di masjid. Aku hanya memastikan Zakky ke masjid. Entah kenapa rasanya kurang nyaman untuk pergi ke masjid subuh itu. Sambil menunggu anak-anak berdatangan untuk jalan pagi bersama, aku kembali melakukan rutinitas mengelilingi Taman Budaya tiga kali dengan mengendarai sepeda Zakky.

Selasa, 04 Agustus 2009

Anak-Anak yang Hebat













Siti dan Ami terlihat keluar dari kamar Fitry ketika aku sampai di rumah. Pagi ini aku kembali mengelilingi Taman Budaya menggunakan sepeda Zakky. Nampaknya kaki mulai terbiasa menggenjot sepeda naik turun 3 kali keliling Taman Budaya. Kuhirup segarnya udara pagi di kota kelahiranku. Zakky dan Rafi bergegas menyelesaikan pamflet untuk kegiatan Nisfu Sa'ban nanti malam. Ada beberapa lomba yang disiapkan bersama DKM Ar Rohim. Ba'da tahajjud dan shalat subu bersama, kami membicarakan kemajuan Pesantren KerLiP sambil mendengarkan Zakky dan Rafi bertukar hafalan Surat Yasin. Nenek yang selalu bersemangat menceritakan cucu tersayangnya yang baru bergabung dengan KerLiP mengikuti Yudi. Senangnya merangkul anak-anak kreatif ini. Tadi malam mereka memetik gitar masing-masing di teras Rumah KerLiP. Rupanya Yudi dan Nita sedang bersemangat menciptakan lagu-lagu baru terkait dengan kegiatan mereka sehari-hari di Pesantren KerLiP. Tyas, Endah dan Siti bahkan sudah mulai menulis narasi kegiatan harian mereka di komputer. Tulisan mereka akan meramaikan blog rumahkerlip.

Hari kemarin kegiatan di Pesantren KerLiP dimulai dengan jalan pagi menuju Taman Budaya. Aha! hari ini kita bisa kembali mengikuti Senam Jantung Sehat bersama ibu-ibu di pelataran parkir Taman Budaya. Iyen terlihat agak lemas hari ini. Meskipun demikian, dia satu-satunya yang setia mengikuti senam. Nita dan Yudi nongkrong dibawah pohon. Siti asyik memainkan HP nya. Icha berjalan kesana kemari di dekat Siti. Ami bersepada mengelilingi Siti dan Icha."Eh, Sarah kemana ya?" tanyaku. "Dibawa pulang Aa Zakky! Sarah tadi jatuh Bude!" seru Ami. Kali ini kita hanya mengikuti senam sampai latihan 1. Di jalan aku mampir membelikan pisang molen kegemaran anak-anak. Wuih...masih panas! baru diangkat dari minyak. Penjualnya ternyata orangtua Eki. Wah senangnya ya! Zakky berlari mengambilkan dompet dari rumah. Sesampainya di rumah Icha, Ami, aku, dan yang lainnya menikmati hidangan pisang molen panas sambil menunggu semuanya berkumpul di depan komputer.

RELAKSASI hari ini dimulai dengan evaluasi kegiatan sebulan di Pesantren KerLiP. Jalan pagi, ke masjid, senam, relaksasi, CACT, mendengarkan lagu bahasa Inggris, menggunakan komputer, daur ulang kertas, memasak setiap akhir pekan, bermain dan mengerjakan PR, memilah sampah masuk kedalam daftar kebiasaan di Pesantren KerLiP. Oh ya, kita membahas senangnya jatuh cinta lho! Ternyata anak-anak sudah punya TTM masing-masing. Ah mereka tumbuh lebih cepat dibanding angkatan orangtuanya ya.
Rencananya hari ini Iyen akan menyelesaikan CACT elektrolisa air. Kutemani Iyen membuka buku Fisika Haliday Resnick. Ternyata tidak ditemukan. Akhirnya kita mencari sumber dari internet. Aha! ada gambar yang sama dengan alat electrolizer dari Oxy!. Iyen terlihat antusias. Zakky dan Yudi mencari linggis untuk menyelesaikan CACT Lubang Resapan Biopori. Oh ya, Yudi baru bergabung semalam sebelumnya. Dia sangat kreatif. Adiknya Nita terlihat sangat bangga dengan keahlian Yudi memetik gitar, menabuh drum dan menciptakan lagu. Nita mulai asyik menciptakan lagu tentang KerLiP sambil menggoda Yudi untuk terlibat dalam kegiatan Peringatan HUT RI 2009. Ya..rencana peringatan HUT RI sudah makin terfokus. Anak-anak sepakat menyusun kepanitiaan dan agenda acara. Kabaret yang sedang mereka rancang, beberapa lomba hasil kreasi anak-anak, band The Accord-nya Yudi akan menyemarakkan kegiatan Peringatan HUT RI tahun 2009 ini di depan Rumah KerLiP.

Kebetulan sekali, keponakanku Ricky datang semalam. Ayahnya membelikan seperangkat alat musik yang mungkin bisa dipinjam untuk kegiatan disini. Pagi ini, Iyen dan Siti mulai menyelesaikan daftar barang kebutuhan lomba dan rencana unbtuk mengedarkan sumbangan ke warga melalui Pak RT.
Oh ya, selain membuat 3 buah Lubang Resapan Biopori, Zakky dan Yudi didampingi Om Dedi memanfaatkan limbah Aqua untuk pot tanaman. Keahlian Om Dedi di pertukangan sangat membantu. Lihat saja kreasi taman dinding buatan mereka.
Zakky dan Yudi juga melanjutkan CACT perubahan kimia dan fisika. Mereka mulai dengan mencari sumber dari e-book SMP kemudian difasilitasi dalam diskusi terfokus bersama Ova dan Zamzam. Kegiatan Fitry membuat kue di dapur menjadi obyek pengamatan mereka. Zakky mulai memilah proses yang termasuk perubahan kimia dan fisika. Es batu di dalam kulkas, obrolan malam minggu saat potongan kertas dibakar, lilin meleleh, perubahan yang terjadi pada bahan-bahan kue buatan Fitry sampai makna dari perubahan itu sendiri.
"Ibu, ternyata pilihan Aa untuk mendalami IPA sudah tepat!" seru Zakky tertahan sambil menghampiriku. "Om Zamzam membuat Zakky ikut penasaran tentang posisi bayangan benda saat dia bergerak secepat kecepatan cahaya" tambahnya lagi. Duh senangnya melihat matanya yang berbinar-binar menemukan Aha untuk IPA yang diminatinya. Jika belajar sudah beranjak dari semangat berpengetahuan yang luar biasa seperti ini, kita hanya perlu menemaninya menggali pengetahuan lebih dalam sebesar-besarnya demi kepentingan terbaik anak-anak pemilik masa depan bangsa ini. Alhamdulillah...anak-anak yang hebat ini baru saja menunjukkan print out daftar untuk keperluan Peringatan HUT RI. Mereka mulai menyiapkan surat pengantarnya. Sebentar lagi berbagai kegiatan menarik lainnya siap dilaksanakan, disampaikan didiskusikan, dinarasikan dan dievaluasi bersama. RELAKSASI yang menyenangkan dan membanggakan bersama anak-anak yang hebat ya.

AYo bagi yang mau bergabung datang saja ke Dago Elos V No 423. Bagi teman-teman yang senang berkahir pekan di Bandung bisa tinggal bersama anak-anak hebat ini. Bermain dan belajar bersama. Biasanya setiap Sabtu anak-anak urunan untuk memasak, lalu pergi mengapresiasi seni Jawa Barat di Taman Budaya, menyantap masakan kreasi bersama, tidur berataspkan bintang, bangun tahajjud bagi yang muslim di Masjid Ar Rohim, Subuh dan Hafizh Qur'an sebelum jalan pagi keliling Bandung Utara. Siangnya pasti ada kegiatan menarik yang dirancang bersama untuk Go Green...

Senin, 03 Agustus 2009

Aksi Para Juara..lanjutan






Tyas, Iyen dan Icha terlihat asyik meratakan bubur kertas bercampur lem fox diatas papan kayu berlapiskan plastik bekas. "Bu, campuran dengan lem fox hasilnya paling bagus lho!" seru Tyas ketika melihatku datang menghampiri mereka. "Iya Bu, tapi jadi an organik dong!" sahut Iyen. "Apa itu anorganik?" tanya Icha sambil asyik meratakan bubur kertas bercampur lem fox yang disiapkan Tyas. Iyen membuntutiku masuk kedalam rumah. Terlihat tumpukan kertas hasil daur ulang kemarin dengan berbagai komposisi di depan Wita yang tengah asyik mendengarkan alunan suara indah Siti Nurhaliza di komputer. "Coba kita lihat mana kertas terbagus yang tadi dikatakan Tyas!" seruku. Iyen menunjukkan setiap kertas. "Ini koq kayak kerupuk ya Bu," katanya. Anak-anak lainnya mulai berdatangan menghampiri Iyen yang kemudian asyik menulis narasinya di komputer.

Hari ini mereka asyik bermain dan belajar mandiri setelah sibuk menjalankan berbagai kegiatan pada hari Minggu. Banyak sekali inisiatif yang muncul pada hari kemarin. Gita, Wina dan Iyen memfasilitasi teman-temannya untuk menyusun rencana peringatan HUT Kemerdekaan RI. Lebih dari 17 macam lomba masuk dalam daftar rencana lomba yang mereka susun bersama. Nita yang biasanya antusias terlihat lemas hari itu. Nampaknya jalan pagi ke GASIBU membuatnya kelelahan. Lama setelah diajak bicara dari hati ke hati, Nita kembali bermain. Dia menambahkan beberapa lomba dalam daftar yang dibuat teman-temannya.
"Hai, ternyata ada juga yang berinisiatif meneruskan proses daur ulang kita!" Seru Ova saat melihat Tyas dan Siti asyik mengaduk-aduk baskom berisi bubur kertas.
Tak lama kemudian teman-temannya bergabung melanjutkan proses daur ulang. "Wah, bagaimana dengan rencana lomba kita?" Wina bertanya sambil menatap wajahku. "Ayo kita lanjutkan dengan melengkapi daftar barang dan bahan yang diperlukan untuk setiap lomba!' seru Gita sambil bergegas kedalam melanjutkan rencana lombanya.

Icha, Ami, Wita, Zakky dan Fitry kemudian bergabung dengan Tyas dan kawan-kawan.
"Wah, setahuku sebelum diratakan bubur kertas ini perlu dicampur lem fox dulu!" seru Zakky agak tertahan ketika melihat Tyas dan Siti meratakan bubur kertas diatas kotak kayu milik keluarga Tyas. " Ayo dong jelaskan selengkapnya Zak!" kata Ova. Zakky pun kemudian menjelaskan proses daur ulang kepada teman-temannya. Tidak lama kemudian terlihat Ova menggunakan sepeda mencarikan lem fox. Iyen berinisiatif membuat adonan dari tapioka untuk aci yang alami (katanya sih yang organik!) dibantu Om Dedi dan kawan-kawan lainnya. Lihatlah mereka malah keasyikan mencoreng wajah bergantian dengan tepung tapioka di warung barokah. Ah..anak-anak.


"Anak-anak, coba apa bedanya menjadi tukang pembuat kertas daur ulang dengan kalian?" tanyaku ketika melihat Zakky, Tyas dan teman-temannya asyik menambahkan lem fox yang dibeli Ova keatas hamparan bubur kertas."Coba buata adonan dengan campuran lem fox dan aci buatan Iyen!" seru Bu Rusi menambahkan. "Ayo Om Ova, temani anak-anak untuk membuat kertas daur ulang dengan berbagai komposisi!" seruku pada Ova. "Yen, gunakan sampah plastik bekas Aqua untuk mencampurkan adonan itu!" seru Om Dedi. Awalnya Iyen hanya mengambilkan 1 cangkir plastik Aqua tapi kemudian membawa sekarung cangkir Aqua hasil pemilahan sampah di Rumah KerLiP. Kutinggalkan para juara ini asyik bermain bersama Ova.
Apa ya aksi mereka berikutnya? Kita tunggu cerita langsung dari mereka.

Minggu, 02 Agustus 2009

Aksi Para Juara




If they can do that, then by golly I can too". They do not make people into followers, but into new leaders.(Holt, John. Teach Your Own, P.68)



"Ibu, ibu, Adek sekarang sudah bisa membaca An-Naas!" seru Icha sambil berlari dengan mukena membungkus tubuhnya diiringi Ami dan Wita di belakangnya. Qul a'uudzu birobbinnaas. Malikinnaas. Mingsyarril was waasil khonnaas. Alladzii yuwaswisufii shuduu rinnaas. Minal jinnati wannaas. Suara ketiganya bersahut-sahutan membacakan An Naas dengan fasih berkali-kali. Kupeluk ketiga juaraku hari ini dengan hati terharu. Icha terus melantunkan ayat-ayat tersebut sambil terengah-engah berlari menuju toilet. Alhamdulillah. Akhirnya si kecil Icha mulai menikmati indahnya belajar menghafal ayat-ayat suci Al Qur'an. "Ayo, berhenti dulu bacanya kalau mau pipis!"seruku. Saking semangatnya sambil tak kuat menahan pipis Icha memintaku membantu membuka celananya. Suasana magrib yang kurindukan mulai menghiasi rumah. Meski masih sering diingatkan setiap magrib ketiganya selalu pergi mengaji bersama anak-anak Dago Elos lainnya.

Bagaimana dengan aksi para juara kita hari ini. Seru deh. Iyen, Dini, Nita, Zakky dan Rizky yang sedang bergelung dengan selimut diatas karpet bergetar menahan dingin saat kubangunkan menjelang subuh. Mereka tidur beratapkan langit penuh bintang setelah menikmati nasi liwet, dadar telur, ikan asin dan lezatnya sambal buatan Bu Rusi. Malam minggu ini kami menikmati makan bersama di pelataran parkir depan rumah setelah menonton Ajian Semar. Wina, Siti dan Eki pulang ke rumah dijemput Ibunda Siti.Winda dan Sandi sudah ditunggu Bu Popon dan Pak Doni, orangtua mereka saat kami tiba di warung Barokah. Mereka sudah pulang sebelum makanan siap disantap bersama. "Ngga seseru minggu lalu ya,"kata Nita kepada teman-temannya. "Ayo kita nyalakan lilinnya biar terang!" kata Nita lagi. "Ngga ada koreknya nih,"sahut yang lain. "Kita nyalakan dengan api dari kompor gas saja," saran Bu Popon. Anak-anak mengerumuni dua lilin yang dipasang Om Dedi diatas kayu. "Eh, lilin meleleh ini perubahan apa ya?" pancingku pada anak-anak. "Perubahan fisika, bu!" seru Dini (15). "Apa itu perubahan fisika?" tanya anak lainnya. "Memang ada perubahan yang lainnya?" terdengar suara yang lainnya menimpali. Kulihat Ova datang dari rumah membawa ember berisi potongan kertas bekas untuk bahan daur ulang. Entah siapa yang menjawab diskusi kita jadi terkait dengan perbedaan perubahan fisika dan kimia. "Perbedaannya terlihat dari sisi kembali ke asal atau tidak!" jelas Fitry. "Nah sekarang kita lihat Om Ova!"seruku. "Apakah perubahan kimia atau perubahan fisika jika kertas bekas didaur ulang?" tanyaku. "Perubahan fisika, Bu. Kertas bekas tersebut kan tetap jadi kertas. Hanya dalam bentuk yang baru," jawab Dini. "apa yang terjadi kalau potongan kertas ini dibakar ya?" tanya Ova sambil membakar sepotong kertas diatas lilin. "Menghitam seperti arang lalu jadi abu!"seru anak-anak. "Wah kalau kertas dibakar ngga bisa kembali jadi kertas ya,"seru Fitry. "Sebentar, bagaimana jika abu kertas ini ditambahkan kedalam bubur kertas, apakah dia kembali jadi kertas?" Fitry bertanya."Bubur kertasnya sih pasti jadi kertas lagi, tap[i abunya tetap jadi abu yang tercampur dalam bubur kertas ini. "Siapa yang mau melanjutkan dengan CACT tentang perubahan fisika dan kimia?" tanyaku. Belum ada tanggapan. "Bagaimana Nita dan Tyas, sudah paham tentang perubahan fisika dan kimia?" tanyaku lagi. "Belum jelas Bu!" seru Tyas. "Iyen bantu menjelaskan ke Tyas dan Nita ya?" pintaku kewpada Yeni (15). Kudengar Iyen menjelaskan saat nasi liwet dihidangkan diatas kertas bungkus nasi oleh Om Dedi dan Bu Rusi. "Dengan proses daur ulang in, bisakah kita membuat kertas bungkus nasi?" tanya Tyas. "Kayaknya sulit dech!"seru Zakky sambil mendekati hidangan. "Ayo makan!"seru Bu Rusi. Kami pun menikmati lezatnya hidangan malam ini. Seperti malam minggu yang lalu, hidangan ini pun hasil urunan Rp 3.000 ditambah secangkir beras. Nita, Wina, Iyen, Siti menggoreng dadar telur ditemani Bu Rusi. Kali ini hidangan disiapkan di warung Barokah.
Lagu berbahasa Malaysia, Inggris, Indonesia dan Sunda meramaikan malam itu. Kami bergantian bernyanyi setelah makan bersama. Iyen yang diantar Om Dedi mengantarkan nasi liwet ke rumah Siti pun bergabung bersama.

Dingin dan kantuk menahanku, Nita, Iyen, Dini dan Rizky pergi ke masjid. Ba'da sholat subuh mereka kembali bergelung diatas karpet. Zakky kembali bergabung sepulangnya dari masjid. Pukul 5.30 kami berjalan kaki menyusuri jalan Dago menuju GASIBU. Ternyata capek juga ya. Rizky berkali-kali meminta berhenti untuk istirahat. AKu mengajak Rizky, Iyen, Nita dan Zakky mampir di ATM BCA. Rencananya sih mereka akan kuajak untuk menggunakan mesin Setoran Tunai BCA. Sayangnya alat tersebut tidak bisa digunakan. Kami pun kembali berjalan menyusuri jalan Teuku Umar ke arah Monumen Perjuangan Rakyat.
Ceritanya dilanjutkan nanti ya..Para Juara sudah menunggu untuk jalan pagi keliling Taman Budaya.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Senangnya bermain sambil belajar ya












Hari ini, anak-anak menyiapkan 'bakar-bakar' an. Eit..jangan ngeri ya...Ini kegiatan bermain sambil belajar memasak setiap hari Sabtu. Minggu lalu Nita, Iyen dan Siti datang ke kamarku untuk minta urunan yang diperlukan untuk membeli ikan dan beras. Nita asyik menghaluskan bumbu, temannya (siapa ya..kok lupa namanya) asyik mencuci ikan. Bu Rusirajin dan senang hati menemani mereka bermain dan belajar. Ada saja ide untuk mengisi kegiatan bersama anak-anak di Pesantren KerLiP. Teman-teman bisa melihat kegiatan hari Sabtu minggu itu. Wita dan Tyas asyik bermain komputer ditemani Iyen yang senang membaca buku. Ada juga Icha, Ami dan Sarah yang bolak-balik menghafal lagu dalam film Enchanted kesukaan mereka setelah menunjukkan hasil karya mereka hari ini. Kegiatan malam dilakukan setelah nonton Sangkuriang yang ternyata sudah dilaksanakan jam 14 dan akan dilanjutkan hari Minggu jam 8. Ayo lihat asyiknya anak-anak menyiapkan ikan yang dibakar diatas bara arang. Zakky, Rayhan, Fitry, rafi, Rizky bermain jempol-jempolan. Entah bagaimana permainan itu dilakukan sampai mereka asyik berjam-jam sambil teriak-teriak kegirangan. Siti yang penuh inisiatif mengajak Icha, Ami, dan yang lainnya baris-berbaris sambil meneriakkan yel-yel 'anak KerLiP' ciptaan mereka. Seru dech! Apalagi waktu Om Dedi menebar nasi liwet diatas 2 ponggol daun pisang yang didapatkan dari bawah oleh Nita dan kawan-kawan. Alhamdulillah...nikmatnya menyerbu ikan bakar, tempe dan tahu bacem, sambal dan nasi liwet lezat buatan Bu Rusi.

Pesantren KerLiP ini terbuka untuk siapapun keluarga peduli pendidikan yang memiliki anak usia sekolah. Sengaja dipersiapkan DKM Ar Rohim, anak-anak Dago Elos dan Rumah KerLiP untuk anak-anak jalanan yang masih berusaha didekati Pak Timbul dan relawan KerLiP. Kegiatan keberagamaan dilaksanakan dalam bimbingan DKM Ar Rohim bersama Ustadz-Ustadz Hafidz Qur'an dan Pak Timbul. Kegiatan bermain dan belajar keterampilan hidup menjadi tanggung jawab Ova sebagai Kordinator Rumah KerLiP. Zamzam menjadi mediator untuk mengampanyekan dan mengadvokasi perlindungan hak anak dalam keluarga dan komunitas. Rencananya kami akan membuka Pesantren Keterampilan pada 10 hari terakhir Ramadhan tahun ini. Terbuka untuk komunitas lintas agama untuk bermain dan belajar keterampilan hidup berdampingan dalam sebuah komunitas yang adil dan beradab (learning to live together).

Kegiatan hari ini pasti tak kalah seru..
Anak-anak sepakat untuk nonton Ajian Semar yang digelar pelajar SMAN 19 Bandung di Taman Budaya setelah mengaji, lalu menyiapkan makan malam bersama di depan warung Barokah-nya Bu Rusi dan Om Dedi. Minggu lalu diakhiri dengan tidur beratapkan langit penuh bintang di halaman parkir Rumah KerLiP Dago Elos. Duh senangnya. Tunggu ceritanya ya..
Page Rank Check,
HTML Web Counter